[9] Tempat Aneh dari Ajakan Orang Aneh

1.1K 274 127
                                    


"Maem, Mbak

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Maem, Mbak." (Makan, Mbak)

"Inggih, Mbah." (Iya, Mbah)

Dengan kaku, bibir Ladin terangkat ke atas. Tangannya terulur ragu menyentuh gorengan di atas nampan hijau terang. Ada beberapa gorengan di atas kertas minyak yang menjadi alas nampan. Ia diam sejenak sebelum mengambil pisang goreng dengan ukuran paling kecil. Gorengan ini dingin.

Sembari mengunyah pisang gorengㅡdengan sedikit usaha karena gorengannya kerasㅡLadin melempar pandangannya ke sekitar. Tempat ini sunyi penduduk. Hanya ada tiga motorㅡtermasuk motor Kalaㅡyang terparkir di dekat warung. Meski tidak banyak, ada beberapa pohon di sekitar sini sehingga sengat matahari sedikit terhalau. Tempat ini cukup jauh dari pusat kota. Sepertinya, jika Kala tidak mengajaknya ke sini, Ladin tidak akan pernah tahu tempat seperti ini masih ada di kotanya.

"Wayah semene emang sepen, Mbak (jam segini emang sepi, Mbak)." Mbah bersuara setelah batuk-batuk. Rambutnya yang sudah didominasi warna putih diikat dengan karet bekas nasi kuning. Ladin menjadi sedikit prihatin memikrkan nasib Mbah yang harus menjaga warung seorang diri di usia senjanya.

"Inggih, sepen," balas Ladin dengan senyum sopan. (Iya, sepi)

"Ing wayah wengi bakal rame." (Kalau malam, bakal rame)

"Akeh sing rondha?" (Banyak yang ngeronda?)

Mbah tertawa dan batuk secara bersamaan. "Yo ora. Moso ngeronda?" (Ya enggak. Masa ngeronda?)

"... jadi?"

"Lha, piye? Mas Reja dheweke ngajak mrene?" (Lha? Mas Reja ngajak ke sini ngapain?)

Alis Ladin bertautan. Selain karena baru mendengar nama Reza, ia tidak merasa datang bersama orang lain selain Kala. Apa jangan-jangan ada makhluk halus yang dilihat Mbah saat kedatangannya tadi?

Ladin mendadak merinding. Ia mengelus tengkuknya sambil menatap waswas lingkungan sekitarnya. Tidak mengejutkan jika tempat ini menjadi 'sarang' makhluk gaib. Sepi penduduk, banyak pepohonan, dan jauh dari perumahan. Bukannya perpaduan yang pas untuk dijadikan tempat tinggal 'mereka'?

"Mboten ngertos, Mbah." (Nggak tahu, Mbah)

"Ning ndi toh Mas Reja?" (Di mana Mas Reja?)

"Mas Reja sinten, Mbah?" (Mas Reja siapa, Mbah?)

"Iku, bocah lanang sing teka karo awakmu." (Itu, laki-laki yang datang bareng kamu)

Fase dalam Lingkaran [Selesai]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें