27 : from home

Mulai dari awal
                                        

Rasanya Beomgyu mau jungkir balik aja masuk ke liang bumi. Meskipun dibilang 'hiperaktif', kalau dipaparin kayak gitu ceritanya malah kesannya dia yang kurang ajar (padahal emang iya).

Mamanya Beomgyu sama seperti Beomgyu. Cerewet, eskpresif, tapi dari sisi yang berbeda. Mamanya lebih tenang dan menyenangkan. Kalau anaknya menyenangkan juga sih, tapi yah... (isi aja sendiri, atau perlu Jeongin bantu jelasin?)

Mana Soobin kelihatan takjub juga puas gitu ngedengerin ceritanya. Terus mereka ketawa-tawa atas—yang Beomgyu anggap—pem-bully-an secara verbal yang oknumnya cuman bisa menghela napas. Mau dibantah juga gak mungkin bisa.

Mama selalu begini, tapi anehnya Beomgyu gak pernah kapok memperkenalkan teman-temannya ke rumah.

Es buah mereka sudah tandas, tapi obrolan itu masih berlanjut. Pada dasarnya juga senang bicara. Ahli sekali membuat percakapan yang terus menyambung.

"Papa pulang—waduh, ramai sekali ini..." kata Papa Beomgyu memasuki area dapur sambil membawa sesuatu.

"Selamat siang, om..." Soobin menyapa.

"Papa! Bawa apa itu?" tanya Beomgyu.

"Makgeolli (jenis minuman beralkohol Korea), dari Om Sihyuk."

"Wuih!" Beomgyu berseru. "Kalau ada kak Yeonjun pasti aku diledek, bilang; itu bukan minuman anak kecil."

"Emang Papa bilang ini buat kamu?"

"Icip dikit gak pa-pa kali, Pa." Beomgyu cengengesan.

Papanya gak ngejawab. Cukup diemin aja anaknya entar juga anteng sendiri.

Papa beralih ke Soobin. "Ini... temennya Beomgyu ya? Siapa namanya?" dia sebenarnya udah tahu tiap teman-teman Beomgyu main, cuman selalu nanya lagi kalau udah ngelihat orangnya langsung.

"Soobin, Pa. Choi Soobin." Mama yang jawab. "Ganteng ya Pa, kayak tipe-tipe mantu idaman."

Soobin hampir keselek lagi dengarnya. Dia cuman ketawa malu dan telinganya memerah.

"Iya, kayaknya juga dewasa." Papa mengiyakan, kini duduk di sebelah istrinya. "Teman sejurusan ya?"

"Enggak Om, saya temen di asrama."

"Beda jurusan Pa, dia—kak Soobin lebih tua setahun." Beomgyu menjawab.

"Nah! Mumpung semuanya sudah pada kumpul, Mama siapin makan siang sekalian. Papa cuci tangan sama cuci kaki dulu. Adek sama Soobin sambil nunggu sambil istirahat lagi aja."

Soobin seperti bakal menawarkan bantuan, tapi Beomgyu menyela duluan dan menariknya. "Gak pa-pa kak, udah. Dibanding kita jatohnya malah ngerecokin. Papa aja suka diusir padahal cuman ngelihatin doang."

Papanya kelihatan gak terusik, malah mukanya kayak menyetujui gitu. Beda sama mamanya yang kini malah menatap anaknya.

"Hehe..." Beomgyu nyengir dan mendorong Soobin buat meninggalkan area dapur yang merangkap ruang makan itu. "Ayo nge-game aja kak!"


❏❏❏


"Puas kak?"

Kepala Soobin yang bersandar di kasur Beomgyu menoleh. "Bahasanya agak nganu ya?"

"Maksudnya, makannya enak kak? Puas sampai kenyang?"

"Banget." Soobin nyengir dan bersandar lagi.

"Mama kalau buka resto pasti laris, tapi mama gampang capek, jadi gak dibolehin sama kita."

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang