Konferensi virtual

580 10 0
                                    

Part#4
Sabtu, 3 Oktober 2020
Jam 04.58 waktu kamar 306 GRAHA 3 RS KILISUCI

Awali pagimu dengan bahagia, apalagi jika anda memiliki kesehatan yang berkualitas. Itu melebihi banyak hal penting di dunia ini. Sakit yang ringan sekalipun akan mengurangi kualitas dan kuantitas kehidupan, seluruh kegiatan akan terasa tidak nyaman, misalnya pusing, bisa jadi berdiri saja ga kuat, mikir juga error, bahkan bisa uring-uringan lho. Selalu lantunkan syukur di setiap detik nafas yang masih diberikanNya. Karena masih banyak makhluk Nya yang memiliki masalah kesehatan yang lebih buruk dari kita.
==tulisan di atas jadi quote pagi niih==

Di setiap part tulisan ini, memang suasana dan nuansa tulisan tergantung dengan mood saya. Sedangkan mood saya tentunya terpengaruh waktu saya menulis, juga kegiatan apa yang sudah saya alami. Naah yang di part#4 ini idealnya kan saya tulis semalam ya, namun kemarin itu sejak siang hingga malam ternyata hidup saya penuh dengan video call. Tentu saja berjeda ishoma dan visite dokter doong. Bahkan dokternya pun menunggu sebentar saya pamitan dulu sama sohib yang sedang video call, alhamdulillah ada media ajaib ini, sehingga meski terkurung di lantai 3 di kamar 4X6 ini saya tetap bisa bertemu dengan orang-orang dari sabang sampai merauke.
Menulis sepagi ini, ternyata lebih lancar . Mungkin oksigen otak lagi bagus-bagusnya, apalagi sambil mendengarkan lantunan merdu ayat suci dari ustadz Hanan Ataki dan Muzammil Hasballah, suara mereka ini favorit saya. Boleh doong memilih siapa reciter favorit, namun kalau untuk hafalan, saya suka mendengar berulang dari syekh Al Ghamidy karena nadanya lebih cepat dan lebih pas buat hafalan. Itupun hafalan belum nambah banyak, huhu..kemarin ada teman yang mensupport, mbak Wulan...dengan isolasi ini Alloh menyayangi mbak Wulan, sehingga bisa banyak katam AL Quran, lebih banyak lagi hafalannya.....Masya Alloh..kalian memang the best friend, bukankah teman yang baik adalah ketika dia selalu mengingatkan dalam hal kebaikan? Jadinya kalau keluar dari isolasi ini hafalan ga nambah, betapa bodohnya saya. Doakan ya gaes..saya sehat plus nambah hafalan. Aamiin.
Widiiih, beginilah kalau nulis sambil dengar suara merdu ustadz Muzammil, tulisannya jadi kebawa dakwah aja. Saya mau cerita mulai dari makan siang kemarin ya. Saya berupaya selalu mengkonsumsi habis menu yang diberikan kecuali jika saya kekenyangan , tentu saja saya stop. Nasi kotak yang diberikan selalu full gizi, lauk hewani, nabati, sayur, krupuk, snack, buah, dan minuman penuh nutrisi. Maksi kemarin rawon , dagingnya empuuk, dan karena lapar, ludes doong.alhamdulillah.

Teman-teman yang pernah mengenyam tiga tahun bersama dalam pendidikan yang hebat di Akademi Gizi Yogya ( sekarang jadi Poltekkes Yogya) pada menanyakan menunya seperti apa..haha, dasar ahli gizi, yang ditanya menu melulu, pasiennya dooong.Jadilah saya kirim poto ke mereka, komentarnya sih, menunya bagus, enak-enak. Dan seperti umumnya advis para Ahli Gizi:" dihabiskan ya mbaaak". Kalau pasien nurut, akan cepat sembuh kata mereka. Siaaaap grak, 86. Meski saya sudah ga 'bergizi' (tidak bekerja sebagai ahli gizi seperti mereka) tapi saya tahu rasanya gemes plus emosi saat pasien tidak mau menyantap menu dari rumah sakit, saya pernah praktek di RS Pandan Arang Boyolali, juga pernah praktek di RS Syaiful Anwar Malang (ya sebagai ahli gizi lah). Jadi saya upayakan selalu menikmati setiap sesi makan (kata bu AKBP L.Dewi : "jangan pedulikan berat badan mbak, yang penting sehat"..siaap 86 ndan). Dan memang sekarang sudah terasa lebih endut, hihi.

