Udah keluar koperasi, Jeongin masih nyengir ke Beomgyu yang jalan bareng tetangga asramanya itu, sampai si temennya keselek. "Lo kenapa sih anjeng?!"
"Cie, Cause I'm En—AAAAACCKK, ANJRIT!" Jeongin dicekik Beomgyu.
Sementara itu, Soobin beralih ke Jiheon yang anteng ngunyah sosisnya. "Capek gak, Jiheon?"
Yang ditanya natap datar. "Banget kak."
❒❒❒
"Dadah kak Soobin, dadah Beomgyu..." Jiheon dadah-dadah terus pergi ke gedung asramanya. Yang dipamitin juga melambai sebelum akhirnya jalan barengan masuk ke gedung asrama. TB1.
"Gimana kuliahnya? Masih waras?" tanya Soobin sambil jalan.
Bentar, ini sih bukan deja vu, tapi persis sama woy nanyanya kayak di chapter kemarin.
"Puji Tuhan, masih bisa inget hari sama tanggal sih." jawab Beomgyu ngawur tapi bener.
"Hahaha," Soobin ketawa aja. "kalau stress bilang ya?"
"Emang apa bedanya kalau bilang dan gak bilang?"
"Biar stressnya bisa barengan."
Beomgyu ngakak keras, padahal gak lucu sama sekali.
"Wah, udah stress nih, ciri-cirinya retjeh."
Beomgyu langsung berhenti ketawa dan mendelik. "Nggak, nggak mau. Belum siap stress."
"Ya jangan direncanain juga dong."
"Gak tau ah," Beomgyu melangkah duluan menaiki tangga sambil agak menghentak. Derap langkahnya menggema di lorong.
Mereka akhirnya sampai di lantai 5.
Lagi-lagi Beomgyu berjalan lebih cepat meninggalkan Soobin, gak mengindahkan seruannya yang minta ditungguin. Malah diledek, "Maklum ya, orang tua lelet."
"Kurang ajar!"
Beomgyu cuman ketawa sambil lari-lari kecil menuju kamarnya.
Tapi cowok itu langsung berhenti dan berbalik, menunggu Soobin yang masih berjarak kurang dari sepuluh langkah darinya. Tungkainya yang panjang membuatnya cepat sampai dan kini berdiri di hadapan Beomgyu berselisih selangkah.
"Kenapa?"
"Nggak pa-pa," Beomgyu menggeleng pelan. Lantas wajahnya beralih beberapa derajat sambil menjumput poni rambutnya sendiri dan menyisihkannya.
Pada sikap yang minim ini, Beomgyu cuman sampai berharap adanya sedikit kesadaran yang berakhir tanya, bukan uluran tangan yang meraih anak rambutnya dan turut menyisihkannya.
"You look tired."
Jangankan pemenuhan harapannya, yang terucap itu jauh dari dugaan Beomgyu.
"Siapa yang dandanin? Biasanya polosan aja." Soobin menarik tangannya kembali, bersamaan dengan Beomgyu yang menurunkan tangannya.
Ucapan Soobin membuat Beomgyu sadar tidak sadar menggigit bibir bawahnya. Lantas menjawab, "Temen di kelas, katanya eneg lihat gue kayak gembel."
"Hahaha, lucu banget,"
Mengingat kalau tadi Jeongin juga ketawa gara-gara ucapan Nakyung tadi, Beomgyu gak bisa menyalahkan Soobin.
Tiba-tiba Soobin membungkuk buat mengusap puncak kepala Beomgyu. Lebih tepatnya sih sedang mengacak-acak rambutnya seperti biasa.
"Jangan telat makan ya dek. Kalau butuh apa-apa bilang aja." kata Soobin, lagi-lagi di luar dugaan Beomgyu. Dia kira yang lebih tua bakal meledeknya lagi soal guguk.
"Iya, kakak juga." Beomgyu mengangguk dan menambahkan, "Kalau punya makanan jangan lupa bagi-bagi ke gue biar pahalanya nutupin dosa lo, kak."
"Kurang ajar emang," ditoyornya kepala Beomgyu membuatnya meringis.
Setelah itu, mereka masih bertahan di tempat. Soobin menatap yang lebih muda lurus dan lekat. Dia hendak mengulurkan tangannya lagi meraih wajah Beomgyu—
"Jangan pacaran di lorong, heh, ke-gep tutor mampus lo pada." celetukan Jongho bikin dua pemuda Choi lainnya terpelatuk dan buru-buru menarik diri.
"Asal aja lo ngomong," Soobin langsung mendelik ke teman sekamarnya yang lagi buka pintu kamar.
"Ngingetin aja, baik gue mah." jawabnya sambil masuk kamar.
"Y-ya udah kak, gue juga mau ke kamar, istirahat. Dadah!" Beomgyu buru-buru pamit dan buka kunci pintu kamarnya dan masuk. Terus dia buka jendela kamarnya dan muncul lagi kepalanya, "Kak Soobin juga istirahat sana! Kalau ada makanan jangan lupa kasih tau yak!"
Soobin geleng-geleng kepala, tapi pada akhirnya dia iyain juga. "Iya dek, iya..."
###
[28-10-2020]
YOU ARE READING
Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)
Fanfiction"...ada yang mau sama lo, tapi lo-nya gak mau. Giliran lo-nya mau, dianya gak mau..." -Yang Jeongin, 2020 Ini tentang Choi Beomgyu yang keder sendiri dengan kehidupan perkuliahannya bersama kisah cintanya yang jauh dari mulus seperti drama tapi juga...
25 : Cause I'm Envy
Start from the beginning
