BAB 10

52 5 0
                                    

Apa yang kalian ingat ketika pertama kali membuka mata setelah semalaman terlelap? Pekerjaan, rencana harian? Kekasih, keluarga, atau malah gebetan?

Biasanya seseorang mengingat hal terpenting atau yang paling menarik dari hidupnya saat pertama kali terjaga. Namun, tidak bagi Anis, wanita paruh baya yang sudah memiliki dua anak itu malah bersedih saat ia membuka matanya setelah tidur panjang semalaman. Bagaimana tidak, yang teringat saat ia terjaga adalah hal-hal yang menyakitkan dalam hidup. Dengan terjaga, ia sadar harus menghadapi lagi ujian-ujian menyakitkan itu. Anis berpikir, apa mungkin lebih baik dia tidur selamanya agar beban yang dideritanya sirna? Anis menggeleng pelan. Selama ini, dia bisa melewati berbagai ujian, dan kini ia juga tak boleh menyerah dengan keadaan. Sesulit apapun itu ia harus bangkit agar orang yang mengganggu kebahagiaannya bisa tersadar dan akhirnya menyerah.

Saat ini masih terngiang di telinga Anis kata-kata suaminya yang amat melukai hatinya. Anis benar-benar harus berpikir keras, apa yang harus ia putuskan? Apakah dia mesti membiarkan saja suaminya berkubang dosa bersama wanita simpanannya itu? Atau, justru dia harus menuntut perceraian dengan suaminya agar harga dirinya tak lagi direndahkan oleh Yudha? Anis menggeleng keras-keras sambil meneteskan air mata saat membayangkan hal itu. Dia sungguh tak mau pernikahan yang ia bangun bertahun-tahun hancur begitu saja. Namun, ia juga tak rela jika harus diduakan apalagi dimadu oleh suaminya. Hati Anis sama sekali tak siap menerima hal itu.

Anis bukannya menolak poligami yang memang ada dalam ajaran agamanya, tapi hatinya tak kuasa jika dia harus berbagi suami dengan wanita lain. Lagipula yang dilakukan Yudha dan perempuan iblis itu sangat jauh dari ajaran agama itu sendiri. Mereka melakukan perselingkuhan dan pengkhianatan di belakangnya yang membuat hatinya teriris. Baik Yudha maupun wanita itu telah terang-terangan mendzolimi dirinya. Bagaimana mungkin Anis rela jika akhirnya mereka menikah dan bahagia di atas penderitaannya.

Anis sadar, kini ia tak muda lagi. Kecantikannya juga telah memudar, mungkin itu yang membuat akhirnya Yudha berpaling darinya. Padahal, ia sungguh mencintai suami dan anak-anaknya itu. Baktinya selama ini menjadi bukti bahwa ia tulus mendedikasikan diri sebagai ibu dan istri dari Yudha.

Sebenarnya Anis sedikit menyesal karena selama ini kurang memperhatikan penampilan. Ia pikir Yudha bukan laki-laki yang banyak menuntut untuk penampilan, tapi ternyata, semua lelaki sama aja. Jika matanya tak dijaga maka akan dengan mudah tergoda dengan wanita yang lebih indah. Terlebih, jika wanita tersebut memang gencar merayu dan menggoda.

Saat Anis masih tergugu di tempat tidur, ia mencoba membuka ponsel dan berselancar di dunia maya. Dia berharap menemukan hal-hal yang bisa menghiburnya sesaat. Namun, matanya malah tertuju pada sebuah berita di instagram yang di tuliskan besar-besar.

"Virus Corona semakin menyebar luas ke beberapa wilayah di Indonesia."

Hati Anis langsung kalut saat membaca berita tersebut. Ia jadi khawatir dan cemas kalau dirinya dan keluarga tertular virus ini. Dari berita yang ia baca, coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Meskipun terlihat ringan, tapi tetap saja ini menakutkan karena ini adalah penyakit menular yang jika tak tertangani dengan baik, maka rumah sakit-rumah sakit akan penuh, dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya juga akan terancam dengan adanya virus ini sebab mereka merupakan pasukan yang berdiri di garda terdepan dalam menangani pasien-pasien yang terpapar virus corona.

Anis mencoba mencari tahu lagi tentang COVID ini di internet dan ia menemukan fakta bahwa virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet. Anis menarik napas dan membuangnya perlahan, ternyata virus ini begitu mudah tertularkan apalagi jika masyarakat abai tetap berkumpul dan tidak memakai penutup wajah atau masker. Anis bergidik ngeri membayangkannya.

PSBB (Pahami Sayangi Biar Bahagia)Where stories live. Discover now