Special Chapter - One Million Subscribers

334 29 1
                                    

(Isi keseluruhan chapter ini hanya kerandoman otak saya sebagai ucapan selamat dadakan untuk McAnimID. Mohon jangan dianggap terlalu serius :"D)


TIDAK ada hal menarik (lagi) di pagi yang tenang ini. Aku masih ingat saat itu tanggal 16 Agustus. Unik memang, itu sehari sebelum hari kemerdekaan. Tebak, kami terlalu sibuk dengan proyek animasi 17 Agustus nanti hingga tidak menyadari hal itu. Sebuah kejutan tiba-tiba muncul di saat yang tak terduga.

"Ris, ke sini bentar." Aku mengetuk jemariku, memberi kode. Faris menghampiriku. Dia menjelaskan berberapa hal yang perlu kuperbaiki sejenak setelah memperhatikan layar monitorku.

Sisanya punya kesibukan yang sama. Urekan sibuk berseru di sana-sini, membuat suaranya menggema di seluruh sudut Ruang Kerja, Studio. Si perfeksionis itu tidak akan memberi kami celah untuk membuat jadwal dan daftar proyek kami kembali berantakan. Blane, SRCH, Randy, dan lainnya sibuk dengan monitor masing-masing. Sebenarnya tidak terlalu sibuk juga. Hari itu kami hanya perlu memperbaiki bagian akhir menjelang batas waktu, sisanya mengerjakan proyek lain.

Tidak ada satupun yang sadar. Kalian mengharapkan apa padaku yang bahkan lebih tidak memperhatikan? Kalau saja mereka tidak memberitahuku di kemudian waktu, bisa kujamin satu abad lagi aku baru menyadarinya.

Sejujurnya ada satu orang yang baru mengingatkan kami. Dia mengetahuinya sejak 6 bulan yang lalu. Bandingkan dia dengan kami yang tak tahu-menahu soal itu. Dan ini yang paling membuatku sebal karena orang yang kumaksud adalah...

"Urekan." Faris mengangkat tangannya.

"Napa? Roman napa lagi?" Urekan menghampiri mejaku dengan ekspresi galaknya. Aku menoleh bingung ke arah Faris. Eh? Apa aku melakukan kesalahan?

Faris merampas mouse milikku. Dia menarik kursor ke atas, menutup Blender3D-software animation. Aku menoleh tak mengerti. Faris membuka laman McAnim. Mudah menebak apa yang dia buka, grafik/statistik dinamika subscriber pada channel McAnimID.

Deg! Aku dan Urekan mematung di tempat. T-tunggu, kami tidak salah lihat bukan? Faris beranjak berdiri dari kursinya.

"Saya mau bikin teh dulu." Dia berjalan menjauh sembari menggaruk tengkuk lehernya. Kami menoleh patah-patah ke arahnya yang dengan santai pergi begitu saja meninggalkan kami.

"..." Urekan meraih pemukul kasti.

BONK! "AKH!" Satu benjolan besar di kepala Faris.

"REEKAN?!" Seisi studio heboh melihat Urekan yang mendadak memberi Faris satu bonk sebagai hadiah. Faris lantas berakhir mengenaskan di TKP. Dia tidak berpura-pura, terkapar betulan di lantai dengan hidung mimisan.

"MBIR! Bangun, Ris!"

"Apaan tadi?!"

"Liat ini!" Urekan mengangkat monitorku tinggi-tinggi. Aku sekarang jadi lebih khawatir kepada monitor itu daripada Faris.

Deg! Satu ruangan menjadi hening. Jangkrik seakan memenuhi ruangan. Namanya juga McAnim, keheningan itu tidak akan bertahan lama.

"KASIH TAU YANG LAIN!" Aru berseru.

"HAAAAAAAAAA!" Kepanikan menyelimuti ruangan. Mereka berlarian memberantaki ruangan. Meja dan kursi terguling. Lantai bergetar pelan seperti mengguncang lobi. Aku berusaha menghindari derap langkah mereka yang tergopoh-gopoh meninggalkan ruangan.

"Heh, terus ini proyeknya gimana?!" Aku berseru kepada mereka yang telah menghilang.

Sangat singkat kehebohan itu terjadi. Ruang Studio seketika kosong, menyisakan barang yang terguling di lantai. Aku termangu setelah menyaksikan mereka. Semudah itu melupakan proyek yang sedang kami kerjakan.

McAnimID [Golden Apple]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz