DL #5

4.2K 816 372
                                    

Mau liat Baekhyun yang gak gampang luluh sama bapak Chanyeol?

Atau Yang mau liat Baekhyun jago ngendarain motor? Adanya di DEAR LOVE lah!!!

Yang mau liat Baekhyun jago ngendarain mobil? Ya pastinya ada di THE TRANSPORTER dong!!!

Tapi kalo mau liat Baekhyun dan Chanyeol yang uwwu uwwu? Kepoin aja di QUEEN FOR THE KING!

Jangan sampe ketinggalan ya, karena ketiganya on going! Diramei juga ya 🖤 kalo bisa mah jangan cuma komen makasih udah update dan lain-lain :v karena tanpa dikomen gitu juga saya bakal update kalo ceritanya rame ^^

Sorry for typo(s)

Enjoy 🖤






































Pemuda mungil itu menyantap roti isinya dengan tenang walau wajahnya terlihat begitu lelah, matanya memerah menandakan bahwa tidurnya semalam tidaklah cukup. Bagaimana tidak, Baekhyun pulang kerumah saat jarum jam menunjukkan pukul dua belas malam. Belum lagi ia harus mengerjakan tugas yang diberikan Chanyeol padanya. Sepanjang malam ia hanya mengumpat sembari mengerjakannya dengan cepat.

Mensyukuri nikmat Tuhan yang telah memberikannya sebuah otak yang jenius. Hingga ia tak harus berpikir panjang untuk memecahkan soal matematika yang lumayan banyak itu.

Sedangkan di seberangnya kini ada Changmin yang pagi-pagi buta sudah berada dirumahnya. Tak ambil pusing bagaimana pria muda itu masuk kedalam rumahnya. Baekhyun lebih memilih untuk fokus sarapan dan pergi ke sekolah. Waktunya sangat sedikit, bisa-bisa ia terlambat.

"Apa tujuanmu muncul kembali?" Changmin angkat biacara.

Baekhyun pun mengangkat kepalanya, napsu makannya sudah hilang saat itu juga. Ia meletakkan roti isinya yang hanya dia makan separuh. Wajahnya yang tanpa ekspresi itu mendengus malas.
"Kenapa? Hyung merasa terancam karena aku kembali ke kehidupan tenang kalian?"

Changmin menghela napasnya, mungkin ia memang memilih bicara di waktu yang tidak tepat.
"Jika kau tahu, Baixian. Aku menyayangi kalian, karena kalian adalah satu. Tetapi kau tak bisa seenaknya kembali hadir disaat hidup Baekhyun mulai tenang."

Bunyi decitan kursi yang beradu dengan lantai dingin itu menggema di ruang makan. Baekhyun berdiri dengan tatapan tajamnya dengan Changmin.
"Kau pikir, aku juga mau ada disini? Jika saja dia tidak memanggilku untuk hadir, mungkin aku tidak akan pernah kembali." Desisnya pelan. Kemudian terkekeh sinis. "Kalian mengatakan jika kami adalah satu, tapi apa yang ku rasakan sangat jauh berbeda. Munafik."

Changmin kembali menghela napasnya panjang, ia memejamkan matanya sembari menutup wajahnya karena lelah dengan semua ini. Membiarkan Baekhyun pergi dengan amarah yang menguasainya.
"Maaf, Baixian. Tetapi demi kebaikan Baekhyun aku harus membuatmu pergi dari hidup kami."

Ditempat yang berbeda, Baekhyun menghempaskan tubuhnya disandaran kursi penumpang dalam mobilnya. Ia memejamkan matanya, merasa luka hatinya yang perlahan mulai tertutup kini perlahan terbuka. Membuatnya yang mulai melupakan rasa sakit kini semakin terasa pedih.

Keningnya berkerut, matanya kembali terbuka menatap ponselnya yang bergetar. Terpampang nama Chanyeol dengan emoticon Love disana, Baekhyun yakin jika pemuda tinggi itulah yang membuatnya sendiri.

Baekhyun mendengus, ia kembali memasukkan ponsel kedalam saku celananya. Tak berniat untuk mengangkat panggilan dari Chanyeol, moodnya sedang turun. Ia tak ada tenaga untuk mendengarkan segala bentuk ocehan atau rayuan yang akan dilontarkan pemuda itu. Hingga akhirnya Baekhyun lebih memilih untuk mengistirahatkan otak dan juga tubuhnya, terlebih peningnya kembali mampir sebentar saat bersama Changmin tadi.

DEAR LOVE [CHANBAEK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang