Yan HuangJun melambaikan tangannya tidak peduli, dia kembali membaca dokumen di tangan, "Pergilah. Kalian kuizinkan."
Ketiganya tersenyum dan berterima kasih dengan serempak, "Terima kasih, Pemimpin Sekte."
Tepat ketika Yan Tao dan Yan Mei sudah berbalik badan, Yan Ying tidak mengikuti. Wajah laki-laki itu terlihat murung dengan alis yang melengkung ke bawah.
Yan Tao segera tahu apa yang dipikirkan adik bungsunya ini, tapi sebelum dia berbicara, Yan Ying sudah bergumam, "Ayah..."
Yan Mei ingin meraih adiknya, tapi laki-laki itu melangkah ke depan dengan keras kepala.
Nada suaranya cukup keras dan bergetar, "Tidak pernah sekali pun Ayah ke pemakaman Papa. Sudah dua puluh satu tahun Papa meninggalkan kita, tapi Ayah tidak pernah--"
Yan HuangJun menyela dengan suara dalam yang dingin, "Bukankah aku sudah menyuruh kalian pergi?"
Yan Mei yang berdiri paling dekat dengan adiknya segera menahan tangan Yan Ying, tapi Yan Ying tetap keras kepala, "Ayah, kumohon, ikutlah bersama kami untuk mengunjungi Papa, ya?"
Yan HuangJun meliriknya.
Yan Tao berkeringat dingin dan berbisik, "A-Ying..."
"Ayah...," Yan Ying memohon. "Papa pasti senang kalau Ayah datang berkunjung. Mau, ya, Ayah..."
Brak!
Suara meja yang dipukul sangat keras hingga membuat ketiga pemuda itu melonjak sementara pohon bonsai di pojok ruangan bergetar hebat, menggugurkan sedikit daunnya, sedangkan kertas-kertas di meja itu terbang melayang.
Kertas satu per satu jatuh di wajah pria itu, menampakkan tatapan yang tajam dan mengintimidasi. Yan Ying seolah merasa seperti ditusuk oleh pedang yang tajam dan sangat dingin, yang mampu membekukan seluruh permukaan tubuh dan tulangnya.
Suasana di ruangan itu berubah drastis dari canggung senyap menjadi mencekam mematikan.
Yan Tao yang pertama bergerak, menarik pundak adiknya dengan lembut, berkata setengah berbisik, "Ayo, kita pergi. Kuda telah disiapkan."
Yan Ying tidak bicara lagi lalu menundukkan kepala sebelum ia memberi hormat dan pergi bersama kedua kakak kembarnya.
Terjadi keheningan yang mati selama beberapa saat setelah mereka keluar. Yan HuangJun menarik napas dan memijit pelipisnya. Dia tidaklah muda lagi, umurnya sudah 48 tahun. Memukul meja tadi bahkan menguras tenaganya.
***
Malam menjelang dan Yan HuangJun baru menyelesaikan pekerjaannya. Dengan tubuh lelah, ia memaksakan diri untuk bangkit. Sambil menatap bulan dari jendela, ia meregangkan tubuh. Setelah merasa lebih baik, Yan HuangJun keluar dari jendela sambil membawa pedangnya.
Pedang itu adalah senjata suci yang sudah menemaninya selama puluhan tahun. Ia dengan mudah bisa memahami Yan HuangJun dan menerima perintah tuannya seperti anggota tubuh yang bisa digerakkan seusai apa yang dipikirkan.
Pedang itu membawanya terbang, melewati danau dan bukit, melintasi malam yang sunyi sebelum berhenti pada sebuah tempat yang cukup jauh dari kediamannya.
YOU ARE READING
When You Change Everything
RomanceYan HuangJun adalah pria gila yang haus akan kekuasaan, yang telah menaklukkan para siluman dan iblis untuk membantai ribuan orang dan menghancurkan seluruh sekte di dunia kultivasi, yang telah menjadikan dirinya penguasa nomor satu di dunia. Tapi...
🌼 Prolog 🌼
Start from the beginning
