Curse 2 ~ Woman in White ~

11.5K 1.8K 272
                                    

Ugh... Kepalaku pusing...

Aku... Tak bisa bergerak...

Apa... Yang terjadi....

Apa... Aku masih hidup....

....

"Hidupmu sekarang menyatu denganku, (Full Name). Hahahahahaha!"

GASP!

Kau terbangun dengan keringat dingin dan raut wajah ketakutan. Kau disambut oleh cahaya terang lampu dan bau khas obat-obatan rumah sakit.

"Are... Kenapa aku bisa ada disini?"

Kau terbangun dari tidurmu dan menatap sekitar dengan perasaan linglung sekaligus terkejut. Kau ingat betul bahwa kau terjatuh dari jurang yang begitu curam dan ada nol persen bahwa kau masih bertahan hidup. Namun, entah kenapa kau melihat bahwa tubuhmu tak memiliki luka sedikit pun, apalagi bekas patah tulang yang parah.

Pintu ruangan tergeser, memperlihatkan ayah dan ibumu datang dengan raut wajah yang terkejut dan senang.

"Oh, anakku (Name)!" Ibumu menjadi pertama yang memeluk kamu setelah siuman. Kau terkejut dan melirik ibumu yang masih memelukmu.

"Kaa-san... Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanyamu masih dalam kondisi linglung.

"Kaho-chan memberitahu kami bahwa kau terjatuh dari jurang. Kami bergegas meminta bantuan SAR untuk mencarimu." Jawab ayahmu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ibumu yang paling panik dan syok ketika mendengar kamu terjatuh. Dia terus-terusan meminta SAR untuk mencarimu secepatnya." Lanjutnya.

Mendengar cerita ayahmu, tentu membuatmu bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi selama mereka mencarimu? Kenapa kau bisa bertahan hidup dalam kondisi yang sangat sehat setelah terjatuh?

"Lalu... Saat kalian menemukan aku... Bagaimana keadaanku saat itu?" Tanyamu kepada ibu dan ayah.

Ibumu merekah air matanya dan segera menceritakan perihal kondisimu saat ditemukan.

"Mereka bilang... Kondisimu dalam keadaan tidak sadar, kau mengalami patah tulang di bagian kaki kiri. Tapi syukurlah... Dokter bilang patah kakimu tidak parah, jadi kau bisa pulih kembali dalam 3 hari."

"Mereka juga bilang, kau mengalami cedera di bagian lutut kanan. Cederanya tidak begitu serius. Kami sungguh lega saat mendengar bahwa putri kami baik-baik saja meskipun mengalami luka ringan."

Mendengar jawaban dari ayah dan ibumu, kau terdiam seribu bahasa. Jurang itu terlalu tinggi dari tempat kamu berdiri sebelumnya, jika memang kamu hanya mengalami luka ringan itu rasanya sangat mustahil mengingat betapa curamnya jurang yang kau lihat bersama Kaho.

Lalu... Siapa yang menyelamatkan kamu dan melindungi kamu saat terjatuh itu?

"Ah, Nona (Surname) sudah sadar rupanya."

Tidak berselang lama, seorang dokter masuk ke dalam ruangan dan menyapa kamu, ayah, dan ibumu dengan senyuman yang ramah.

"Anda...." Kau kebingungan karena tak mengenal dokter itu sebelumnya.

"Ah, nama saya Fujikura. Anda bisa memanggil saya Fujikura-sensei." Dokter itu memperkenalkan dirinya dengan penuh sopan santun.

"Fujikura-sensei, terima kasih sudah merawat anak saya. Saya tidak tahu bagaimana caranya untuk membalas budi kepada anda...." Ibumu membungkuk sopan dan tersenyum canggung di hadapan Dokter Fujikura.

"Tidak perlu repot-repot, Nyonya. Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai dokter, saya hanya menerima pasien tanpa perlu pamrih." Dokter Fujikura dengan rendah hatinya tersenyum kepada ibumu.

Kau hanya bisa mendengarkan percakapan antara orang tuamu dan Dokter Fujikura. Kau berpikir lagi mengenai siapa orang yang sudah melindungimu dari curamnya jurang di pegunungan.

'Aku penasaran apakah dia adalah penjaga kuil itu....' Batinmu di dalam hati.

"(Name)?"

Lamunan kamu memudar saat ayahmu memanggilmu dan kau menoleh ke arahnya.

"Iya, Tou-san?"

"Tou-san dan Kaa-san mau kembali ke rumah. Apa kamu tidak apa-apa jika bermalam disini?"

Mendengar pertanyaan dari sang ayah, kau tersenyum dan mengangguk.

"Aku tidak apa-apa kok, Tou-san. Lagipula aku bisa menjaga diriku sendiri sampai pulih."

Meskipun orang tuamu masih terlihat khawatir, namun mereka tersenyum kepadamu dan ibumu mengelus kepalamu dengan penuh kasih sayang.

"Jaga dirimu baik-baik ya, sayang."

Kau mengangguk menanggapi ucapan ibumu. Mereka pun segera pergi dari kamar tersebut dan kembali ke rumah.

Kau terbaring kembali di kasur rumah sakit. Kau membayangkan bagaimana saat kamu terjatuh dari jurang tersebut, namun selebihnya kau tak bisa mengingat apapun. Kau memejamkan matamu dan mulai tertidur pulas.

-----------------------------------------

Ketika aku membuka mataku, aku sudah berada di sebuah dunia aneh dengan lantai berlapis air merah darah dan hutan dengan pepohonan yang aneh. Pepohonan itu memiliki bentuk yang melengkung dan akarnya yang tebal muncul diluar permukaan.

"Tempat apa ini...?"

Aku merasa kebingungan lagi. Bukankah tadi aku ada di ruang pasien tadi...? Kenapa sekarang aku ada di tempat aneh dan mencekam?

Ssstttt!

"Kyaa!"

U-uwaaa! K-kenapa ada ular putih berkeliaran?! A-apa mungkin tempat ini sebenarnya sarang ular putih?!

"Fufu...."

... Eh? Apa tadi aku barusan mendengar tawa seorang wanita?

Ular-ular putih itu kemudian melata mengikuti arah sang suara. Apa mungkin ular ini merupakan pemilik suara tawa itu...? Aku pun mengikuti gerakan para ular putih tersebut hingga aku sampai di sebuah pepohonan besar.

Pohon itu menjulang tinggi, mirip seperti pohon beringin. Hanya saja, aku dapat melihat ada sosok wanita membelakangi aku sambil memandang pohon tersebut.

Wanita itu memiliki warna rambut putih, dan pakaiannya... Seperti menyolok. Ia terlihat sedang mengelus para ular putihnya. Tentu... Itu membuatku sedikit ketakutan namun di sisi lain aku merasa penasaran dengan wanita berpakaian putih tersebut.

Kemudian... Wanita itu menoleh ke aku.

To be continued

Jujutsu Kaisen ~ 呪縛の隆盛呪怨 ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang