O9

98 20 0
                                    

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Nyonya Yong boleh jadi terlihat seperti wanita banyak uang yang dingin dan tidak perhatian

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Nyonya Yong boleh jadi terlihat seperti wanita banyak uang yang dingin dan tidak perhatian. Namun, sejujurnya ia sangat peka pada hal-hal di sekelilingnya. Kendati perasaan wanita itu seringkali tidak ditunjukkan secara terang-terangan, tetap saja ia bisa merasakannya.

Beda dengan Rachelle yang dari dulu kurang pintar menyembunyikan kegelisahannya di depan sang ibu. Buktinya saat ini, si gadis Yong tampak tidak fokus saat makan pagi bersama ibunya. Rachelle beberapa kali terlihat melamun, ia juga makan lebih lama dari biasanya.

"Ada hal yang menganggumu?" Wanita Yong itu bicara di sela kegiatan makannya, hal yang sangat jarang terjadi sebab Nyonya Yong selalu mengedepankan aturannya soal jangan bicara saat sedang makan.

Rachelle mendongak, lantas tersenyum tipis guna menghalau rasa penasaran mamanya. "Ah, aku rasa aku hanya terlalu lelah, Ma."

"Kalau begitu nanti tidak usah ke kantor," balas mamanya yang langsung sebabkan dahi Rachelle timbul kerutan samar. Saat Rachelle hanya diam sambil mencerna kalimat sang mama, wanita itu kembali bicara seolah paham mengenai pemikiran putrinya. "Kau masih anak Mama, bukan cuma pekerja di kantorku. Istirahatlah untuk hari ini."

Nyonya Yong merapihkan alat makannya usai selesai menyantap sarapan pagi itu. Sepersekian sekon kemudian, ia berdiri dan berlalu dari hadapan Rachelle usai memperhatikan sekilas gadis Yong itu buat yang terakhir.

Rachelle menghela napas. Apa kecemasannya sebegitu ketara di mata sang mama? Kunyahan di mulut gadis itu dipercepat, sebab Rachelle tidak suka terlalu lama berada di meja makan itu sendirian. Tidak ada alasan khusus, Rachelle cuma tidak suka.

Selain itu, ia pikir waktu liburnya harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk melakukan sesuatu. Misal, menyelidiki kembali kasus di pesta malam itu. Rachelle tahu kalau masa lalu itu letaknya di belakang dan tidak seharusnya dibawa ke depan lagi. Namun, ia juga tidak bisa abai begitu saja saat sesuatu di masa lalu belum tuntas.

Pagi itu, ada dua hal yang tidak Yoongi sangka-sangka bakalan datang

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Pagi itu, ada dua hal yang tidak Yoongi sangka-sangka bakalan datang. Pertama, pemilik bangunan datang dan pamer kalau ia habis menang lotere, lalu bilang soal bulan ini Yoongi bisa bayar uang sewa dengan diskon lima puluh persen. Katanya, hitung-hitung merayakan keberuntungan si pemilik bangunan. Yogi sih, manut-manut saja. Toh, dia tidak rugi. Pas sekali dengan dompetnya yang belakangan nyaris menjelma jadi sarang laba-laba.

Kedua, Yoongi kedatangan sosok perempuan yang sudah lama sekali tidak bisa ia ajak bicara secara langsung.

"Han Taera?"

Sapaan lelaki itu membawa atensi Taera beralih pada Yoongi. Si gadis Han menyelesaikan kegiatan observasinya pada studio Yoongi, berniat ingin fokus bicara dengan teman lamanya itu. Ah, bisa disebut teman atau tidak, ya?

"Oh, hai!" Taera membalas sapaan Yoongi dengan senyum manis. Ya, masih senyuman yang sama seperti bertahun-tahun lalu. Tapi Yoongi tidak tahu makna dibaliknya itu apa.

"Kenapa Nona Muda keluarga Han repot-repot datang ke studio jelek ini?" Yoongi sepertinya tidak minat untuk basa-basi seperti lebih dulu tanya soal bagaimana kabar masing-masing dari mereka atau semacamnya. Toh, laki-laki itu bukan sosok yang pintar basa-basi.

Menyusul Yoongi duduk di sofa pada pusat ruangan itu, Taera lantas rilis jawabannya. "Astaga, kau masih sama kakunya seperti dulu," gurau gadis itu. Paham soal Yoongi yang tidak suka basa-basi, kalimat berikutnya langsung menyusul. "Aku cuma ingin berkunjung ke sini, tidak ada maksud khusus. Atau mungkin kalau ada---itu karena aku merindukanmu, Yoon."

Ew, Yoongi mual waktu mendengar kalimat terakhir itu.

Wanita sering kali bicara soal diberi harapan palsu oleh lelaki, ditinggalkan oleh lelaki, dibohongi, diselingkuhi, lalu berakhir mengecap lelaki sebagai mahkluk paling jahat. Oke, laki-laki memang terlahir seperti itu, sebab perasaannya tidak sekompleks perempuan, maka wajar kalau sulit membuat perempuan puas. Kalau yang bajingan sih, memang pantas dicap buruk.

Tapi hey, saat perempuan ular mengeluarkan bisa mereka, sumpah demi neptunus, itu lebih mengerikan. Yoongi pernah merasakannya, dan sialan sekali untuk fakta bahwa wanita di hadapannya saat ini adalah sang pelaku.

"Ah ... apa kau tidak sibuk?" Yoongi ingin membalas ketus, tapi ia bingung harus bicara apa. Jadi yang ia lakukan hanya katakan kalimat tadi sambil mengusap tengkuk pertanda canggung.

Taera tersenyum tipis. "Sepertinya kau masih kurang nyaman denganku, Yoon." Ia mengalihkan sorot matanya ke bawah. "Padahal dulu kita begitu dekat ...."

Ya, dan itu yang membuatku heran mengapa tidak sadar soal bisamu, dasar ular.

Yoongi benci mengenang masa lalu, sumpah. Tapi ia tidak tahu harus bagaimana menanggapi ocehan Taera. Jadi yang keluar dari labiumnya hanya kalimat, "Oh ... begitu? Aku tidak begitu ingat."

"Apa kau masih dekat dengan Sora?" Mendadak topik obrolan mereka berubah.

Kening Yoongi mengkerut, tapi lelaki itu tetap mengiyakan. "Iya, memang kenapa?"

"Ah, sepertinya ia sedang berada dalam musibah," kata Taera. Ada jeda selama kurang lebih nol koma dua puluh lima menit sebelum Taera melanjutkan, "Aku hanya khawatir kalau mungkin kau bakal terlibat." Di Akhir kalimat, Taera tersenyum seperti saat awal tadi.

"Apa maksudmu?" Entah sejak kapan munculnya, tapi saat itu tiba-tiba sudah ada suara lain menginterupsi, pemilik suara adalah Nona Yong yang terhormat.

Kening Yoongi semakin menunjukkan kerutan saat dapati presensi Rachelle. Ia kira, ia tidak akan bertemu dengan gadis gila itu lagi. Tapi nyatanya, sekarang Yoongi masih harus melihat Rachelle petentang-petenteng di hadapannya.

"Astaga, Nona Yong? Aku tidak menyangka bakal bertemu dengan Anda di sini." Seolah memanfaatkan Rachelle sebagai pengubah topik, Taera langsung mengalihkan atensinya begitu saja, sembari memberi penghormatan singkat.

Rachelle menyeringai. "Oh, begitu? Harusnya aku yang bilang begitu." Tungkainya dibawa lebih dekat pada Taera. "Buat apa anak yang belum berguna sepertimu malah main-main di tempat ini, hmm? Saat aku di posisimu, aku mati-matian berusaha agar Mama bisa membanggakanku ke koleganya. Tapi kau ...?"

Ia lantas menutup mulutnya sambil beri ekspresi kaget. "Astaga, kau cukup bebas rupanya, ya? Aku jadi iri."

Taera mempertahankan senyumnya seperti semula. "Justru karena Nona Yong adalah orang sibuk, aku kaget saat tahu kau datang ke sini." Pandangannya lalu beralih ke sosok Yoongi. "Sepertinya Tuan Min adalah orang yang sangat penting, ya?"

Yoongi hendak menjawab, tapi Rachelle sudah lebih dulu meraih lengan lelaki itu untuk digandeng. "Oh, apa aku tidak boleh sesekali menghabiskan waktu dengan kekasihku?"

Saat itu juga, senyuman Taera sedikit luntur. Gadis itu juga diam selama beberapa detik sebelum akhirnya putuskan meraih tas jinjing yang ia taruh di sofa, pertanda kalau ia akan pamit pergi.

"Ah, maaf. Aku tidak tahu soal hal itu," katanya. "Kalau begitu aku tidak akan menganggu."

Usai selesai berpamitan, si gadis Han berjalan ke luar studio. Senyumannya benaran luntur saat berhenti hadapi Yoongi dan Rachelle. Tas jinjing yang ada pada tangan kanannya sudah diremat cukup kencang.

"Oh, Rachelle Yong. Baiklah, kau boleh nikmati dulu semuanya sebelum hari itu tiba." 

[]
kira kira siapa penjahat di sini gais? salah satu, atau justru semuanya?

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Apr 08, 2021 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Aphrodite : Behind The Mask Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt