Prologue

1K 58 3
                                    

(Prologue disesuaikan ulang ketiga pada tanggal 04 Juni 2023)

(Bonus Part Anicraft dan Bonus AU McAnimID telah saya draft pada tanggal 24 Juni 2023)



     "AKU tidak pernah mengerti... arti McAnimID untuknya..."

     Membayangkan untaian tali yang melingkar di antara warna kelabu. Menganyam menjadi jalannya kenangan. Mengalirkan percikan kecil dari air terjun waktu. Saling ikat, saling berdampingan, beruraian di atas kanvas hitam. Terkadang harus diputus dan dihubungkan kembali. Seperti itulah kenangan. Atau setidaknya, seperti itu lah bingkai waktu berjalan bagi kami dalam kendalinya.

     Aku termenung menyusuri pantai berpasir putih. Bola matahari separuh jalan menuju tidurnya, telah memeluk lautan luas. Angin laut sore berhembus terasa dingin menusuk kulit. Debur ombak menerpa bebatuan karang, bergulung-gulung menyapu butiran pasir putih.

     Sejenak, aku menyadari ada satu hal yang menghilang dari pemandangan menakjubkan ini. Bukan hilangnya kicauan seekor burung camar, bukan hilangnya gugusan pohon kelapa, bukan hilangnya percikan ombak, dan bukan pula hilangnya deretan awan yang menghiasi langit jingga. Aku menatap ujung tebing tepat terduduknya dirinya. Tidak ada seorang pun di sana.

     Aku pergi ke sebuah ruangan besar dengan puluhan meja. Kertas dan dokumen berserakan di sana-sini, lupa dirapikan. Puluhan meja itu kosong, tidak ada satu pun orang yang mendudukinya. Lampu di langit-langit ruangan menyala redup. 

     Lengang, seakan memang tidak ada yang pernah hidup. Namun, samar-samar kudengar suara tertawa. Kudengar langkah tiga orang yang bermain kejar-kejaran, memutari deretan meja. Di sudut ruangan kudengar suara berberapa orang mengobrol bersama, membicarakan topik seru.

     Bayangan orang-orang menghantuiku di setiap langkah kakiku. Wajah-wajah bahagia terlukis di bayangan itu. Bahkan aku melihat bayanganku sendiri yang tengah duduk di samping mereka. Satu bayangan tanpa warna. Sepasang mata biru laut. Membuatku hanya bisa menunduk meratapinya.

     Bayangan-bayangan itu menghilang, meninggalkan rasa pedih di hati. Seperti angin yang menggulungkan ombak. Menyebarkan binarnya hingga menggapai pasir. Bagai gambaran, hanya terpisah garis pemotong. Dalang di balik runtuhnya sang koloseum putih.  Akan kujaga mereka, bahkan jika hanya tersisa puing-puing yang tak berarti.

     Satu bayangan yang memilih diam membeku dengan perasaannya sendiri. Dalam hatinya, dia memutuskan rantai yang membungkamnya lantas menjauh meninggalkan kelamnya masa lalu dari benang merah. Dan ketika tangannya meraih apel itu, tanpa sadar sebuah kristal menetes dari matanya yang berawan.

     "Dia yang telah membuat saya berada di sini. Namun, dia merenggutnya kembali begitu saja. Jika dia hanya ingin memainkan saya sebagai kreasi kecilnya, mengapa dia harus membuatnya begitu sakit?! Saya tidak pernah menginginkan emosi itu! Saya tidak pernah menginginkan dihidupkan oleh dirinya!"

     Sekarang, dia memandang apel emas yang sama, dari kenangan yang sama, dan dari tangan yang sama. Dengan air mata sendu yang tak terbendung. Menatap terjalnya bebatuan tebing di senja yang muram. Terus terisak, tak menerima takdir yang telah terjadi. Lantas semuanya, berakhir dengan seruan yang menggema di sepanjang dunia kelabu.

     Dunia ini begitu kompleks. Rasanya seperti berada di dalam komputer 'kan?

"JAWAB SAYA, KREATOR!"

└─────▬Ƹ § Ʒ▬─────┘

McAnimID [Golden Apple]Where stories live. Discover now