"Chell? Kau sudah setengah jam di dalam sana!" serunya dari luar. "Keluarlah, Mama mau bicara!"

Kalau kalian mau tahu, ada dua hal yang tidak bisa Rachelle bantah. Pertama, kenyataan kalau Rachelle cantik sekali seperti afrodit. Kedua, tiap ucapan dari mamanya.

Maka dengan dengusan pelan, Rachelle menyahut balik, "Sebentar, Ma!"

Lima menit selepas sahutan itu mengudara dari bibir si titisan hawa, barulah Rachelle menghampiri mamanya yang duduk di sofa kamar. Wanita yang usianya sudah hampir kepala lima itu kelihatan anggun seperti biasa dengan gaun tidur warna krem, rambut bergelombang sebahu digerai, pokoknya vibes nyonya besar keluarga kaya sekali.

"Ada masalah apa? Tidak biasanya Mama mencariku malam-malam begini." Rachelle berdiri di depan mamanya dengan pandangan heran.

"Batalkanlah acara ke luar kota besok."

Meski bingung, tapi sejujurnya Rachelle senang karena ia tidak perlu capek-capek menengok rumah sakit cabang. Tapi kenapa, ya? Tidak biasanya Nyonya Yong yang terhormat membatalkan acara begitu. Sebab, Rachelle tahu mamanya tipe yang disiplin dan teliti terhadap segala sesuatu. Ini juga sebabnya Rachelle tidak bisa membantah ucapan mamanya.

"Kenapa tiba-tiba?" Rachelle akhirnya menyuarakan isi pikirannya.

Melipat tangan di depan dada, Nyonya Yong tampak ragu sebentar sebelum menjawab pertanyaan Rachelle. "Apa kau sudah dengar rumor yang beredar di kalangan para pemegang saham belakangan ini?"

"Belum, Ma."

Mendengar jawaban anak gadisnya, Nyonya Yong melanjutkan, "Ada rumor kalau kau memalsukan semua citra baikmu di depan publik. Selain itu, kau juga menyendiri dari kehidupan sosial kalangan atas."

Ah, itu rupanya. Kalau yang satu itu, Rachelle sudah dengar, sih. Ia pikir itu cuma rumor biasa dan tidak akan menyinggung mamanya, tapi nyatanya Nyonya Yong tetap bertindak. Menyadari sesuatu, Rachelle langsung panik. Jangan-jangan ... tidak mungkin 'kan, mamanya akan memerintahkan Rachelle melakukan hal yang paling ia hindari selama ini?

"Datanglah ke acara ulang tahun pernikahan putra Pimpinan Kim."

Sial sial sial, ternyata memang betul mamanya memerintahkan hal itu.

Rachelle menghela napas. Tahu betul kalau mamanya tidak boleh ditolak, tapi masa Rachelle harus datang ke sana? Tahu tidak, Rachelle tidak betah ada di acara begitu. Alasannya? Rahasia dulu, deh.

"Apa aku serius harus datang ke sana, Ma?"

Tanpa menjawab dengan ucapan, Nyonya Yong justru menatap tajam ke arah putri semata wayangnya. Saat itu juga Rachelle bisa menyimpulkan kalau ia memang harus datang. Sudah tidak bisa menghindar lagi.

"Baiklah, aku akan datang ke sana," ucapnya final, kendati sejujurnya ia benaran enggan.

Selepas dengar jawaban dari putrinya, Nyonya Yong berdiri, bersiap pergi dari sana. "Acaranya jam tujuh malam sampai kira-kira jam sembilan. Jangan pulang lebih dulu." Ia kemudian mengelus pipi Rachelle. "Mama tahu kau tidak suka hal seperti itu, tapi Rachelle-a, bukankah kau harus bersosialisasi dengan mereka? Cuma sekali-sekali, kok. Hmm?"

Rachelle mengangguk. "Baik, Ma."

Senyuman mulai terbit di wajah Nyonya Yong. "Dress code-nya merah, nanti biar Mama yang siapkan semua. Kau tinggal bersiap dan berangkat," katanya untuk terakhir kali sebelum benaran pergi dari sana.

