[5] Warung Makan

18 2 0
                                    

Aku, dengan segala kekuranganku memerintahkanmu untuk berhenti agar tidak berharap lebih. - Alterra

***

Arka bersiap dari rumahnya. Kali ini, ia memutuskan berangkat lebih cepat dari biasanya agar dapat membantu Reya lebih lama. Ia mengambil jaket yang tersampir di kursi ruang tamu dan berjalan ke luar rumah.

Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar bunyi notifikasi dari handphonenya. Ia meneliti nomor asing yang mengiriminya pesan WhatsApp itu dan ia tak menemukan jawaban. Ia tidak mengenal siapapun pemilik nomor ini.

namun, dari isi pesan yang dikirimkan orang asing ini, mengindikasikan jika pemilik nomor mengenali dirinya dan pekerjaannya.

namun, dari isi pesan yang dikirimkan orang asing ini, mengindikasikan jika pemilik nomor mengenali dirinya dan pekerjaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arka men-dial nomor Bimo untuk menanyakan hal ini. barangkali, lelaki berambut kribo ini mengenali orang asing ini.

“Halo, Bim. Lu ada kasih nomor gue ke orang gak? Tetiba ada yang WhatsApp gue ini.” tanya Arka begitu panggilan sudah tersambung ke Bimo.

Lah.. dia gak ngomongin namanye? Itu dedemenan elu yang nelpon.”

Arka mengerutkan keningnya begitu mendengar jawaban Bimo. Dedemenan?

“Ngomong pake bahasa Indonesia dong, Bim. Gue gak paham.”

Itu Rara yang chat lu, bege. Pake lemot dah. Buset!”

Arka terdiam sesaat. Ia mencermati omongan Bimo sebelum lelaki kribo itu menutup panggilan. Matanya membaca kata demi kata yang tertulis di roomchat. Tiba-tiba hatinya terasa menghangat. Akhirnya, pucuk dicinta, ulam pun tiba.

“ALTERRA NOTICE GUE!!!” soraknya dengan tersenyum lebar.

***

Paginya kali ini sudah berawal dengan kejadian paling mengesankan bagi Arka.

Ditambah pula dengan keadaan jalanan yang tidak terlalu macet sehingga ia dapat sampai tepat waktu di Bakery milik Reya.

Padahal, jika ia harus mengingat jadwal, hari ini bukanlah hari keberuntungan untuk Arka. Hari ini ia harus mengisi dua siaran yang jadwalnya sangat bersebrangan. Namun, ia tidak peduli.

Harinya sudah diawali dengan terlampau menyenangkan dan ia tidak mau merusaknya.

"Hallo... Arka ganteng coming!" teriak Arka dari depan membuat ketiga gadis yang tengah menikmati brownies menoleh secara bersamaan.

"Anj–" Celine menutup mulutnya. "Gara-gara lo, hampir aja gue berkata kasar. Dasar Arkampret!"

"Sewot mulu lo sama gue, Li. Eh iya, lagi gosipin apa, sih? Kayaknya seru bener."

Arka's ValentineWhere stories live. Discover now