Prang!!!



"KAK MARK!"


Donghyuck sontak membuka matanya dan terbangun dari posisi tidurnya. Napasnya terengah-engah bagai baru selesai pertandingan lari, dan bau khas rumah sakit langsung memenuhi rongga pernapasannya.


"Donghyuck?" Donghyuck menoleh dan melihat sosok Mamanya menghampiri dirinya yang sedang terduduk di atas sebuah ranjang dengan seprai dan selimut putih yang jelas tidak ada di kamarnya.


"Ma?" suara Donghyuck terdengar serak, dan Mama Donghyuck langsung memberikannya segelas air putih.


"Istirahat dulu saja ya, Dongsookie," Donghyuck bisa melihat raut khawatir dan lelah di wajah Mamanya. Dia melirik jendela yang tertutup gorden di sisi ruangan, dan melihat sinar matahari mulai melesak masuk. Donghyuck lalu menyimpulkan kalau Mamanya kurang tidur karena menjaga dirinya yang tidak tersadar selama beberapa waktu.


Donghyuck mengamati keadaan dirinya sendiri. Selain beberapa perban dan plester yang menempel di tangan dan kakinya, dia tidak melihat adanya luka serius di tubuhnya. Lalu sesaat kemudian, dia teringat alasan kenapa dia berada di ruangan yang jelas adalah ruang rawat rumah sakit itu.


"Ma, Kak Mark di mana?" Mama Donghyuck tercenung mendengar pertanyaan anaknya. Donghyuck baru saja sadar dari pingsan selama hampir dua belas jam karena nyaris jadi korban tabrak lari dan hal pertama yang ditanyakannya adalah lelaki yang bahkan belum resmi jadi pacarnya?


"Kak Mark baik-baik saja, kan, Ma?" tanya Donghyuck lagi, "aku mau bertemu Kak Mark."


"Nanti saja ya, Dongsookie," Mama Donghyuck mendorong pelan pundak anaknya agar dia kembali merebahkan tubuhnya, "sekarang kamu harus istirahat dulu."


Kening Donghyuck berkerut mendengar jawaban Mamanya. "Aku mau bertemu Kak Mark sekarang," Donghyuck menggeser kakinya ke sisi ranjang dan bergerak turun.


"Donghyuck," Mamanya memperingatkannya, tapi Donghyuck tetap keras kepala dan berjalan pelan-pelan menuju pintu walaupun kakinya terasa sedikit nyeri.


"Kak Mark di mana, Ma?"


Mama Donghyuck menghela napas, rasanya tidak ada gunanya memaksa anak sulungnya itu untuk diam di kamar. Wanita itu akhirnya membantu Donghyuck untuk membuka pintu dan menunjuk pintu lain dua kamar jauhnya dari ruang rawat Donghyuck, "Mark dirawat di sana."


Mama Donghyuck harus menuntun anaknya itu untuk berjalan menuju kamar rawat Mark karena Donghyuck berjalan begitu terburu-buru hingga hampir terjatuh. Ketika mereka hampir sampai di depan pintu, seorang perawat keluar dari ruangan itu sambil membawa sebuah papan jalan.


"Maaf, pasien di dalam sedang tidak bisa dikunjungi," ucap lelaki muda berumur dua puluh tahunan itu.


"Kenapa?" tanya Donghyuck.


"Pasien sedang dalam kondisi tidak sa—"

Time Controller | MarkHyuckDonde viven las historias. Descúbrelo ahora