CHAPTER 2 : Leriazon Kingdom

44 3 6
                                    



Di tengah hutan gelap Leriazon, seorang gadis bersurai hitam sebahu menunggangi Cyborg Horse lemah.

Tubuhnya berkali-kali hampir ambruk di ambang kesadarannya.
Sesekali mengerang merasakan rasa sakit di seluruh tubuhnya, ia—Odila sekarat.

"Rionach, semua sudah diambang kehancuran." Batinnya, masih berusaha mempertahankan kesadaran.

Suasana hutan yang sunyi membuatnya masih bisa mendengar dentuman-dentuman bom hingga suara tembakan yang jauh disana.
Pikirannya kacau membayangkan jerit kesakitan orang-orang tidak bersalah.

Tak lama, ia menepuk kuda robot yang ia tunggangi setelah sampai di sebuah area yang lebih rimbun di hutan tersebut, menyuruhnya untuk berhenti.

"Tunggu disini, anak baik." Ucap Odila kepada kudanya itu.

Ia berjalan gontai menyusuri semak belukar tersebut, hingga tiba di sebuah area berbentuk lingkaran yang tertutup akar pohon oak yang menjulur disekitarnya.

Belum sempat ia memotong akar-akar tersebut, suara tembakan keras yang diiringi ringkikan kuda yang ia hapal menginterupsinya.

Odila yang panik, ia kembali berjalan mencari tahu apa yang terjadi.
Namun belum sampai, langkahnya terhenti ketika melihat Cyborg Horse kesayangannya hancur akibat tembakan laser pasukan Dark Leriazon yang ternyata berada disana.

"Sial !" Desisnya, yang kemudian bersusah payah berlari kembali ke area, untuk menggali; mencari pintu rahasia dibawah sana.

Derap langkah Odila terdengar oleh pasukan itu, hingga mereka menyadari dan mengejarnya.

"Sial ! Dimana pintunya ?!" Kesal Odila, berusaha mengerahkan kekuatannya namun sia-sia. Tubuhnya terlalu lemas, sulit untuk bergerak lebih cepat.

Tahu akan dirinya yang tidak akan berhasil menemukan pintu tersebut, ia pun memilih untuk berlari menghindari kejaran pasukan tersebut.

Belum sempat berlari lebih jauh, sebuah suara tembakan menghentikan langkahnya kemudian ia menjatuhkan diri, menghindari tembakan berikutnya.

Ia perlahan berusaha bangkit untuk kembali lari, namun geraknya terhenti ketika sepasang kaki besar berada tepat di hadapannya.

"Apa kau pasukan Rionach ?!" Tanya pria berpakaian serba hitam itu seraya menodongkan senjata laser tepat di kepala Odila.

Odila menggelengkan kepala lemah.

"Baik, kami harus memeriksa tubuhmu untuk memastikan."

"APA ?! Hey, yang benar saja !" Bentak Odila, tidak menyetujui.

"Woah ! Tenanglah ! Ini menyenangkan." Pria tersebut tertawa dengan tatapan melecehkan. "Lepas semua yang ada di tubuhnya !" Perintahnya, dan kemudian pasukan lainnya berjalan untuk menangkap Odila.

Namun Odila tidak tinggal diam.
Ia berjalan mundur, menjauh untuk sekedar mengulur waktu. "Apa memang semua pasukan Dark Leriazon suka melecehkan wanita ?" Tanyanya santai, mengalihkan perhatian.

"Hmm—ya, kami suka bersenang-senang." Jawab pria tersebut seraya mengendikkan bahunya.

Odila tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Aku suka bersenang-senang." Ucap Odila dengan nada arogan dan memasang tatapan menggoda. "Tapi, apa kalian yakin ? Di tempat ini ?"

"HA HA HA ! Tentu saja, ini menyenangkan."

Seraya mengalihkan perhatian pasukan itu, tangannya perlahan merogoh sebuah benda kecil yang berada di sela leg harness belt-nya.

"Mungkin saat ini aku terlihat payah." Odila menatap tanah yang ia pijak, tubuhnya sesekali goyah menahan rasa sakit. "Tapi aku adalah wanita yang tangguh." Celotehnya.

EurugiaWhere stories live. Discover now