BAB 2 Masalah Baru

175 105 39
                                    

Yena dan Choon Hee berangkat sekolah bersama, mereka berjalan beriringan. Ketika mereka hendak memasuki gerbang, mereka melihat Eun Jung yang sedang dipaksa untuk membawakan tas milik Kyung Mi beserta teman satu gengnya. Yena pun menghampirinya, Eun Jung tampak kerepotan dengan membawa tas-tas itu.

"Aku akan membantumu." Yena langsung mengambil tas itu dan membawanya.

"Aku juga." Choon Hee melakukan hal yang sama seperti Yena.

"Gomawo," kata Eun Jung dengan lirih sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak perlu sungkan begitu, kita kan teman," kata Yena sambil merangkul Eun Jung dan tersenyum kepadanya. Namun Eun Jung hanya terdiam.

Pembelajaran pertama hari ini akan segera dimulai. Pak Kang Suk Chul, selaku wali kelas akan memulai pembelajaran.

"Selamat pagi semua," sapa Kang Seonsaeng-nim (Guru Kang) dengan semangat.

"Selamat pagi." Murid-murid menjawabnya dengan kompak.

"Hari ini saya akan membagikan hasil UTS kalian minggu lalu." Semua murid waswas menantikan hasilnya. Kang Seonsaeng-nim memanggil muridnya satu-persatu untuk mengambil nilai UTS. Saat tiba giliran nama Yena dipanggil, lalu ia maju ke depan.

"Han Yena, selamat kamu mendapat peringkat pertama lagi."

"Jeongmal? (Benarkah?)." Yena tersenyum gembira melihat nilainya. Teman-teman lainya menyorakinya. Kemudian ia kembali duduk di kursinya.

"Yena, kamu hebat. Chughahae (Selamat ya)," kata Choon Hee dengan senang.

"Gomawo, bagaimana denganmu?"

"Aku ada diperingkat dua belas." Choon Hee menjawabnya dengan murung.

"Tidak terlalu buruk."

"Tapi Eomma pasti akan marah. Bagaimana bisa otakmu seencer itu? Padahal kan kamu tidak pernah les dan kamu juga bekerja paruh waktu."

"Iya ya, mungkin karena aku sudah pintar dari lahir kali, benarkan?" Yena tersenyum sombong, sedangkan Choon Hee hanya melengos.

Suasana dikelas masih ribut, mereka saling menanyakan hasil nilainya kepada teman lainnya. Yena juga sempat mendengar percakapan Kyung Mi dan teman satu gengnya.

"Peringkatmu buruk sekali, kau berada diperingkat ketiga dari bawah," ejek teman kyung Mi.

"Hei kau menghinaku. Ya setidaknya peringkatku lebih baik daripada Eun Jung. Benarkan Eun Jung?" ujar Kyung Mi sambil menatap Eun Jung dengan tatapan sinis. Eun Jung kemudian memalingkan wajahnya.

Melihat ekspresinya Eun Jung, Yena tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Eun Jung. Yena hanya bisa kasihan melihatnya.

Setelah beberapa jam mendengarkan penjelasan guru akhirnya jam istirahat telah tiba, hampir semua siswa berhamburan ke luar kelas. Begitu juga Yena dan Choon Hee. Ketika keluar kelas, Yena melihat Eun Jung pergi bersama Kyung Mi dan gengnya, mereka terlihat sangat akrab, tetapi agak aneh.

"Choon Hee, kau ke kantin duluan saja. Aku ada urusan sebentar." Belum juga Choon Hee menjawab, Yena sudah berlari meninggalkannya.

"YENA, kenapa kau meniggalkanku sendiri?" teriak Choon Hee, namun Yena tidak menghiraukannya.

Kyung Mi dan gengnya membawa Eun Jung ke tempat yang jauh dari keramaian. "Apa yang akan kita lakukan hari ini terhadap Eun Jung, menjambaknya? Atau melemparinya telur?" tanya Kyung Mi dengan santainya.

"Kenapa kau selalu membuliku? Apa salahku?" Eun Jung sudah mulai meronta, matanya sudah berkaca-kaca, dan bibirnya gemetar.

"Kau masih saja bertanya apa salahmu, kalau saja waktu itu kau tidak ikut campur urusanku, aku tidak akan membulimu," sentak Kyung Mi, membuat Eun Jung hanya pasrah, ia tidak bisa melawan Kyung Mi, ia hanya bisa meneteskan air mata.

"Kyung Mi, kamu memang orang yang nggak punya perasaan. Aku yakin hidupmu nggak bakalan tenang." Teriak Eun Jung sambil terisak.

Kyung Mi melayangkan tangannya hendak menampar Eun Jung, namun Yena berhasil mencekal tangan Kyung Mi sebelum menampar Eun Jung. Kyung Mi langsung menoleh ke arah Yena dan menatapnya dengan tatapan tajam.

