Kamar Beomgyu sendiri berada di dekat ruang tamu. Pintunya berhadapan dengan tangga kecil menuju atas. Semula, Soobin pikir itu loteng. Tapi Beomgyu bilang itu kamar kakaknya.
"Gak salah juga sih, itu tadinya emang loteng yang dimodifikasi jadi kamar tidur. Soalnya kakak gue pengen punya kamar sendiri." papar Beomgyu.
Soobin mengangguk mengerti. Kini perhatiannya pada dekor kamar tidur Beomgyu. Dia agak terhenyak.
"Kaget ya? Banyak buku,"
"Iya." jujur diakuinya.
Ada rak buku besar berdampingan dengan kasur, letaknya menutupi satu bagian permukaan dinding. Di sisi lainnya, ada meja belajar yang berhadapan dengan jendela besar—kayaknya maling kalau mau masuk juga muat. Di sebelahnya lagi baru ada lemari pakaian.
"Kamar lo minimalis tapi rasanya lega karena kebanyakan barangnya nempel ke tembok." tutur Soobin.
"Thanks to my brother. Kakak gue bawel soal interior bla-bla-bla... mama juga orangnya suka yang rapih sih."
Soobin mengangguk lagi.
"Ini ngapain?" tanyanya soal lengan bajunya ditarik-tarik.
"Gue tahu lo demen rebahan kak. Sini di kasur. Lebih lega dikit dari yang di asrama kok. Gak bakal ambruk kalau ditidurin berdua."
Beomgyu agak merasa aneh dengan pemilihan katanya, tapi sudah terlanjur.
Soobin menurut. Berpindah tempat berbaring di sebelah Beomgyu.
"Ini kita... gak cuci kaki dulu?"
Beomgyu diem bentar. "Ya udahlah, biarin, tanggung."
Baru bilang gitu, pintu kamarnya terbuka. "Adek, Soobin, cuci kaki sama cuci tangan dulu ya? Baru makan es buahnya."
❏❏❏
"Papa mana, Ma? Masa' ngantor libur gini, kan gak mungkin."
"Dipanggil Om Sihyuk tadi, minta tolong benerin mobil gitu. Papamu kan suka ngotak-ngatik gituan kayak kakak."
Beomgyu manggut-mangut sambil makan es buahnya.
Mama Beomgyu beralih ke Soobin yang makan di sebelah anaknya. "Es buah bikinan tante enak, Soobin?"
Soobin hampir tersedak tiba-tiba ditanya. Dia nyengir. "Enak tan, seger. Apalagi kalau dimakan pas lagi musim panas gini."
"Nanti kalau libur semester, pas musim panas, mampir lagi aja. Tante buatin lagi."
"Ma..." Beomgyu ngasih tatapan ke mamanya; ya kali asal mampir aja, emangnya kak Soobin kagak balik ke rumahnya?
"Beomgyu tuh suka banget sama es, apalagi kalau dibikin kayak gini. Dulu suka rebutan sama kakaknya pas masih kecil sampai berantem."
Kalau mamanya sudah begini, Beomgyu cuman bisa tutup mata, tutup telinga dan tutup mulut. Dalam artian, dia gak bisa menyela apalagi membantah atas apa yang entah akan diungkap mamanya.
"Beomgyu tuh makannya susah. Banyak milihnya. Beda sama kakaknya yang pemakan segala. Tante tuh suka pusing, takut Beomgyu sakit kan makannya jarang. Apalagi Beomgyu anaknya hiperaktif. Untungnya dia jarang sakit sih, tap tetap aja kan yang namanya orang tua pasti khawatir sama anaknya. Ya kan, Soobin?"
Soobin mengangguk.
"Tapi itu mending. Tante malah lebih takut kalau Beomgyu udah getun ngerjain apa gitu, atau kalau belajar buat ujian gitu. Wah... udah, Beomgyu bakal ngerem di kamar. Gak bakal inget mandi, makan kalau gak disamperin papanya, takut dia. Kalau sama kakaknya ditegur masih banyak ngelawan. Padahal udah diteriakin atau dipukulin juga, eh... dua-duanya malah jadi berantem saling mukul."
YOU ARE READING
Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)
Fanfiction"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
27 : from home
Start from the beginning
