O4

47.1K 11.4K 7.9K
                                    

Junkyu menendang kerikil di depannya, bibirnya melengkung ke bawah, dia itu kesal. Tadi saat hendak menyebrang jalan, ada mobil melaju kencang melewatinya. Eh taunya mobil itu melindas kayu dan kayunya mental lalu kena pipinya.

Sakit tau, mau ke rumah Jihoon ada aja gangguannya. Tau gitu mending dia tidur di rumah.

"Ish, itu orang kenapa gak angkat telpon sih? Bikin orang khawatir aja."

Sesampainya di rumah Jihoon, Junkyu berdiam di sebentar di depan pagar. Dia memiringkan kepala sambil mengerjap-ngerjapkan matanya, kenapa ada Yoshi dan Haruto?

"Kalian berdua ngapain disini?" Tanya Junkyu mengejutkan mereka.

"Gue sama Haruto disuruh Jihoon kesini, lo sendiri kenapa baru sampe?" Tanya Yoshi membalas.

"Gue jalan kaki."

Yoshi terkejut. Yang benar saja, jarak warung bubur sampai rumah Jihoon itu lumayan jauh loh kalau berjalan kaki.

"Motor lo kemana?"

"Mogok, lagi di bengkel."

"Serius lo jalan kaki? Gak naik ojek atau apa gitu?"

"Ya iyalah! Gue itu lupa bawa dompet, beli bubur aja karena nemu duit di kantong celana," seru Junkyu semakin kesal.

"Makanya, selipin uang dong di case hp," kata Haruto mengangkat ponselnya, menyombongkan diri.

"Diem ah!"

"Dih, galak amat."

"Iya galak, kenapa?!" Junkyu melotot sambil berkacak pinggang. Haruto balas melotot juga.

"Bagus banget ya, di rumah orang bukannya salam malah berantem. Diajarin sopan santun gak kalian?" Tanya Jihoon yang tiba-tiba keluar dari dalam rumah.

"Ojo galak galak to, Hoon," celetuk Yoshi berniat mencairkan suasana.

"Kamu pikir aku peduli? Ha ha ha."

"Ayo masuk ih, pegel nih berdiri terus," rengek Junkyu menghentak-hentakkan kakinya.

"Oh iya lupa, ayo masuk. Anggap aja rumah gue," ajak Jihoon menyingkir dari pintu.

"Kan emang rumah lo Jubaedah!" Sembur Haruto seraya masuk ke dalam.

"Dih, gak gue bikinin es jeruk nangis-nangis lo."

Mata Junkyu langsung berbinar-binar. "Es jeruk?! Mauuu!"

"Makanya ayo masuk."

"Ne~ kajja kajja kajja!"

Yoshi geleng-geleng kepala. Heran, ada ya orang kayak Junkyu. Tapi tidak apa-apa, Junkyu kan moodbooster walaupun sama ngeselinnya kayak yang lain. Apalagi dia suka julid sama Jihoon, ish ish ish.
















































"Kalau menurut gue, badut yang tadi malem itu hantu."

Ucapan Yedam barusan membuat Jeongwoo merinding. Dari cerita Yedam, dia langsung tahu seberapa seram badut itu. Apalagi badut itu membawa gergaji mesin, seram sekali.

"Tapi dia gak ngapa-ngapain kalian, kan?" Tanya Mashiho khawatir.

"Hampir, beruntung kita lari. Kak Jaehyuk hampir kena, tapi Kak Jihoon berhasil tolong dia dan kita kabur."

"Gergaji mesinnya beneran?"

"Iya, badut itu sampe potong kayu untuk buktiin kalau gergaji yang dia bawa itu beneran."

"Kalau gue jadi kalian, gue bacain doa sampai badutnya pergi," kata Jeongwoo sedikit kesal.

"Gak bisa, gak mempan," balas Yedam. "Dia santai aja bahkan ketawa-tawa pas kita bacain doa, dia kayak punya pelindung. Kalau dari penampilannya, dia itu jahat."

"Dimana-mana hantu itu jahat," ketus Jeongwoo. Maklum, dia itu benci sekaligus takut sama hantu. Kalau bahas hantu sensian banget orangnya.

"Gak semua jahat kok, salah satu contohnya ya temennya Kak Yoonbin," ujar Mashiho teringat hantu anak perempuan yang tinggal di rumah Yoonbin.

"Dih, ngeselin gitu kok. Gue lagi minum leher gue dicekik dari belakang, otomatis nyembur lah," cibir Jeongwoo mengingat kejadian dua minggu lalu.

"Emang hantu bisa nyentuh manusia?"

"Bisa aja kalau energinya banyak, setau gue."

"Bilangnya benci tapi tau banyak hal," goda Yedam.

Mashiho terkikik, dari aura-auranya akan ada perdebatan nih. Asik, Mashiho kan orang yang suka melihat perkelahian. Tapi dia masih mending karena cuma diam menonton, walaupun sesekali tertawa.

Lah Jihoon, Junkyu, dan Jaehyuk, kompor meleduk.

"Sebenernya gue pingin banget minta tolong ke Kak Yoonbin, tapi bahaya untuk dia," ucap Yedam.

"Jangan, Dam. Kasian Kak Yoonbin, kenapa gak ke Kak Yoshi aja?" Tanya Mashiho menawari.

Jeongwoo mengernyit. "Emang dia bisa liat hantu?"

"Jangankan liat, temen hantunya aja melebihi Kak Yoonbin. Dia juga suka bolak-balik," jawab Mashiho santai.

"Lo pikir adonan pizza dibolak balik!"

"Gak percaya gue Kak Yoshi yang soft itu temennya hantu," kata Yedam terkejut.

"Soft sih iya, tapi jangan lupa kalau udah baku hantam dia yang selalu menang."

Mashiho mangut-mangut setuju. "Maklum, dia beda," gumamnya tanpa sadar.

"Apa? Lo ngomong apa?"

"Gak apa-apa, terus gimana jadinya?"

"Kita ke rumah Kak Hyunsuk, bahas sama-sama disana. Kita juga perhatiin badut itu, atau engga yang berani ajak dia ngobrol."

Jeongwoo kaget. "Gila lo, itu cari mati namanya."

"Daripada gak ada perkembangan?"

Michyeogane naneun michyeogane
michyeogane nege michyeogane~

Ponsel Yedam berdering, tanda ada panggilan masuk. Melihat nama Jaehyuk, dia langsung mengangkatnya.

"Halo kak, kenapa tel-"

"D-Dam... l-lo dimana?"

"Di rumah, lo kenapa?"

"Demi apapun... gue takut. Ke rumah Kak Hyunsuk sekarang, tolong cepet..."

"Kak Hyunsuk kenapa? Demamnya makin parah?!"

"Bu-bukan. Junghwan... Junghwan meninggal..."

Clown | Treasure ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang