Bab 3 : Teror Pertama Raina

6 2 0
                                    

Raina sedang berada di dalam dapur, mengambil beberapa camilan untuk memakannya di kamar, tidak lupa pula dia membawa minuman dingin untuk menyegarkan tenggorokannya, setelah selesai mengambilnya Raina kembali ke kamarnya dan mulai untuk mengerjakan beberapa lembar tugas yang diberikan oleh gurunya tadi pagi.

Tangannya dengan lincah mengerjakan tugas itu sampai sampai ujung pensil yang dia gunakan patah, segera dia langsung mencari alat keruk pensil agar pekerjaannya bisa selesai malam ini juga.

Saat dirinya baru saja duduk untuk mengerjakan tugasnya kembali, lampu kamarnya mendadak mati, angin berhembus kencang dibalik jendela kamarnya. Gorden kamarnya bergerak, sebenarnya ini sudah biasa dia rasakan, pasti lampu akan menyala kembali sekitar 5 menit kemudian.

Sambil menunggu lampu nyala, dia membuka ponselnya yang tergeletak di samping buku paketnya, membuka instagram dan menscroll semua layar berandanya.

Sebuah notifikasi pesan masuk mengagetkan Raina, dia langsung membuka pesan itu tanpa basa basi.

Unknow:

Kenapa kamu tidak menolongku saat itu?

Kenapa kamu membiarkan ku merasakan sakit saat itu.

Aku tersiksa, tempat ini membuat ku tidak tenang.

Bebaskan aku dari sini.

Tolong aku...

Rentetan pesan yang tak jelas siapa pengirimnya membuat alis Raina bertautan bingung, siapa yang mengirimkan pesan ini untuknya?

Beberapa detik setelah Raina membaca pesan itu, Kaca jendela terbuka lebar, seolah ada yang mendobrak jendela kamar Raina secara paksa.

Meskipun awalnya ragu, Dia berjalan menuju jendela, untuk sekedar memastikan siapa yang sudah berani membuka jendela anak gadis selarut ini.

Tak ada siapa pun di sini. Lalu bagaimana bisa jendelanya itu terbuka secara tiba-tiba? Dia menutup kembali jendela dan gorden yang sempat bergerak tadi.

Belum sempat rasa terkejutnya hilang, lagi lagi Raina di kagetkan dengan suara tawa menyeramkan.

Suara itu berasal dari arah jendela tadi. Raina berbalik badan, melihat setiap detail keadaan di luar kamarnya melalu kaca jendela. Dia melihat kepulan awan hitam muncul, perlahan lahan membentuk sebuah kepala manusia, semakin lama kepulan asap itu menjelma menjadi seorang gadis bermuka pucat.

Dia melambaikan tangannya ke arah Raina. Seolah menyapa dan mengajak Raina untuk ikut bersamanya. Raina mengedipkan mata berkali-kali, dan berharap kejadian ini hanyalah mimpi semata.

Gadis putih pucat itu semakin lama semakin nyata, dia memaksa masuk, menembus kaca jendela kamar Raina, Raina tersentak. Memundurkan badan untuk menjauh dari makhluk mengerikan itu.

Ranina syok bukan main, bagaimana bisa arwah itu menerornya, dia tak melakukan apapun yang bisa membuat gadis itu marah padanya.

Semakin Raina menghindar, arwah itu semakin nekat untuk mendekat ke arah Raina dengan cepat. Dan seketika bayangan arwah itu menabrak wajah Raina.

My School Secret (Ina Version)Where stories live. Discover now