[some scenes may a mature content]
Baca novel romantis dan sad ending emang sedih banget, terlebih lagi, alurnya terngiang-ngiang di kepala sampai-sampai ngelakuin hal sesuatu aja mood jadi down banget, iya kan?.
And hell!, Nini bangun di kehidupan...
Mr. Jung menatap lekat-lekat iris coklat gelap milik Jennie.
"Tahu darimana?" Tanya Mr. Jung tetap tenang.
Jennie terkikik karena gemas sendiri kalau mengingat cerita kesukaan nya yang ternyata berujung sad ending tersebut.
"Karena aku bacaa"
Mr. Jung tersenyum kecil, dalam kasus ini pria itu terbodohi untuk beberapa bulan ke depan, tentu saja yang ia tangkap 'Jennie membaca perasaan nya'.
Padahal jauh dari itu.
"Kamu mau ketemu Mr. Jung?" Tanya Mr. Jung kali ini suaranya merendah.
Jennie mengangguk antusias "Ih mau banget!"
Ia terkekeh geli dan menenggak asal Sampanye nya tanpa kapok, alhasil tambah meracaulah ia.
"Eh, pfft- jangan disini"
Mr. Jung melepas dasinya kemudian memasukkan benda tersebut ke dalam saku celana. Pria itu menghela nafas kasar.
"Iya"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Wake up"
Mr. Jung melepas jas hitam nya kemudian menempelkan setelan itu di dinding dan sedetik kemudian muncul wadah kubus setelah bunyi 'beep' terdengar.
Ia memantau Jennie yang terlelap di ranjang sembari menonton cuplikan berita NESEY yang siap meluncurkan satelit terbaru. Ke sekian kali ia menghela nafas karena Jennie belum terbangun sedari Mr. Jung mengantar gadis itu ke rumah miliknya.
Sepertinya Jennie mabuk sekali, jadi kantuknya tak tertahankan. Berkali-kali pun Mr. Jung berusaha bangunkan namun melihat wajah gadis mungil tadi yang sangat pulas dan teler Mr. Jung jadi tidak mau mengganggu.
Namun, sepertinya permohonan sang Mr. Jung terkabul karena setelah ia mengganti Channel televisi, suara lenguhan terdengar dan juga gumaman Jennie yang linglung.
"Hmm, heh sedang apa disitu?" Tanya Jennie, dan sepertinya mabuk ia belum mereda biarpun hanya lima persen.
Mengingat dia masih dibawah umur untuk minum alkohol, jadi ya lemah parah.
Mr. Jung beranjak dari ChaiseLongue nya kemudian duduk di tepi ranjang. Menatap Jennie yang kacau sekali, dengan telaten ia merapihkan rambut gadis itu lalu mengusap-usap pipi Jennie yang dingin.
Dengan kurang ajar Jennie menangkup rahang Mr. Jung kemudian berseru.
"Ih! Mr. Jung!"
Jaehyun mengangguk walau ekspresi nya datar-datar saja.
"Senang?" Tanya nya.
Jennie mengangguk riang lalu mencubit-cubit gemas pipi Mr. Jung.
Nah, kalau sudah begini Mr. Jung mana kuat, yah walaupun ia belum pernah melakukan hubungan badan dengan seseorang namun kali ini ia baru mengerti mengapa orang-orang sangat suka skinship. Pria itu mendorong Jennie hingga terlentang di ranjang empuk kemudian menindihnya.
Jennie melenguh begitu Mr. Jung mencium nya lembut tanpa ada tuntutan apapun. Melumat bibir gadis itu yang mana menumbuhkan kesan sensual di pagi hari. Mr. Jung menggigit bibir bawah Jennie hati-hati kemudian melepaskan ciuman nya tersebut.
Menatap iris coklat yang sudah membuatnya penasaran.
"Moan my name, okay?"
Jennie mengangguk.
Mr. Jung meneguk ludahnya kasar, dengan gerakan tiba-tiba pria itu mencium lapar leher Jennie, mencecap nya hingga memberi tanda merah kebiruan disana. Sementara gadis itu melenguh sembari memeluk pinggang Mr. Jung yang lebih besar darinya saat ini.
Jennie tersenyum, tubuhnya seketika menghangat saat Mr. Jung membalas pelukannya sekilas sebelum berlanjut membuka pakaiannya.
"M-mr. Ju-"
"Not Mr, but Jaehyun" koreksi pria itu sembari membuka pengait bra Jennie.
"Jae...ah-huh?!"
Jennie membola terkejut juga saat yang bersamaan ia ingin tertawa geli begitu Mr. Jung memainkan buah dada nya, lidah pria itu benar-benar bikin Jennie kewalahan.
Ciuman nya turun ke perut, dan tangan satunya beralih meraba bagian sensitif Jennie yang ternyata sudah basah.
Jennie mengerang tertahan.
Mr. Jung melepaskan kemeja putih nya yang sudah kusut setelah ia meloloskan hotpants Jennie alhasil keduanya telanjang utuh kecuali Mr. Jung karena pria itu masih memakai celana hitamnya.
"No we can't." ujar Mr. Jung parau dengan suara serak nya.
Jennie mendesah berat ada nada kecewa. Ayolah Mr. Jung juga tahan mati-matian agar tak kebablasan, masih menghargai mahkota perempuan yang berada di bawahnya ini, jangan lupakan kalau Jennie juga tengah dilanda mabuk berat.
Jennie menarik Mr. Jung mendekat kemudian mencium dada bidang pria itu lalu memeluknya.
"Dingin" gumam Jennie yang jelas terdengar.
Mr. Jung memejamkan mata sembari mencoba mengatur nafasnya yang tersengal akibat terlalu menahan sesuatu. Pria itu mendekatkan wajahnya ke telinga Jennie.
"Then, I have to warm you, but still I can't completely enter to you"
Mr. Jung menjauhkan tubuhnya kemudian menaruh dahinya di dahi Jennie, memperhatikan wajah bulat dan cantik milik perempuan yang baru saja membuat nya hampir hilang akal. Pria itu mengecup sekilas pipi Jennie kemudian menurunkan diri di bawah kaki gadis tersebut.
"Tahan, okay?"
Jennie mengangguk pasrah.
Belum ada lima detik mr. Jung menenggelamkan wajahnya diantara selangkangan kaki Jennie, pria itu memainkan lidah nya di milik gadis itu, keluar masuk dengan lapar yang mana makin membuat sang pemilik terengah-engah juga mengerang panjang.
Mr. Jung makin tenggelam dalam rasa laparnya yang berbeda dari arti lapar sungguhan. Pria itu menjauhkan kepalanya sembari menjilat area bibirnya yang masih berbekas cairan Jennie.
"Shit, you killed me"
Mr. Jung menaikkan tubuhnya dan langsung mencium bibir Jennie lembut, membiarkan gadis itu mendesah panjang namanya di kala ia memainkan jari nya di area Jennie.
"You are mine, and so on, You have entered my life that way I will never let you go, never"