Rasanya tidak sedekat ini. Seperti berada tepat di samping telinganya dan perlahan-lahan menarik kesadarannya bermuara.

Sebetulnya, Beomgyu juga gak yakin lama waktu dia tertidur. Namun presensi yang ada di depan matanya kala kelopak matanya terbuka terlalu dekat dan... aromanya familiar.

Beomgyu terbangun dengan linglung. Kepalanya nyut-nyutan mendadak, jadi dia meraih wujud di sampingnya. Meraih lengannya guna menopang tubuh.

"Udah bangun?" suaranya lembut terdengar, membuat Beomgyu jadi teringat perkataan mamanya di telepon soal dia.

"Hm-uhm," setelah agak baikan, Beomgyu menarik diri dan menggosok matanya pelan. Mengerjap.

"Ini beneran kak Soobin? Gue gak masih di mimpi gak?"

Soobin tersenyum dengan kepala yang sedikit dimiringkan. "Cek aja kalau gak percaya."

Beomgyu mendekat, menusuk pipi Soobin dengan telunjuknya. "Kayak beneran," dicubitnya pipi yang sama. "Oh, salah, harusnya cubit pipi sendiri." kemudian Beomgyu mencubit pipinya. "Akh—sakit..."

"Aduh, pusing banget ya, dek? Untung kepalanya gak ikut meledak saking panasnya." Soobin meledek sambil mengusap rambut Beomgyu.

"Oh, beneran kak Soobin ternyata." Beomgyu berdecak.

"Otak lo udah aus kayaknya, perlu dibongkar pasang."

"Ya ya ya, terserah," Beomgyu kembali menjatuhkan kepalanya di meja. Diam sejenak kemudian menolehkan kepalanya mengarah pada Soobin di sebelahnya. "Kakak ngapain sendiri di sini—selain baca buku maksudnya."

"Gak ngapa-ngapain, ya pengen baca aja."

"....rajin ya,"

"Enggak kok, emang suka baca aja."

"Sama aja... rajin... pokoknya..." ucapannya lirih diiringi matanya kembali terpejam.

Beomgyu gak tahu kalau Soobin menatapnya lekat. Seperti telah menimbang, kemudian dia meletakkan tangannya pelan di pundak Beomgyu dan jemarinya menarik-narik pelan ujung rambut Beomgyu yang mampu diraihnya.

Perlakuannya itu membuat mata Beomgyu kembali terbuka. Ngapain? Dia ingin bertanya begitu, tapi malah tertahan.

Terlanjur suka.

"Gak ada kelas?" tanya Soobin dengan suara yang hanya mampu didengar mereka.

"Nanti, jam 3. Kak Soobin?"

"Sama, nanti jam 3." jawabnya, tangannya masih di sana bersama tatapannya enggan beralih. "Itu kelas terakhir?"

"Iya."

"Bubar jam berapa?"

"Jam 5.15. Kakak?"

"Jam 5."

"Uhm-hm,"

Entah bagus atau enggak, tapi Beomgyu larut terlalu dalam. Masih bergeming ketika tangan besar Soobin menutupi separuh pandangan Beomgyu demi menyibak poninya. Membuat iris mereka bertemu secara lurus tanpa sekat.

Pemicunya membuat Beomgyu bisa merasakan setiap debaran di urat nadinya. Jantung Beomgyu serasa mencelos seketika.

Sayangnya, Beomgyu telat mengalihkan perasaan itu sebab Soobin keburu bicara duluan, "Pulangnya... ada acara?"

Tangan Beomgyu mengepal gugup di samping wajahnya. "Enggak sih,"

"Mau makan malam bareng di luar?"

"Boleh..."

Bibir Soobin seperti berkedut membuat garis senyum lebih panjang dari sebelumnya.

"Nanti tunggu aja di selasar gedung, biar gue samperin elo soalnya fakultas gue di ujung."

"Uhm-hm,"

"Ya udah, kalau mau tidur lagi, sok. Nanti setengah 3 gue bangunin."

Beomgyu bergumam lagi sebagai sahutan, dia takut suaranya bakal terdengar aneh kalau menjawab.

Lagipula... Beomgyu juga gak yakin bisa menjawab dengan lugas ketika mereka terlalu dekat. Dan... dua jengkal jarak itu terhubung oleh jembatan lengan Soobin yang masih memainkan rambut Beomgyu. Padahal atensi yang lebih tua itu sudah kembali pada buku yang dibacanya.

Jika penghubung itu yang membuat Soobin berkonsentrasi dan tenang pada bacaannya, maka itu berlaku sebaliknya untuk Beomgyu yang kini menelungkup menyembunyikan wajahnya.

Bagaimana caranya Beomgyu kembali terlelap ketika jantungnya berdebar cepat seperti mau meledak rasanya?


❒❒❒


Secara sadar, Beomgyu sebenarnya menyadari kalau dia agak attached pada Soobin. Intensitas mereka bertemu memang gak sering-sering amat. Tapi sekalinya bertemu, mereka seolah selalu terikat dalam kejadian yang kuat dan bermakna. Setidaknya, bagi Beomgyu sendiri.

Beomgyu membiarkan dirinya semakin dikenal oleh Soobin pada tiap momen. Beomgyu bingung, dia harus senang atau enggak—maksudnya... lebih baik dia merasa biasa aja, gitu?

Entahlah.

Ada suatu waktu ketika Beomgyu tiba-tiba kangen sebenarnya, tapi dia disadarkan kalau kondisi gak memungkinkan dan lagipula...

...Beomgyu gak yakin dengan dirinya sendiri.

Beomgyu gak yakin dengan dirinya sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


###

[23-10-2020]

Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Where stories live. Discover now