Gaun megah berwarna merah itu sudah melekat di tubuh Rachelle sedari beberapa menit lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gaun megah berwarna merah itu sudah melekat di tubuh Rachelle sedari beberapa menit lalu. Kakinya dibalut high heels senada, sementara lehernya dihias kalung berlian yang tak kalah cantik menunjang penampilannya. Surai madu Rachelle digelung dengan menyisakan sedikit anak-anak rambut yang tidak mau bergabung dengan rambut lainnya. Pokoknya, Rachelle ketika turun dari mobil dan menapaki karpet merah pesta hari itu, sudah bisa dibilang jadi yang tercantik di sana.

Oh, ralat. Mungkin bukan. Pasalnya, bersamaan dengan ia yang mulai berjalan ke dalam gedung, seseorang juga berjalan di belakangnya. Sebelum itu Rachelle sempat melirik dan rupanya memang benaran cantik seperti afrodit. Sialan, bisa-bisanya seorang Yong Rachelle kalah cantik.

Rachelle tidak tahu siapa identitas perempuan yang ada di belakangnya tadi. Ia benaran tidak pernah datang ke acara seperti ini, jadi kenalannya juga tidak begitu banyak. Yang ia tahu paling hanya orang-orang yang punya urusan bisnis dengannya, atau beberapa tokoh terkenal.

Bisik-bisik langsung terdengar ketika presensi Rachelle dan perempuan tadi memasuki gedung pesta. Ramai sekali, sepertinya para tamu sudah mulai berdatangan sejak tadi. Dekorasi pesta itu terbilang mewah, sangat malah. Ada ukiran es, lampu-lampu gantung, dan beberapa ornamen lain.

"Bukankah itu Han Taera?"

"Apa? Putri tunggal keluarga Han? Jarang-jarang dia datang ke acara begini."

"Gila, putri tunggal keluarga Han cantik sekali, seperti dewi."

"Tapi siapa gadis yang di depannya?"

"Hei, itu bukannya Rachelle Yong? Direktur YS Medical Center!"

"Serius? Ini pertama kalinya aku melihat dia di acara seperti ini."

"Mereka berdua cantik sekali!"

Rachelle menghela napas jengah ketika rungunya tidak berhenti menangkap bisikan dari orang-orang. Ada yang bisik-bisik kaget, memuji, bahkan mencela sebab rumor yang beredar baru-baru itu.

"Apa ini pertama kalinya kau datang ke acara seperti ini?" Tiba-tiba, perempuan yang sedari tadi berada di belakang Rachelle bicara pada gadis itu.

Meski bingung karena diajak bicara tiba-tiba, tapi Rachelle tetap menjawab dengan senyum tipis demi menjaga citranya. "Anda benar, Nona ...?" Rachelle menggantung ucapannya sebab tidak tahu nama perempuan itu.

Yang diajak bicara terkekeh kecil. Asli, ia memang cantik sekali seperti dewi. "Aku Taera. Han Taera. Putri tunggal keluarga Han pemilik Han Medical Center."

Refleks, Rachelle membulatkan matanya sedikit. Terkejut karena rupanya, perempuan itu adalah anak tunggal musuh perusahaannya. "Ah, kalau begitu kenalkan, aku Rachelle Yong. Kau pasti sudah banyak dengar tentangku," ucapnya ditambah senyuman manis yang dipalsukan.

Taera membalas senyuman Rachelle. "Tentu. Sebuah kehormatan bisa bicara langsung dengan Nona Yong yang diagung-agungkan. Salam kenal."

Sambil melirik sekitar diam-diam, Rachelle terus memaksa senyumannya. Faktor pertama Rachelle tidak suka datang ke pesta sudah ia putuskan. Pesta seperti itu sudah pasti dipenuhi ular yang lidahnya bercabang.

[]

Santai dulu hyung, msh awal awal.

Aphrodite : Behind The Mask Where stories live. Discover now