O2::Asing

663 185 44
                                    

::VACATION::

"Uwooaahhh ..., udara segar!" Jay berkoar, otot-otot pinggangnya direnggangkan. Sementara ransel jumbo punya dia ditaruh di lantai berpapan kayu.

"Kalau nguap mulutnya ditutup, Kak, guenya nggak bisa bedain mana platipus mana Kak Jay," ejek Niki watados.

"Maknae nggak boleh songong sama Kakak tertua kedua! Ajarannya siapa, hah?!" Sengak Jay.

"Tuh, Kak Sunoo." Tunjuk Niki.

Sunoo sedang mengabadikan keindahan wajahnya yang laras dengan alam sekitar, kelopak matanya melebar. Nggak terima dituduh.

"Sembarangan!" sergahnya, "tapi emang bener, sih." Omongannya menciut. Dia cengengesan. Jay mencak-mencak duluan.

"Lah, kirain mirip biawak keracunan." Sunghoon menimpali. Dia turun dari kereta disusul Heeseung yang menggendong Jungwon. Anak itu belum sadarkan diri. Jake membantu membawakan barang mereka.

"Sunghoon mah gitu, fix gue marah." Jay mengerucutkan bibir.

"Dih, muka lo jelek, Kak." Niki kembali menghina.

"Nggak ada manis-manisnya, sepet." Sunoo mengikuti. Lensa kamera handphone-nya mengambil gambar.

"Beraninya keroyokan! Ayo sini maju, gue pites nggak tersisa!" Tantang Jay sambil menggulung lengan kaosnya.

"Udah, diem lo, nyinyir mulu." Sunghoon menengahi dengan menyelundupkan segepok roti ke mulut Jay. Bungkusnya sekalian.

"Nistain aja gue terus! Gue di mata kalian cuma serpihan berlian yang nggak guna!" Jay mendramatisir.

Sunghoon merotasikan mata, dia mengedarkan pandangan pada lokasi pemberhentian.
Sebuah halte kecil tua, suasananya tampak sepi dan asing. Seperti tak lagi terurus dan lama di-nonfungsikan, tetapi terasa sejuk sebab kehadiran rimbunnya pepohonan di tepi rel kereta. Hutan yang sangat lebat.

"Ini bener nggak ada orang? Cuma kita, doang??" Heeseung kebingungan. Dia berjalan menuju satu-satunya bangku kayu panjang di sana. Hati-hati mendudukkan Jungwon.

Nggak jauh berbeda, lainnya bertanya-tanya dalam diam.

"Tenang, bentar lagi banyak penumpang yang keluar, kita bisa tanya," ujar Jake tidak gelisah.

Nyatanya tak seorangpun yang turun, justru pintu masuk kereta tertutup. Perlahan bergerak dan melaju menembus jalur landasan dengan bunyi nyaring memekak telinga.

"Fix, kita ditipu," ucap Heeseung melongo menatap buntut kereta yang kian menjauh.

"Sekarang gimana Kak Jake?" Sunoo cemas. Rasa senangnya punya kesempatan bertemu idol-nya sirna. Tetep aja terkurung di wilayah asing, apalagi ini di pinggiran hutan dan pertama kali mereka kunjungi itu nggak enak.

"Iya, Niki nggak mau berubah jadi Tarzan, nanti kalau di jalan ketemu singa gimana? Eh, gak papa deh, 'kan ada Kak Jay, kita bisa jadiin dia seserahan," ujar Niki menyengir.

"Gue teroooss!" Jengkel Jay.

"Gimana Jake? Apa rencana lo?" Tanya Heeseung.

"Udah lama banget lo pikirin 'kan? Jangan sampai ngadat di tengah jalan." Sunghoon menimbrung.

VACATION :: EnhypenWhere stories live. Discover now