"Lex, Joko, gue nih, buka pintunya dong." Kataku sambil mengetuk pelan.

Gak lama Alex yang bertelanjang dada dan memakai celana pendek mengintip.

"Eh Mas, waduh, nanti dulu Mas, ngapain kesini pagi-pagi, bentar Mas, eh Bangun-bangun, Mas Juandre di depan."

Pintu-pun dibuka, aku masuk kamar, Alex mengambil kaos, dan Joko merapikan tempat tidur. Untuk ukuran kostan, kamar yang ada di sini lumayan besar, bukan kamar petakkan pada umumnya, di kostan sini masih ada space antara kasur, lemari dan rak tv.

Ada yang menggangguku dari awal aku tiba di kamar ini, ada suara orang mandi di kamar mandi, pikirku paling Ari, anak kamar sebelah nginep di sini selesai main PS.

"Mau sarapan Mas? Tumben pagi-pagi kesini? Duta gak diajak?" Tanya Joko masih sambil bersih2 kamar.

"Udah, gue udah minta Mang Asep beliin bubur tadi, enggak, lagi ada Disa di rumah Jok."

Pintu kamar mandi terbuka, ada wanita yang baru selesai mandi, anjing nih anak berdua abis threesome?

Alex dan Joko cuma cengar cengir melihatku kaget ada wanita di ruangan ini.

"Wah lu berdua ya, kata Mang Asep maen PS."

"Hehehe kenalin Mas, Arga, Arga, ini Bos kita di kantor, Juandre."

"Hai Mas Juan, aku Arga." Sambil menjulurkan tangan untuk salaman.

"Juandre Arkham" Membalas salamannya.

Aku gak nanya mereka berdua kenal Arga dimana, tapi yang jelas kalau aku tafsir, Arga bukan wanita Open BO, karena perawakkannya terlalu cantik, rambutnya cokelat, bulu matanya lentik, sifatnya juga kalem, bukan serampangan.

"Nanti aja pulangnya Ga, masih pagi, sarapan dulu sama kita" Kata Alex.

"Oke" Arga pun duduk di kasur dan menguncir rambutnya.

"Saya kayanya tau nih Mas, kenapa pagi-pagi Mas Juan ke sini? Ada Barra ya?" Tanya Alex.

"Iya, makin anjinglah itu orang." Aku menceritakan semuanya kepada Alex, Joko dan Arga.

"Buset Mbak Monic ngasih cuma-cuma itu 30 juta cuma buat beli Nmax Mas?" Tanya Joko.

"Ya iya, gue mau protes gimana, orang duitnya udah diambil dari brankas. Ya lu pada tau kan gue selalu kalah kalo udah urusan soal beginian?"

"Sory, Aku boleh kasih pendapat gak?" Kata Arga

"Boleh" Jawabku

"Harusnya Mas Juan ceraikan Istrinya."

Kami bertiga langsung saling melihat, kaget dengan pendapat Arga. Alex yang merasa tidak enak, langsung meluruskan omongan Arga.

"Ya gak gitu jugalah Ga, nikah masa gampang banget cerai?"

"Buat apa lagi? Nikah bukannya buat bahagia ya, bukan nambah beban?"

"Gak bisa" Jawabku "Nikah itu semua pada awalnya ingin bahagia, tapi semua gak mudah, ada beberapa yang harus ditawar, dipertimbangkan, apalagi kalo udah punya anak."

"If I get married, I want to be very married." Kata Arga. "Mas Juan udah merasa Istrinya bisa jadi tempat berlabuh dan membagi semua momen dalam bahtera rumah tangga gak? Bisa gak Mas Juan berbagi bahagia? Sakit? Lelah? Atau bahkan, Mas Juan saat ini ngeliat gak kalo Istrinya itu Masa Depan? Nikah kan bukan cuma Akad, Jodoh juga belum tentu didapet dari siapa yang kita miliki sekarang."

Aku terdiam.

"Buatku ya Mas, ada 5 hal yang biasa disepelekan dalam pernikahan, yang pertama adalah masalah keluarga pasangan, kalo Mas Juandre gak mampu menyelesaikan yang pertama ini, kedepannya akan susah Mas apalagi kalo denger cerita Mas barusan, Istrinya gak bisa mendengarkan keluh kesah Mas, pasti Mas selalu merasa sendirian atau bahkan terpojok"

Aku masih terdiam.

"Yang kedua, lupa memperhatikan pasangan, perhatian juga bisa menjadi risih kalo terlalu berlebihan, ini harusnya masih bisa dibicarakan empat mata, momennya sebaiknya habis melakukan hubungan sex, agar lebih rilex."

Mang Asep datang membawa bubur, Mang Asep membeli 5 ternyata, dia tau ada Arga di kamar ini. Aku mempersilahkan semua untuk sambil sarapan.

"Yang ketiga mas, Meninggikan ego dalam sebuah perbedaan, buat apa nikah kalo masih perhitungan menang-kalah?"

"Yang keempat, yang Mas Juan lakuin sekarang ini ke kita semua, mengumbar-umbar kehidupan pribadi, kalo aku jadi Istri Mas, aku akan suruh Mas bicara apapun kepadaku, lalu diam di luar sana."

Aku semakin terdiam.

"Yang terakhir, Perbedaan kebiasaan, menikah buatku menyatukan dua masa lalu menjadi satu. Gak perlu berubah jadi orang lain, ada hal yang mungkin Istri Mas gak suka dari Mas, atau ada kebiasaan yang Istri Mas yang gak Mas suka, semua wajar, gak perlu berubah, saling paham aja, menikah bukan untuk mmbentuk orang menjadi yang kita inginkan. Tapi menerima orang yang memiliki kehidupan yang mungkin berbeda dari pola hidup kita sebelumnya.

Gila ini cewek. Habis aku ditelanjangi, Dia cerdas. Aku bahkan tidak berani membayangkan hal-hal yang porno seperti saat awal aku melihat dia keluar dari kamar mandi. Dan aku yakin, Alex dan Joko pasti gak Threesome. Mana mungkin Arga mau kalo melihat isi omongannya saat ini.

"Oke, tapi cerai belum jadi opsi gue saat ini sih?" Aku tidak bisa membantah hampir semua omongan Arga. Karena hampir semuanya sedang aku alami.

"Itu kembali lagi ke Mas Juan sih, tapi kalo aku yang terjebak di pernikahan Toxic begitu, aku pasti gugat cerai."

"Emmm oke oke, obrolannya nyeremin ya?" Kata Alex mencoba mencairkan suasana. "Yuk kita sarapan yuk"

Suasana menjadi hening dan sepi sekali, hanya ada jokes-jokes receh dari Joko dan Alex, aku tidak bisa tertawa lepas, semua omongan Arga menghantamku habis-habisan. Tak lama sebelum Adzan Dzuhur tiba, Arga izin pamit pulang.

Setelah Arga tidak ada, Alex dan Joko menjelaskan Arga itu siapa, Arga Furry Wulandari, wanita yang ditemui mereka di beer garden tadi malam. Mereka bisa kenal karena awalnya Alex match dengannya di aplikasi Tinder. Lalu mengajak ketemuan. Karena terlalu malam, Arga minta izin menginap di kostan Alex dan Joko, ekspektasi Alex dan Joko memang merasa Arga ini bisa menjadi guling hidup, tapi ternyata salah, Arga langsung bilang kalo dia bukan cewek yang bisa diajak ML gitu aja, 20Juta kalo mau maksa ML, dan 50 juta kalau mau Threesome. Kalo Alex atau Joko kedapatan melakukan colongan  saat Arga tidur, Arga tidak segan-segan melaporkan ke polisi.

Tapi ya memang dasar laki-laki, saat Arga tidur, Alex dan Joko colongan memfoto Arga. Fotonya lagi tidur aja bisa bikin dua anak ini bahagia lahir batin dalam celana.

"Mau maen PS Mas?" Joko menawarkan.

"Boleh deh, biar gak suntuk"

Joko menyalakan PS4 yang dibeli patungan denganku dan Alex. Kami bermain eFootball 2020. Menghabiskan hari Sabtu-ku bersama Alex dan Joko tidak terlalu buruk. Kalau ini Weekdays, aku pasti hubungi Ayu untuk kembali mencoba numpang mandi ke Apartemennya.














SI KEDUA [SELESAI]Where stories live. Discover now