Chapter 55

1.3K 185 4
                                    

Chapter 55
————————————————————

Temperamen Song Nanchuan tetap dingin dalam perjalanan ke bandara. Ketika mereka sampai di bandara, dia hanya mengeluarkan tabletnya untuk membaca berita.

Pei Ying melihat sikapnya yang terus-menerus dingin dan mengerucutkan bibirnya. Dia mengeluarkan ponselnya untuk melihat Weibo.

Weibo sudah meledak dengan berita mereka. Fans dan antifans sama-sama dengan penuh semangat mendiskusikan kunjungannya ke keluarga Song. Pei Ying merasa bosan, jadi dia senang membaca komentarnya. Di seberangnya, Song Nanchuan melirik dan kemudian melanjutkan melihat-lihat berita.

Tidak lama kemudian, dia menerima pesan dari kakak keduanya. "Lao San, kenapa kamu pergi tanpa sepatah kata pun?"
(Sama seperti Kakak kedua disebut Lao Er, atau "dua tua", sebagai saudara ketiga, Song Nanchuan disebut Lao San, atau "tiga tua.")

Song Nanchuan menolak pemberitahuan (notifikasi) tersebut, karena tidak berniat untuk berbicara dengannya.

Kakak kedua mengirim pesan lagi. "Aku sudah mendengar dari Ayah tentang apa yang terjadi tadi malam. Aku benar-benar tidak berharap hal-hal menjadi seperti itu. Jangan marah."

Song Nanchuan mengangkat alisnya, akhirnya menanggapi. "Kamu tidak mengharapkan hal-hal menjadi seperti itu? Sari sudut pandangku, tindakanmu disengaja. Akui saja kalau kau niat jahat."

[Kakak Kedua] Niat jahat? Jangan bicara seperti aku ini orang aneh.

[Song Nanchuan] Bukankah begitu? Ketika membuat para gadis mabuk, kamu tidak pernah salah perhitungan.

"...." Kakak kedua dibungkam. Kemudian dia menjawab, "Terima kasih."

[Song Nanchuan]....

"Aku tidak memujimu!" Song Nanchuan dengan keras menekan keyboard. "Aku akan mengingat hutang ini. Tunggu sampai aku kembali untuk menyelesaikannya perlahan bersamamu."

[Kakak Kedua] Ayo ... Aku hanya ingin Pei Ying mengungkapkan karakter aslinya kepada Ayah dan Ibu.

[Song Nanchuan] Hentikan omong kosong itu. Kau hanya tidak ingin pernikahanku berjalan mulus. Tidak mungkin kamu diam-diam jatuh cinta padaku, bukan? Lupakan. Itu tidak bisa terjadi di antara kita.

[Kakak Kedua] ... Bro, seleramu agak berat.

"Jika kamu tidak menginginkan kecantikanku, lalu apa yang kamu incar?"

[Kakak Kedua]....

Adik Ketiga masih sama seperti biasanya, hehe.

[Kakak Kedua] Apakah kau lupa siapa yang memberi laporan kepada Gu Zhen, yang menyebabkan kami putus?

[Song Nanchuan] ... Brengsek. Sudah berapa lama itu? Kau masih ingat?

[Kakak Kedua] Meskipun ingatanku buruk, aku bisa menyimpan dendam cukup lama.

"...oke. Sebaiknya kau berdoa biar aku tidak menemukan alasan lain untuk menangkapmu. Ingatanku selalu sangat baik, dan bahkan lebih baik lagi jika menyangkut dendam. :)" Setelah pesan dikirimkan, ada notifikasi untuk naik ke pesawat.

Dia menyingkirkan tabletnya dan menoleh ke Pei Ying. "Ayo pergi."

"Oh." Pei Ying dengan cepat menyingkirkan ponselnya dan mengikutinya.

Setelah naik pesawat, Song Nanchuan memejamkan mata untuk beristirahat. Pei Ying memandangnya dari samping, memperdebatkan apakah dia harus bergerak atau tidak.

Sementara dia memikirkannya, pesawat, yang telah terbang dengan mulus sampai saat itu, tiba-tiba berguncang. Para penumpang mulai berbisik, tetapi bahkan setelah bergoyang-goyang, pesawat masih belum kembali normal. Sebaliknya, goyangan itu semakin kuat.

(END) Just Blame Me For Being Blind in the BeginningWhere stories live. Discover now