"Lepaskan tanganku," perintah Kyung Mi. Yena pun melepaskan tangan Kyung Mi dengan kasar. Kyung Mi memegang pergelangan tangannya yang terasa sakit karena Yena telah mencengkeram tangannya dengan sangat erat.

"Ngapain kau disini, kau tidak usah ikut campur urusan kami. Lebih baik kau pergi," kata Kyung Mi dengan sinis.

"Urusan Eun Jung juga urusanku." Yena langsung menarik tangan Eun Jung untuk membawanya pergi. Namun Kyung Mi malah menarik kembali tangan Yena.

"Kau mau bernasib sama seperti Eun Jung," ancam Kyung Mi. Yena berusaha melepaskan tangan Kyung Mi yang mencekalnya, namun Kyung Mi melihat sebuah kalung yang melingkar di leher Yena.

"Apa ini?" tanya Kyung Mi sambil menyentuh kalung itu dan Yena segera menepis tangan Kyung Mi

"Jangan sentuh itu," kata Yena ketus.

"Oh, kenapa?" Tiba-tiba Kyung Mi langsung menarik kalung itu yang masih melingkar di leher Yena.

"Apa kalung ini sangat berharga bagimu? Kekanakan sekali," ejek Kyung Mi sambil memperlihatkan kalung itu yang sudah berada di tangannya.

"Kembalikan kalungku." Yena berusaha meraih kalung yang ada di genggaman Kyung Mi.

"Tidak akan. Lihat aku akan membuang kalung ini"

"HAJIMA!! (JANGAN)." Teriak Yena, namun Kyung Mi sudah terlebih dahulu melempar jauh kalung itu ke sembarang tempat.

"Apa yang kau lakukan?!" Yena berteriak marah. Dia terlalu emosi hingga tanpa disadari dia mendorong Kyung Mi hingga jatuh tersungkur ke tanah.

"YAA! Neo michyeosseo (HEI! Apa kau sudah gila?)" Kyung Mi sudah benar-benar marah. Saat hendak berdiri, ia melihat Kang Seonsaeng-nim yang tidak terlalu jauh dari mereka. Kemudian Kyung Mi mengurungkan niatnya untuk berdiri.

"Ah aww, sakit sekali." Kyung Mi menjerit keras sekali sehingga Kang Seonsaeng-nim menoleh dan berjalan ke arah mereka.

"Yena kenapa kau mendorongku? Apa salahku?" kata Kyung Mi dengan pura-pura terisak.

Ada apa dengannya? batin Yena

"Kyung Mi, apa kau tidak apa-apa?" Yena tersentak saat mengetahui bahwa Kang Seonsaeng-nim sudah di belakangnya.

"Kakiku sakit sekali, tadi Yena mendorongku," keluh Kyung Mi. Yena kesal sekali dengan apa yang dilakukan Kyung Mi.

"Kalau begitu kamu ke UKS dulu. Lalu Yena ikut bapak sekarang," perintah Kang Seonsaeng-nim.

"Pak ini tidak seperti apa yang bapak lihat."

"Ikut bapak dulu, bicaranya nanti."

Yena pun hanya bisa mematuhi perintah Kang Seonsaeng-nim. Ketika Yena menoleh ke arah Kyung Mi, sepertinya Kyung Mi sangat senang melihat Yena mendapatkan masalah.

♪♪♪♪

 
Tak lama kemudian Yena dan Kang Seonsaeng-nim duduk berhadapan di sebuah ruangan. "Yena, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu mendorong Kyung Mi hingga terjatuh?" tanya Kang Seonsaeng-nim dengan nada lembut.

"Pak ini tidak seperti apa yang bapak lihat, Kyung Mi itu telah membully Eun Jung, aku hanya menyelamatkan Eun Jung." Yena membela diri.

"Iya, bapak percaya sama kamu kok. Tapi bagaimana kalau keluarga Kyung Mi menyewa pengacara mahal untuk menyerangmu? Dari dulu kita tidak bisa melawan keluarga Kyung Mi, dia selalu saja mengancam. Bapak hanya khawatir."

"Tapi, mau bagaimanapun? Aku tidak bisa diam saja. Aku harus melakukan sesuatu, untuk membela diriku sendiri. Bapak tenang saja, aku tidak akan menyerah begitu saja."

“Bapak juga akan membantu semampu bapak.”

“Terima kasih pak, kalau begitu saya permisi dulu,” Yena membungkukkan badannya lalu pergi meninggalkan ruangan. Yena mencoba untuk tenang, walaupun dia sedikit gelisah dengan apa yang akan direncanakan Kyung Mi.

Hai jangan lupa untuk vote dan comment ya^•^

Sing for You [Hiatus]Where stories live. Discover now