"Iya, kita mau jadi global group idol, itung-itung naikin derajat nama," tambah Jay memperkuat dusta.

Sunghoon menepuk jidat, merasa malu. Sunoo dan Jungwon berdiri di belakangnya, rada risih berhadapan dengan orang baru.

"Kakak sendiri, kenapa bisa di sini?" Tanya Jake, dia sedikit menaruh curiga.

"Cuma lewat doang, sih, alasannya privasi, nggak boleh diumbar ke orang, apalagi buat anak-anak bau kencur yang mohon-mohon minta dibetulin mobilnya yang mogok," ujarnya sibuk mengotak-atik lalu mengelap pelipis menggunakan punggung lengan.

Perkataan itu menyindir, Jay tampak tak terima. Heeseung menahan Jay tak membuat masalah menjadi rumit.

"Masih mending dia mau bantu," bisik Heeseung. Jay menghela napas, kepalan tangannya berangsur rileks.

"Jaga emosi lo, Jay Park." Sunghoon memperingatkan yang Jay balas dengan dengusan.

"Hahaha .... Bercanda kok, santai aja kali," cengirnya tak bersalah. "Udah selesai, coba dinyalain," katanya lagi sambil menutup kap mobil.

Jay ogah-ogahan berjalan. Butuh sekali memutar kunci, mesin kembali menyala dengan normal.

"Makasih, Kak, untuk bantuannya, kalau sempet ketemu lagi kita bakal balas kebaikan Om, eh! Paman, eh! Kakek, eh! Kakak! Kakak ganteng maksudnya, hehehe ...." kekeh Heeseung sebagai perwakilan, yang lainnya anteng duduk sambil melempar senyum. Sebagian, terpaksa.

"Iya, sama-sama." Dia memandang ke arah lain. Tepatnya terarah pada Si bule negara Kanguru.

"Hutan penuh misteri dan berbahaya, kalian harus hati-hati, ada banyak kejutan yang nggak terduga. Lagi, dalam suatu kelompok, di sini, akan terlihat sifat aslinya, yang egois atau memang benar-bernar tulus, siap-siap aja," ucapnya, kali ini dengan menatap Heeseung tak main-main.

"Ah, iya Kak, kita tahu kok." Rasanya ada yang mengganjal. Namun, Heeseung tak tahu apa itu.

"Daahhh, Kak!" seru Sunoo sembari melambaikan tangan dengan sukacita. Cukup lama hingga Jeep Kakak Ganteng tadi tak lagi tampak.

"Harusnya kita sediain obat bius, kita suntikkin ke Kak Sunoo biar anteng dikit," cerca Jungwon sinis.

"Jungwon punya dendam apa sih sama gue? Sini kita selesaikan pakai musyawarah," ujar Sunoo sedih. Bibirnya maju lima centi.

"Nggak apa-apa."

Heeseung yang siap dengan sabuk pengamannya menggelengkan kepala. "Niki kenapa? Kerasukan?" Tanyanya yang sadar, Sang Maknae tak sepecicilan biasanya.

Butuh waktu sesaat untuk Niki menjawab. "Aneh aja sama Kakak itu, lebih ke barang bawaannya sih yang aneh."

::VACATION::

"Gimana, Jake?"

"Okey, kita stay di sini."

Satu petak tanah. Cukup luas menampung tiga tenda, api anggun, dan peralatan bakar-bakaran. Yang utama, sekelilingnya pohon-pohon besar dan tumbuhan belukar, bisa mengurangi resiko kedatangan binatang liar.

"Semua turun, ambil barang masing-masing." Intrupsi Si tertua. Para maknae menurut tanpa bantahan.

"Kena! Jungwon jaga!" pekik Sunoo yang tiba-tiba menepuk pundak Jungwon. Cowok rubah itu lari kegirangan, ranselnya dibuang sembarangan.

"Curang!" Jungwon mengejar. Dua anak itu bermain ke sana-ke mari. Tawa melengking terbang ke udara. Berselang, berubah menjadi makian dan erangan.

"Yang Jungwon! TULANG LEHER GUE RAPUH LO CEKIK!"

"Rasain jurus cekikkan kambing alien!"

Ditengok, K.O. Lawannya top anggota Taekwondo, Sunoo tepar. Dia yang lebay, cuma dicekal di ketiak yang mana badan Jungwon lebih kecil darinya dan tenaga yang dikeluarkan nggak seberapa.

"Dasar, masa kecil kurang bahagia," ejek Jay tersenyum miring. Dia curi-curi pandang, sampingnya Sunghoon yang larut memotret gambar.

"Sunghoon jaga!"

"Apaan, sih?! Nggak usah pegang-pegang!" Sunghoon pergi sambil bergidik jijik.

Jay mau lari nggak jadi. Sesak dada memandang kawannya. "Daripada lo motoin daun mati, mending jadiin gue model aja! Lebih high class!"

"Nggak ada! Lo difoto, jelek dikit protesnya sampai tahun depan!" Tolak Sunghoon menghindari Jay yang ngotot.

"Biar gue bantu, Kak."

Melihat Heeseung yang kesusahan menurunkan barang, Niki tergerak hati. Dia letakkan ranselnya ke tanah. Namun, niat baiknya ditahan Heeseung cepat.

"Nggak usah, Kakak bisa sendiri kok, mending Niki istirahat aja, pasti capek 'kan? Ke sana gih," titah Heeseung sembari menggerakan dagu, menunjuk ke tempat berteduh Sunoo dan Jungwon.

"Beneran?"

"Iya, nggak apa-apa." Mengangguk meyakinkan.

Sebenarnya Niki ragu, tapi mau tak mau, dicoba berulang kalipun, akan berakhir sama. Dia membuang napas berat menggeret tas jumbonya, jalannya lunglai.

"Jake, bawa tuh sisanya, jangan kertas terus yang dipelototin!"

"Iya, bawel lo Kak! Mirip anjing gue!"

"Gue suruh Jungwon smackdown lo nanti."

Kaki Niki terus melangkah. Kecepatannya tetap sama. Tak kurang atau lebih. Kepalanya saja yang semakin menunduk. Memandangi tanah berumput dengan murung.

"Hah??"

Niki menganga dengan alis bertaut. Sekilas ia menyadari ada yang melintas di langit. Hewan bersayap, bukan burung. Tidak asing bagi Niki. Sering muncul di acara kartun televisi. Suka ditumpangi tokoh jahat. Itu fiksi, tapi yang dilihat Niki ini nyata.

::VACATION::

VACATION :: EnhypenWhere stories live. Discover now