Pemuda pertama tadi memberi salam dan diikuti kedua yang lain dengan canggung.
"Ayah--Pemimpin Sekte," katanya segera mengoreksi. "Hari ini... adalah peringatan kematian ibu kami yang 21. Harap Pemimpin Sekte memberi kami izin untuk mengunjungi beliau di Pemakaman Yin."
Alis Yan HuangJun sedikit terangkat, "Ho?"
Hanya itulah responsnya sesaat.
Peringatan yang ke-21? Yan HuangJun tidak menyadari sama sekali. Berarti... dia menjadi pemimpin dunia sudah 20 tahun lamanya?
Yan HuangJun teringat tentang hari kematian orang itu. Meski Yan HuangJun membencinya sampai ke tulang, dia masih tidak bisa melupakan kekonyolan dan kebodohan orang itu saat dia mati. Sangat menggelikan dan lucu. Karena kebodohan orang itulah, Yan HuangJun bisa menjadi penguasa setelah dia mati.
Yan HuangJun menatap ketiga pemuda ini. Nama mereka adalah Yan Tao, Yan Mei, dan Yan Ying. Nama-nama bodoh yang telah diberikan oleh orang bodoh pula. Yan HuangJun tidak pernah peduli sama sekali pada awalnya, membiarkan orang itu memberi nama sesuka hati, tidak pernah mengerti alasan kenapa orang itu membuat nama-nama bodoh seperti ini. Semuanya dari nama bunga.
Lalu, setelah bertahun-tahun, barulah Yan HuangJun mengerti makna nama-nama ini.
Yan Tao, seperti namanya, bunga persik*, menjadi pria menawan bagaikan bunga persik yang tumbuh subur. Dia sangat indah, memiliki kepribadian menarik hati dan mampu berdiri teguh.
Yan Mei, persis seperti bunga prem* yang mekar, berwarna putih penuh kelembutan. Siapa yang mendekat akan bisa mencium aromanya yang mampu menenangkan jiwa.
Yan Ying, meski tubuhnya lemah, dia memiliki pesona tersendiri, layaknya bunga sakura* yang akan mekar setahun sekali di musim semi. Sekali dia mekar, semua orang dibuat jatuh hati dan tidak bisa menolak keindahannya.
[1. Yan Tao (艷桃) dari kata taohua (桃花) = bunga persik.
2. Yan Mei (艷梅) dari kata meihua (梅花) = bunga prem.
3. Yan Ying (艷櫻) dari kata yinghua (櫻花) = bunga sakura.]
Yan HuangJun menatap mereka sejenak kemudian menertawakan dirinya sendiri di dalam hati.
Sudah berapa tahun berlalu? Kenapa dia tidak menyadari saat mereka tumbuh besar? Seingat Yan HuangJun, Yan Tao waktu itu masih suka berteriak sambil berlarian di halaman sambil mengganggu Shizun*-nya, sementara Yan Mei berkali-kali menghentikan saudaranya itu agar tidak bersisik. Sedangkan Yan Ying masih seukuran anak anjing, belum bisa bicara, belum bisa berjalan, yang dia tahu hanyalah tidur, makan, dan menangis.
[Shizun = Guru/Master.]
Tapi sekarang?
Yan Tao menjadi pria yang berbakat, sorot matanya yang tajam sangat persis seperti Yan HuangJun ketika muda. Yan Mei menjadi pria elegan dan lemah lembut dengan bakat yang tak kalah luar biasa dari saudara kembarnya itu. Sementara Yan Ying, walaupun tidak berbakat dalam kultivasi, otaknya encer dan di atas rata-rata, hebat dalam sastra dan seni.
Mereka sangat menawan dan luar biasa berbakat, tapi Yan HuangJun membenci mereka di dalam hatinya dan tidak sudi menatap mereka berlama-lama.
Sebab... ketika dia menatap ketiga pemuda ini, dia bisa menyaksikan bayang-bayang si orang bodoh itu dan dirinya sendiri.
Yan HuangJun tidak menyangkal bahwa Yan Tao dan Yan Mei mewarisi mata phoenix-nya yang tajam dan cerah, serta postur tubuh yang sempurna tanpa celah. Sementara Yan Ying memiliki mata persik yang cantik dan hidung ramping. Dan wajah Yan Ying-lah hampir mendekati kemiripan dengan wajah orang itu.
YOU ARE READING
When You Change Everything
RomanceYan HuangJun adalah pria gila yang haus akan kekuasaan, yang telah menaklukkan para siluman dan iblis untuk membantai ribuan orang dan menghancurkan seluruh sekte di dunia kultivasi, yang telah menjadikan dirinya penguasa nomor satu di dunia. Tapi...
🌼 Prolog 🌼
Start from the beginning
