CHAPTER 7 - I Fell in Love with The Devil

Start from the beginning
                                    

“Aku pusing. Kepalaku…” ujarku setela turun.

“Ayo kita pulang saja.” aku segera menegakkan kepala dan mengepalkan kedua tangan.
“Tidak! (ia tersentak) hari ini aku akan mengatakan al penting, maka sebaiknya kita lanjutkan ke wahana selanjutnya. Ayo.” Ujarku. Samuel mulai terlhat mencurga.

Ia menarik lenganku dengan cepat. aku berbalik menatapnya.

“Hentikan. Jika itu hal penting, kau kan bisa bilang saja sekarang. Itu tak ada hubungannya dengan naik wahana.”

“Napa lu serius amat sih! (memukul kepala sampingnya  dengan topiku) lagi lagi kou membuat ekpresi yang menakutkan? Kita di taman bermain, jadi ya harus bermain.” ujarku dengan sok kuat.

“(mengambil topiku dan balik memukul kepalaku) kou kira aku tak sennag mengabiskan waktu denganmu seperti ini?! AKU SANGAT SENANG.” Ujarnya ngegas.

“(melindungi wajahku dengan telapak tangan) muncrat woy1.”

“(aku kembali menatapnya dengan serius) aku butuh keberanian untuk mengatakannya tahu gak si! Dasar…LOLA.”

“KOU ITU YANG LOLA. APA HUBUNGANNYA NAIK WAHANA DENGAN APA YANG AKAN KOU UCAPKAN. KALAU TAK BERANI JANGAN KATAKAN. DASAR PENGECUT.” Ujar Samuel dengan nada tinngi.

“Wah (terkejut) PENGECUT?? BAGAIMANA BISA CWO MENGATAKAN ITU PADA SEORANG CWE?”

“KENYATAANNYA MEMANG PENGECUT TU. Lozer loZER!.”

“itu LOS(SSS)ER…bukan LOZER bambang. BELAJAR ABJAD DULU SANA! dasar DEVIL DEVIL DEVIL.”

“LOZER LOZER LOZ….”

“EVIL EV….IL.”

Kami kelelahan karena ngomong pakai urat. Orang-orang sudah menganggap kami pasangan gila di taman bermain itu.

“Ja-jangan…ngomong pakai urat. Pelan-pelan…” ujarku. Samuel sampai batuk tak karuan.

“Aku rasa baru saja mendapatkan keberanianku…” ujarku dengan tatapan kosong.

“REALLY?” ujar Samuel.

“sssyudah kubilang jangan ngegas, JANGKRIK.”

“Katakan…”

“Sekarang? Disini!!.”

“Buuukankah itu alasanmu mengajakku ke taman bermain?!”

“Setidaknya ayo pergi ketempat sepi. Terlalu banyak orang disini.” Samuel menyilangkan kedua tangannya di dadanya. Aku lola sejenak, dan memakinya saat menyadari maksutnya.

“Dasar D*G, M*S*M, Tak tau malu.” Sensor sensor

“Kou…ko-ko-ko-kou…baru saja mengumpat???????” wajaynya sungguh terliat seperti meme terkejut.

“(merasa bersalah dan malu) ayo…ayo kita kesana.”

*****

Aku dan Samuel ke taman belakang dimana banyak tumbuan dan sedikit orang. Namun aku Hanya terdiam mengamati semut yang lewat rame-rame.

“WOY!.” Ujarnya. Aku membuat ekpresi terkejut.

“why?” ujarku pelan.

“Gak jadi ngomong? Lu diem gwe kira patung ancol.”

“Itu…maksutku….aku…mau bilang kalau….”

“Kalau apa?1”

“Itu….(AKU PANIK).”

“apa?????????”

“ADA ULAT JARAN DI BAJUMU.”

“AAAAAAAAAAAA.”

LOVE & SAMUEL: When you love SomeoneWhere stories live. Discover now