O1::Petuah

950 194 45
                                    

::VACATION::

09.17 am
Pagi menjelang siang, udara nggak terlalu panas. Stasiun kereta padat penumpang yang berlalu-lalang. Jake sarapan di rumah makan sekitaran stasiun. Barang bawaan yang superbanyak kebak di kaki kursi. Sambil gigi mengunyah, jari lentiknya lihai menekan layar handphone. Group chat squad-nya ricuh akibat balasan heboh penunggu grup.

Kesimpulan:
Jay 200m lagi sampai.
Heeseung, Jungwon kejebak lampu merah.
Sunghoon di tempat parkiran pom bensin.
Sunoo beli minum sama tisu.
Niki panggilan alam. Lokasi toilet pom bensin.

"Nyai Jay dateng." Bulu kudu Jake meremang. Tampak jauh di kerumunan orang-orang, cowok berkaos hijau neon paling mencolok mata.

Jay berkacamata surya, sok tebar pesona. Carrier besar menggantung di punggung dan bungkusan plastik supermarket ditenteng. Topi jerami dipakai elegan, alas kaki sandal gunung. Jake nggak salah orang'kan?

"Maaf, Bapak siapa, ya?"

"Kebalik kurap, harusnya gue yang pura-pura nggak kenal lo," dengus Jay begitu dekat dengan meja Jake. Letak kacamatanya berpindah, diselipkan pada lingkar leher baju.

"Kita mau liburan, bukan nge-cosplay jadi jamet pantai," cerca Jake sembari mengamati penampilan kawannya dari ujung kuku hingga pucuk ubun-ubun.

"Ck!" Jay syak hati. "Ini, nih, anak ketinggalan zaman nggak kenal fashion kekinian."

"Sorry, nunggu lama, ya?" Ayah anak (Heeseung-Jungwon) di bibir pintu masuk rumah makan, melambaikan tangan cukup mempermalukan derajat diri.

"Mereka couple-an?" Jake syok.

Ingatan Jay berputar ke masa lampau. "AH, IYA! Kemarin mereka sempet belanja di Distro milik gue, katanya biar tali hubungan bapak dan anak mereka awet dan langgeng sampai akhir hayat," beber Jay tentang jawaban mereka saat ditanya apa alasannya beli kemeja sama persis.

"Jadi, sebenarnya kita mau kemana?"

Pertanyaan Niki mengawali pembincangan. Anggota lengkap, mereka tengah mengecap makanan sambil menunggu jadwal keberangkatan kereta. Sunoo yang terakhir. Lari tergopoh-gopoh, tangan kewalahan memboyong bingkisan. Isinya bukan lagi minuman sama tisu, chiki sekerabatnya ikut diborong.
Walau lumutan nunggu Niki menuntaskan semedinya, Sunghoon sabar. Sampai di lokasi janjian, cekatan menyambar bangku lalu memejam mata.

"Bener, tujuan nggak jelas, jangan bilang lo mau nyulik kita jauh ke pedalaman gunung dan jual organ dalam kita ke pasar gelap." Heeseung menyipit curiga.

"Nggak." Jake berwajah kecut. Kakaknya itu terlalu berpikiran sejauh 5000km dari nalar manusia biasa.

"Terus?" Jungwon menagih pernyataan. Sisanya menuding dengan tatapan menuntut.

Intruksi Jake meminta mereka menyiapkan benda-benda yang ada di-list. Untuk destinasi yang dituju, Jake tidak memberitahu. Biar Surprise, tulisnya di grup massage. Tentu penasaran, dan sekarang penjelasan sangat mereka perlukan.

"Ransel gunung, tenda, makanan instan untuk tiga hari ke depan, jaket tebal, kantung tidur ...." Sunghoon mengabsen satu-satu barang bawaan.

"Kemah?!? Kita mau kemah?!?" Sunoo berteriak. Teriakan kencang nggak ada merdu.

Senyum Jake mengembang. "Yupz, kita kemah, di tengah hutan belantara, sambil ...." Sesuatu dikeluarkannya dari belahan jaket. Itu kertas, kertas kulit kusam yang Jake bawa tempo hari.

VACATION :: EnhypenWhere stories live. Discover now