Bumi Pertiwi

77 5 0
                                    


I am a queen

Part#16
Sabtu, 10 Oktober 2020
Jam 17.20 waktu bumi pertiwi Galaksi Bimasakti

Bertubi-tubi pesan masuk di handphone saya, intinya sama. Terusin ceritanya dong. Kalian yaa..bikin saya duduk manis lagi, padahal juga belum sehari semalam menikmati keindahan bumi. Memang bumi kita ini terbaik, hangatnya mentari membuat kulit saya berkeringat sehat, indahnya bunga bermekaran di halaman , liukan ikan koi warna warni di kolam, seakan bilang kepada saya : "wellcome home my queen" (ahaha..sok berkuasa)...maghrib dl ya...

Meskipun bumi dimana saya mendarat mewajibkan tetap 'stay at home' , kalimat yang sekarang viral gegara miss coro. Namun tetaplah bumi terindah karena disini saya ratunya, hehe. Bahkan jika saya bersibuk ria dengan halaman, tidak cukup sehari menyapa mereka (emang apa aja tho yang ada di halaman?). Kepo ya, baiklah. Saya suka berkebun dan menyapa mereka , semisal begini "Hai bunga krokot, hari ini bungamu indah bangeet" atau "Assalamualikum ikan koi, kalian makin gendut aja, diet dong." " Nah, si janda bolong ini (saya sebenarnya ga suka nama ini, tapi belum menemukan nama keren pengganti), kenapa kalian agak layu sih, kurang minum ya, ayo tegar..kena matahari dikit ajah letoy." Bayangkan gaes, sebegitunya saya suka ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon, ketika wajib ikut wisata ke planet 306 yang ga bertemu sasaran mengobral stok verbal, apa ga menderita. Jadi jangan heran kalau saya produktif banget menulis, sekedar menyalurkan stok yang melimpah.

Ini cerita kemarin setelah pendaratan ke bumi yang sukses, lancar jaya tanpa kendala, alhamdulillah. Bahkan jalanan yang ramai pun seakan tahu kalau ada turis yang kangen home. Sesampai di rumah, semua barang bawaan yang sudah disemprot desinfektan di Semesta Kilisuci, disemprot ulang oleh pangeran charming (hehe kepo yaa..suka -suka, bagi saya suami itu ya yang ter charming). Semua barang ini diseleksi di area belakang yang ada tulisan laundry room, keren ya. Ini juga suka-suka saya, teras belakang tempat mesin cuci ada tulisan begitu, jadi agak manis dan berasa bukan tempat kerja rodi mencuci. Trus semua baju masuklah ke keranjang laundry, meskipun sudah saya cuci semua di planet 306. Obat-obatan, madu, dan bawaan lain yang printilan ini saya keluarkan dari kresek, masukkan 'rumah' masing-masing. Saya membiasakan semua barang ada rumahnya, misal kunci punya rumah, buku punya rumah, panci juga punya rumah, sehingga saya mudah mendatangi alamat mereka jika memerlukan. Selesai urusan ribet markibet bawaan ini, saya mandi keramas menikmati air hangat di shower. Bersih bersih diri, karena my charming punya aturan keras, ga boleh memeluk anak-anak jika belum mandi (hihi..kejam ya, padahal saya sudah mandi di planet 306, juga sudah disemprot sebelum mendarat). Tapi saya kan patuh sama pangeran (ehemm). Buktinya dibelikan tiket wisata ke Kilisuci saya manut.

Betapa bahagianya menikmati mentari pagi , menikmati bunga bermekaran di halaman , kecipak ikan koi warna warni, semilir angin di gazebo bambu, celoteh anak-anak yang cerita ini itu, wah waaah..ini yang bikin baper pemirsah. Apalagi kiriman sayur, lauk, makanan dari tetangga datang memenuhi meja makan saya yang masih kosong (maklum saya ga boleh keluar gaes..ga bisa belanja). Beranjak dhuha ada tamu dari Puskesmas setempat, dipimpin oleh bu dokter Sri Muntamah yang ramah. Banyak hal yang saya dapatkan dari kunjungan ini, maturnuwun nggih bu dokter dan teman-teman Puskesmas.

Tidak ada yang 'takut' dengan saya, tetangga biasa saja, beberapa ke rumah untuk silaturohim, karena saya diharuskan isolasi mandiri dulu seperti yang tertulis di surat sakti semesta Kilisuci, saya tidak bisa menyapa tetangga bumi kecuali mereka yang datang ke rumah. Rupanya tulisan saya ini mampu mengganti kacamata, kecuali yang belum mau ganti, hehe.

Hari ini saya manfaatkan untuk diskusi dengan sohib saya yang anggota tim kecil penerbitan buku. Jadi buku ini akan selesai cetak, perkiraan manusia akhir Oktober,(doakan lancar ya) karena cerita selama isoman ini juga masuk ke dalamnya. Beberapa teman meminta saya menuliskan bagaimana manajemen waktu ketika isoman, stay at home namun tetap hidup seratus persen, sehat ,produktif , dan bahagia (nebeng kampanye khas BNN yaa..).

Sudah banyak yang berkirim pesan akan memborong buku ini ( partisipasi disumbangkan sebagai bacaan pasien covid), termasuk sohib saya mbak Hapsari , juga beberapa teman yang tidak bisa saya sebutkan. Hari ini saya intip wattpad sudah dibaca 4.300 manusia, amazing, blessing, alhamdulillah. Semoga mencerahkan ya. Eh..bocoran berita menarik nih, ada yang menawari cerita ini di filmkan, bijimana pemirsaaah..koment ya di sini.

KAMAR 306-jika corona sebesar kambing-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang