21 : broadcast

434 51 7
                                    

Pukul 9 pagi di sekolah Felix. Jam yang sudah pasti para murid sibuk belajar.

Namun tidak dengan seorang yang tengah berjalan santai di koridor.

Melewati kelas seseorang,terdiam sebentar di ambang pintu lalu mengacungkan jari tengah kepada seseorang yang juga menatapnya.

Kepada changbin. Membuat changbin terkejut namun berusaha menetral kan ekspresinya.

Seorang tadi berjalan kembali ke gedung sebelah,melewati lapangan voli sekolah bisa kita lihat disana sedang ada yang bermain voli.

Namun bukan itu tujuannya melainkan gedung B lantai 3.

Gedung di sekolah ini diberi nama dengan alphabet.

Merasa permen karetnya sudah tidak manis ia buang asal,meraih permen karet lain dari sakunya.

Sampai di tujuan. Tanpa mengetuk ia lansung masuk ke ruangan dengan tulisan 'brodcast room' .

Menyeringai sebentar lalu mengeluarkan flashdisk dari saku almamater sekolah nya.

Mengecek mic yang akan tersambung ke seluruh penjuru sekolah.

"Tes,tes ada ya?"

Seluruh penjuru sekolah terkejut. Suara yang tidak asing mengenai rungu nya apalagi Felix yang tengah sibuk melamun,sebenarnya Felix baru sembuh sekali namun ia bersikeras untuk sekolah.

"HALO ! Lee know in the building !" Ucap nya lagi sedikit berteriak membuat suara melengking ditelinga.

"Ahahaha maaf. Gimana belajarnya ? Semangat ya ! Tapi lebih semangat lagi kalo dengerin sesuatu" ujar Minho dengan nada ala pe radio mahir.

"Oke mari kita dengarkan" setelahnya Minho menekan tombol enter di laptop yang ada disisinya.

Bukan alunan musik menenangkan untuk belajar,melainkan

"Liat gue punya apa"

"woah! Baru beberapa hari jadi pacarnya dah megang blackcard aja"

"Dia mau rapat OSIS. Jadi gue bebas pake ni blackcard sama taehyung hahahaha"

"Duh salah pencet" ujar Minho ke arah mic dengan nada bersalah yang dibuat - buat.

"Ahahahhaha kalian menayakan siapa barusan? Jangan mengirim pesan kalian sedang belajar" ucap Minho kala handphone nya terus berdenting.

"Oke oke dia heejin,jeon heejin dari kelas sebelah kalo kata sepupu gue mah" ujar Minho.

Setelahnya pergi dari sana. Keluar dari gedung B ternyata orang - orang tengah mengobrol kan apa usng barusan ia bilang.

Ada juga yang menanyakan bagaimana matre nya heejin.

"Uang membutakan dia" balas Minho cepat tidak membuahkan ekspresi puas dari para penanya.

Disisi lain jeon heejin tengah mengumpat,seluruh kelas menatapnya bahkan guru yang sedang mengajar pun terkejut.

Tak lama terdengar bisikan-bisikan yang membicarakan nya.

"Berhenti ! Itu semua bohong" bentak heejin membuat guru yang mengajar pun terkejut.

"Yak ! Bohong darimana huh?" Bentak seseorang membuat atensi kelas beralih padanya.

Itu ryujin,orang yang merekam perbincangan heejin dan teman teman nya.

"Jadi kau yang merekam?" Tanya heejin berjalan mendekat ke arah ryujin.

Ryujin menatapnya sengit "jika iya... Kenapa? Takut?" Heejin menggeram tertahan.

"Jeon heejin ikut ibu ke ruang BK !"

Diruang BK,ibu heejin sudah ada disana dan entah kenapa Felix ditarik ke dalam masalah.

"Anak ku tidak mungkin seperti itu ! Kami punya uang tidak mungkin ia memeras orang lain" ujar ibu heejin.

Felix hanya diam di sofa sebrang ibu heejin. Tak tau berbuat apa.

Tok
Tok
Tok

"Masuk" ujar guru BK yang sedari tadi hanya menyimak.

Masuk lah Minho. Dengan wajah angkuh menatap tajam ke arah heejin yang tengah menangis sesegukan.

"Cih. Palsu" ujar Minho dingin membuat amarah ibu heejin memuncak "yak ! Apa orang tua mu tidak mengajarkan tatakrama?" Bentak ibu heejin.

Minho terkekeh "mengajarkan, namun orang tua ku tidak mengajarkan untuk memeras orang" balas minho membuat ibu heejin hampir saja menamparnya.

Ya,hampir. Karna Felix yang terkena tamparan itu.

"Kau memfitnah anak ku !" Bentak ibu heejin ke arah Felix.

Felix menunduk rasanya sesak.

"Lix ? Felix!" Minho panik mendudukan Felix di sofa ruang BK.

"Nafas pelan pelan" pada akhirnya Felix bernafas normal walau dadanya agak sakit .

"Nyonya kau membuat adikku kesakitan !" Bentak Minho membuat Felix terkejut padahal bentakan itu tak tertuju padanya.

"Ah maaf lix... Nyonya,anak mu sangat berdosa. Ia mengambil kebahagiaan Felix,memberi teror kepada Felix dan ia memeras kekasih Felix sekaligus merebut. Biadap"

Plak !

"Tamparan hanya karena malu atau mungkin tak bisa berkata lagi? Menyedihkan" baru saja ibu heejin akan menampar Minho kembali namun teriakan heejin membuat nya berhenti.

"Sudah cukup ma ! Hiks a-aku memaafkan mereka" Minho semakin marah.

"Apa ? Aku tidak punya salah padamu. Dasar wanita biadap. Sudah ada bukti masih mengelak" Minho menarik Felix lembut.

"Ini jika bukti nya masih kurang" Minho melempar map yang juyeon berikan lalu berlalu dari sana. Tenang di rumah masih ada yang asli.

"Bukti sudah terlalu banyak bu. Anda tidak bisa mengelak" ujar guru bk membuat ibu heejin menatap anaknya tajam.

"Urusi urusan mu sendiri mulai sekarang" ujarnya lalu pergi begitu saja.

"Nak heejin. Dengan berat hati kepala sekolah mengeluarkan mu" ujar guru bk tersebut kala menatap pesan yang dikirim kepala sekolah.

Minho membawa Felix ke arah rooftop. Disana di bangku kayu lapuk bisa Felix lihat punggung seseorang yang sangat Felix rindu.

"Temui dia" suruh Minho,Felix melangkah ragu 3 langkah lagi mungkin Felix sudah sampai namun seorang tersebut terlebih dahulu menoleh.

"Lix" ah Felix rindu suara ini.

"K-kak?" Changbin memeluk Felix. Menyalurkan rasa rindu nya.

"Maaf maaf maaf maaf maaf" changbin terus berucap membuat Felix merasa tak enak.

"Felix udah maafin kakak" ujar Felix namun masih belum membalas pelukan changbin.

"Maafin kakak. Kita mulai dari awal ya?"

"Maaf. Tapi Felix gak bisa" balas felix membuat changbin melonggarkan pelukannya.

"Tapi kenapa?"

Felix menunduk. Minho bahkan bingung kala jam tangan pendeteksi detak jantung Felix berbunyi nyaring.

Dalam hitungan detik Felix terjatuh kearah dekapan changbin.



















TBC
Hai-! Aku mau up book lagi. Boleh gak ? 👉👈
Tapi nanti deh kayaknya.
Masih tentang Changlix :)
Atau sekarang aja ? Dah ada 1 chap :)
Gimana dong?

Makasih yang udah baca dan vote
Iloveyou guys 💚

[✓] I LOVE YOU MY ICE | CHANGLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang