"Enggak, keluarnya kan t#i."

Yeonjun langsung berhenti motong buat menghela napas. "Capek gue sama elo tuh."

"Dek, lo gak mau nanya gue gitu?" tanya Yeonjun lagi.

Beomgyu ngelap tangannya sehabis nyunyi piring, terus noleh ke kakaknya. "Kakak kapan  mau move on dari tali puser?"

Sianying! Yeonjun udah siap mau ngelempar pisau buah ke adeknya kalau gak sadar pintu kamar mandi kebuka munculin papanya. Papa langsung ngelihatin anak-anaknya agak lama yang lagi—seolah-olah—sibuk sama kerjaannya masing-masing jadi gak saling tegur, baru masuk ke kamar buat ganti celana panjang.

Habis itu, Beomgyu menyusul ke ruangan depan sambil membawa melon yang sudah dipotong sama honey tea. Dilihat mejanya dipenuhi album foto yang terbuka.

Langkah Beomgyu membeku sejenak sebelum dia kembali mendekat perlahan dan bersimpuh guna meletakkan buah dan minum di meja.

"Mama ngapain nunjukkin album foto ke kak Soobin?" tanya Beomgyu, berusaha biasa saja meski kelihatan jelas kalau dia berpura-pura gak melihat album foto itu.

"Pengen aja." Mama menjawab tenang sambil merapihkan album foto dan menyisihkannya kembali ke dalam rak di belakangnya.

Beomgyu gak berkata apa-apa setelahnya. Juga enggak menanggapi tatapan Soobin yang mengarah padanya.

Gak lama kemudian, Papa muncul dan bergabung dengan kerumunan di ruangan depan setelah mengambil remot. Lantas duduk di sebelah istrinya.

"Kakak mana?" tanya Mama.

"Mandi." jawab Papa. "Mau nonton apa?"

"Drama." Mama menyebutkan salah satu judul agak antusias.

"Dih, masih nonton drama itu? Masih belum tamat aja." Beomgyu berlagak julid.

"Biarin, adek juga udah gede masih suka nonton kartun. Soobin, Beomgyu di asrama masih suka nonton gak?"

"Wah, sering Tante. Kalau saya main ke kamar, pasti dianggurin sama dia ditinggal nonton."

Cemberut Beomgyu menatap Mamanya dan Soobin bergantian. "Kalian kok komplotan?"

"Enggak ya, itu kan fakta." Mama menatap Soobin sambil tersenyum geli lantas mengusap-usap kepala Beomgyu yang masih cemberut. Tahu sih, sebenarnya kalau putranya itu cuman bertingkah.

Enggak lama kemudian, Yeonjun juga datang menyusul. Rambutnya masih agak basah.

"Dih, cepet amat mandinya. Dakinya masih nempel tuh."

"Berisik bocah." Yeonjun bersungut lantas kepalanya mengarah mencari tempat kosong untuk bergabung. Mulanya dia hendak duduk di sebelah adiknya, tapi Soobin lebih dulu merosot turun dari sofa dan duduk di samping Beomgyu.

"Ngapain turun? Di atas aja, biar gue di bawah." kata Yeonjun.

"Gak pa-pa kak."

"Kakak sini aja, biar bisa pijetin tangan Mama."

Yeonjun pun akhirnya duduk di tempat bekas Soobin sebelumnya di sebelah Mamanya.

Mereka menghabiskan waktu sambil bertukar cakap—seiring menonton drama juga. Suasana rumah itu ramai oleh tawa—dan tentunya juga dengan keributan 'kecil' yang nggak mungkin dilewatkan.

Sampai buah melon telah tandas bersisa garpu yang tertidur, gelas minum yang tandas, juga jarum jam yang semakin naik menunjuk angka yang semakin besar.

Yeonjun sudah kembali ke kamar duluan setelah menerima panggilan telepon. Mungkin urusan pekerjaan kalau ditilik dari cara bicaranya yang berbeda dan kebanyakan menyahut 'oke, oke,'.

Beomgyu juga sudah beberapa kali menguap, tapi masih bertahan di tempat. Padahal tubuhnya sudah separuh berbaring.

"Dek, tidur ke kamar gih bareng Soobin, udah malem." Mama menepok pelan bahu anaknya.

"Mager ma, udah pewe..."

"Cepetan bangun ah, kalau ketiduran di sini masa' Soobin yang ngegotong adek?"

Beomgyu gak langsung beranjak, tapi matanya jadi lebih melek menatap lampu di atas ruangan. Mikir.

Iya juga ya, kan gak mungkin Papa apalagi Mamanya yang ngegendong dia. Kalau minta kakaknya yang ada Beomgyu bukan dibangunin, digendong apalagi diseret, tapi ditendang biar gelinding sendiri masuk kamar.

Beomgyu langsung duduk tegak, terus menoleh ke Soobin.

Yang ditatap juga menoleh, balas menatap, terus senyum.

"Ayo ke kamar, kak." akhirnya Beomgyu beranjak yang disusul Soobin setelah berpamitan ke orangtua Beomgyu.

Sesampainya di kamar, Beomgyu langsung membentangkan kasur—dibantu Soobin tentunya—yang telah disiapkan.

"Adek!" terdengar lagi suara Mama begitu mereka selesai membentangkan kasur.

"Apa Ma?!"

"Cuci tangan sama gosok gigi dulu! Sama Soobin juga!"

"Iya!" terus Beomgyu nunjuk Soobin. "Mau bareng atau—?"

"Lo mau pipis atau apa dulu gak? Kalau iya duluan aja, dek." kata Soobin.

"Enggak sih, kakak?"

"Enggak juga."

"Ya udah, bareng aja biar cepet."

Mereka akhirnya menggosok gigi dan membasuh diri bersama.

"Mau langsung dimatiin lampunya atau nanti?" tanya Beomgyu sambil setengah menguap.

"Matiin aja sekalian."

Beomgyu langsung mematikan lampu dan melemparkan diri di kasurnya sambil menarik selimut. Sedangkan Soobin di kasur lipat di bawahnya.

Mereka gak bicara apa pun lagi. Soobin kira, Beomgyu sudah terlelap, jadi dia memainkan ponselnya dalam diam karena belum begitu mengantuk.

Tapi, enggak, Beomgyu belum terlelap meski matanya telah terpejam. Samar-samar dia bisa mendengar suara ketukan pelan jemari Soobin di layar ponselnya. Menyadari kalau Soobin belum berkeinginan pergi tidur, membuat Beomgyu menimbang-nimbang buat bertanya atau tidak.

Padahal tubuh Beomgyu sudah lelah, tapi pikiran-pikiran yang mendadak datang mempertahankan kantuknya.

Maka, yang lebih muda berbalik mendekati tepi kasur sambil memeluk erat gulingnya. "Kak," panggilnya.

Gerakan Soobin berhenti, dia menyisihkan ponselnya dan menengadah. "Belum tidur?"

Beomgyu bergumam disertai gelengan pelan. "Kak,"

"Kenapa?"

"....." mendadak Beomgyu jadi lupa secara pasti yang hendak dikatakannya.

"Gak pa-pa, manggil aja." dia pun kembali terpejam dan mendekap lebih erat gulingnya.

Tanpa diketahuinya kalau Soobin telah mematikan ponselnya dan menatapnya dalam kegelapan. Meski yang terlihat hanya sisi wajah Beomgyu dari seujung matanya.

Beomgyu mungkin telah terlelap betulan sekarang. Pemuda itu gak membuat gerakan lain.

Tangan Soobin terulur pelan. Telunjuknya menyentuh pelan tangan Beomgyu yang memeluk guling. Namun hanya menyentuh seperti mengambang dalam sepersekian detik sebelum menarik tangannya sendiri.

"Sleep tight, little." lirihnya sebelum ikut terpejam.

Soobin juga tidak tahu, kalau tangan Beomgyu yang memeluk guling mengepal tanpa suara setelahnya.


###


[08-11-2020]

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Where stories live. Discover now