Beomgyu memasuki kelas dengan langkah santai. Dia ingat kalau tadi dirinya berangkat lebih pagi dari biasanya dan tidak ada alasan untuk terburu-buru. Dia bahkan juga melihat kalau jalanan masih sepi, belum banyak mahasiswa yang datang.
Tapi, begitu dia membuka pintu kelas, sang dosen sudah berdiri di depan dan teman-teman sekelasnya seperti tengah mengerjakan ujian. Itu membuatnya panik dan mematung lama di ambang pintu. Dia semakin panik ketika tidak menemukan wajah Jiheon atau Jeongin. Di mana mereka?
Sang dosen seperti mengatakan sesuatu ke padanya. Beomgyu ingin menyaut tapi yang keluar hanyalah serak aneh seperti deheman, jadi dia pun memilih pergi.
Beomgyu berjalan cepat menuruni tangga yang terasa banyak sekali. Dia sampai melompati dua anak tangga sekaligus sambil berpegangan di sisinya. Dia sebenarnya tidak mengerti kenapa memilih menuruni tangga alih-alih lift.
Sekeluarnya dari gedung, dia melihat Minkyu tengah berjalan dengan Wonjin. Aneh sekali ketika melihat yang lain berada di kelas, Wonjin malah berkeliaran dengan Minkyu dan mereka berjalan melewati Beomgyu seperti tidak pernah mengenalnya.
Beomgyu menjeritkan nama mereka, tapi mereka malah berjalan semakin cepat. Atau itu hanya sepenglihatan dirinya saja?
Tiba-tiba tubuh Beomgyu diputar balik menjadi menghadap seseorang. Terkejut Beomgyu melihat Soobin memegangi pundaknya dan bertanya, "Kamu mau ke mana?"
Beomgyu bingung karena tidak biasanya Soobin berbicara dengannya seperti mereka punya hubungan intim.
"Aku cariin daritadi." kata Soobin lagi, terlihat sebal.
Beomgyu tidak mengerti, buat apa Soobin mencarinya? Seingatnya, mereka bahkan tidak sejurusan dan bahkan gedung fakultas Soobin ada jauh di bagian belakang kampus.
Tapi, tetap saja Beomgyu merasa bersalah dan meminta maaf sambil bertingkah imut. Berharap Soobin memaafkannya.
Saat sedang bertingkah imut, tiba-tiba pundak Beomgyu ditepuk keras sekali dari belakang.
"WOOIII!! BANGUN WOOYYY BOCAH!"
Jantung Beomgyu serasa copot seketika dan membuatnya langsung tersadar melek. Spontan dia duduk terbangun dari tidurnya dengan linglung.
Lah, mimpi?
"Bener-bener emang lo tuh ya, baru balik udah ngelayap aja di rumah orang. Kebiasaan juga keluar lewat jendela kamar. Untung gue yang ngecek ke kamar, coba kalau papa udah mampus lo diomelin gara-gara keluar lewat jendela dan nyeker. Mana ngajak anak orang lain pula yang bukan Jeongin. Mikir lo tuh! Mikiiirrrr!"
Yang dibacotin malah bengong di tempat. Beomgyu menggosok matanya dan berkedip, seketika dia mangap.
"LOH? KAK YEONJUN UDAH DATENG?"
"Makanya jangan tidur sore-sore! Halu kan lo?!" Yeonjun melempar muka Beomgyu dengan bantal sofa.
Beomgyu jadi sebal. Baru juga ketemu—ditambah baru bangun dari tidur dan mimpi gaje—udah disemprot aja. "RESEK LO KAK!" dilemparnya balik bantal sofa ke mukanya Yeonjun.
Mereka lupa kalai ini masih di rumah orang. Beomgyu sih, oke, dia baru bangun tidur. Masih rada halu. Yeonjun yang sadar malah ikutan tubir-_-
Soobin yang menyimak gak jauh dari mereka, cengo di tempat. Gak nyangka aja gitu ada orang ribut di rumah orang lain, kayak ribut khas saudara berantem di rumah sendiri gitu.
Beda Soobin, beda Genma. Nenek itu cuman ketawa terus menghampiri Yeonjun, "Udah, udah... Yeonjunnie jangan marahin Bbamkyu lagi, kasihan. Yeonjunnie juga pasti capek habis perjalanan jauh, jangan terlalu emosi ya?"
YOU ARE READING
Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)
Fanfiction"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
