Pride || chapter 2

32 7 8
                                    

Deyana ingin memastikan apa yang didengarnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deyana ingin memastikan apa yang didengarnya itu. Ia berharap bahwa itu bukanlah hantu atau semacamnya. Dia melangkah perlahan sembari berpegang pada ranjangnya, ia menarik tirai disebelahnya dengan berani.

Sraak..

Matanya terbelalak melihat pemandangan di depannya, tapi wajahnya sama sekali tidak menampakan bahwa dirinya sangat terkejut. Deyana menatapnya tanpa ekpresi, kemudian mata mereka bertemu, dia langsung menutup tirai dan membalikkan badan. Gila buka baju di UKS.

“Lu gak boleh dong buka tirai gitu, gak sopan” Ucap lelaki bertubuh tinggi itu sembari membenarkan kancing bajunya. Kemudian melirik gadis didepannya yang sedang memunggungi dirinya. 

“Bentar, lu kok gak teriak histeris liat gue?”

“Maaf gue kira bukan orang, terus kenapa juga gue harus teriak?” Jawab Deyana kembali membalikkan badannya.

Tiba-tiba saja ada lelaki yang sama seusianya menghampiri mereka di tengah-tengah percakapan, dia keluar dari bilik sebelah lelaki bertubuh tinggi tersebut.

“Wah wah rebut-ribut apaan nih” Ucap lelaki tersebut sembari menggorek-ngorek kupingnya dengan jari kelingking.

Kapan datangnya mereka, apa sebelum gue. Meskipun dia memberikan ekspresi datar tapi sungguh dalam hatinya terbersit pemikiran buruk, pasalnya tidak ada satu pun guru yang mengawasi UKS. Bagaimana dirinya meminta tolong untuk bisa lolos dari situasi ini. Bagaimana jika hal buruk terjadi padanya.

“Oh Tunggu, Deyana kan kelas 12 IPA 2?” Tanya lelaki yang tadi menggorek-ngorek kupingnya.

“Deyana cewek yang waktu itu lu ceritain Den”

Cerita? Gue? Tanyanya dalam hati.
Satu sekolah hampir mengetahui dirinya. Bagaimana tidak, paras wajah cantiknya saja bisa menjadi berita yang paling trending satu sekolah.

Benar gue inget dia Eden. Sekarang ia ingat dengan pemilik wajah bernama Eden itu. Deyana ingat penah berada di satu kelas dengan Eden, pantas jika dia membicarakannya. Berarti pacarnya Atha dong, Tapi yang tinggi ini, Danial bukan sih?

“Kenapa lu liat muka gue, mau jadi pacar gue?” Danial memiringkan kepalanya sambil menatap Deyana lalu tersenyum tipis.

Deyana sama sekali tak menatapnya seperti wanita lain yang langsung terpesona begitu melihat wajah dan bentuk tubuh Danial. Ia sama sekali tak merasakan apapun berada di dekat Danial.

“Apa, tentu aja gak mau, g-gue permisi” Ucap Deyana lalu di berjalan keluar ruangan dengan jingkluk namun kedua tangannya berhasil ditahan oleh Danial dan Eden.

“Ke-kenapa? gue mau keluar” Tanyanya gugup.

“Coba jawab dulu pertanyaan gue baru lu boleh keluar” Danial mengeluarkan tatapan mautnya yang selalu ia tujukan kepada wanita lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang