DE - 01

998 208 254
                                    

·ꔛ·ꔛ·ꔛ·ꔛ·

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

·ꔛ·ꔛ·ꔛ·ꔛ·

Matahari mulai terbit, menampakan cahaya nya bagi seluruh umat manusia di muka bumi. Kala menggeram kecil, dia membuka mata perlahan, sambil mendudukkan diri di atas ranjang.

"Hoaammm~"

Kala menutup mulutnya ketika menguap. Pandangan kantuknya beralih pada jam dinding yang berdetak di depan matanya. Jam 7 pagi, ternyata sudah se-siang ini.

Kala beranjak turun dari ranjang, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh muka. Ia memperhatikan lamat-lamat wajah khas bangun tidurnya dengan malas. Mengapa bisa sembab begini?

"Kal? Kala?"

Kala menoleh kebelakang ketika seseorang menyerukan namanya dari balik pintu depan.

"Kala di kamar mandi, abang. Masuk aja."

Pintu terbuka, dan menampakkan James yang sepertinya baru saja selesai berolahraga.

Kala berjalan ke kamarnya kembali, lalu menatap James dengan raut bingungnya. Aneh sekali, James sangat berkeringat, tapi malah menuju kamarnya dan bukannya pergi mandi.

"Kenapa?"

Sebelum menjawab pertanyaan Kala, James mengusap kepala Kala dengan senyum yang menyertai bibir manisnya.

"Enggak, kirain kamu belum bangun." Jawab James jujur.

Dia melirik kesekitar situasi kamar Kala yang berantakan. Penuh kardus dan juga barang barang lainnya. Sepertinya, setelah berpindahan, Kala belum sempat merapikan kamarnya.

"Kamu belum beres-beres sedikitpun?"

Kala mengangguk sambil ikut menatap seisi kamarnya yang berantakan, "Kemarin aku kecapean. Jadi aja, langsung tidur." Kembali menatap kakak tertuanya, dia bertanya, "Memang abang udah beres-beres?"

"Udah dong. Lagian, barang abang ga terlalu banyak." Balasnya dengan senyum bangga.

Kala mencibir. Bisa-bisanya James membanggakan hal itu padanya.

Kini, ditengah pembicaraan Kala dan James, datanglah ayah dengan sebuah kantung berisi buah-buahan ditangannya. Ayah menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar Kala yang terbuka.

"Kalian sedang apa? Ayo sarapan." Ajak ayah.

Kala yang tertarik dengan jinjingan ayah, langsung menghampiri dengan wajah yang ceria. "Wah, apa itu buah? Ayo makan!"

DEEPER EXCEPT | Lee HeeseungWhere stories live. Discover now