Apa sih kegiatan setelah maksi? Ternyata malah ga sempat membaca (saya hobi membaca wattpadd, hihi ketahuan kaan), kemarin itu ternyata hari keberuntungan saya , karena begitu banyak yang mengunjungi dan mensupport saya. Lhoo, apa boleh dikunjungi? Boleeeh, siapa yang ngelarang. Kan mengunjunginya via benda ajaib berkamera resolusi bagus, handphone dengan fitur: video call. Terimakasih yang telah menciptakan tekhnologi canggih ini.

Video call dari kakak pertama saya si kembar, bu Dewi MGS yang sedang diberi amanah menjadi English Teacher di SMP1 membahas kondisi kesehatan saya, dan mbak Dewi ini tertawa ngakak katanya pas membaca tulisan saya part#3 yang memuat, kalo corona sebesar kambing ..dst.Katanya saya bakat jadi penulis, sekalian bikin novel saja ( bisnis baru nih, wkwkwk) Senangnya bisa membuat orang senang meskipun kondisi saya kurang menyenangkan.

Video call dari bu Aning besan saya yang juga bu guru, beliau bertugas di MTS Centong.Bu besan saya yang kalem ini juga menanyakan bagaimana orang sehat, suka bersepeda, ga ada keluhan, gejala, koq bisa positif covid, juga tentu saja banyak cerita dan guyonan antar besan ( yang belum punya besan, tak doakan segera dapat besan yaa).

Video call dari bu komendan AKBP L.Dewi seru bangeet. Karena beliau ternyata baru tahu saya positif covid. Jadi banyak hal yang kami bahas dan tentunya beliau banyak mensupport. Hampir sejam ngobrol ngalor ngidul yang membuat kamar 306 seperti banyak tamu, hehe. Terimakasih bu mendan..pokoknya siaaap 86.
Berikut cuplikan poto vidcall dengan bu Dewi :




Video call yang menghibur dari keponakan dan babynya si Bizar imut yang lucu, endut, sehat, cakeeeep putih kayak artis Korea ajaah, padahal emak n bapaknya ga gitu amat (sory ya Rosa n Akbar, hihi just kidding).
Berikut cuplikan poto vidcall dengan 'cucu' si Abizar :

Video call dari rekan kerja di Jakarta , beliau seorang dokter. Yang ternyata Agustus kemarin juga sempat positif dan isolasi mandiri. Jadi beliau berbagi pengalaman , termasuk mensupport psikologis dan mental saya jika nanti ada stigma yang ga bener terhadap orang yang sudah sehat dari covid. Makasiiih bu dokter sohibku , pernah sekamar selama dikpim di Bogor 3 bulan, miss you so much. Si mbak corona ga takut lho sama dokter gaes.

Video call dari sohib -sohib pengajian , lebih seru karena kita pakai google meet , sehingga bisa langsung konferensi. Ngobrol tentang kondisi saya, juga support untuk saya tentunya, bahkan saya dikirimi parcel buah, roti, cemilan yang buanyak, juga alat-alat makan piring , sendok, gelas..huhu..kalian is the best friend til jannah. Saya ga minta apa- apa, hanya doa yang terus mengalir .

Video call dengan suami dan anak-anak tentunya setiap saat, sesukanya.. sampai saya bilang, :"umi habis ini mau istirahat dl bentar, ngantuuk..jangan di telpon dulu yaa"..

Naah, dengan banyaknya konferensi video call seperti itu, siapa bilang di kamar isolasi sepi dan sendiri. Banyak hal berharga yang saya dapatkan dari orang-orang hebat yang mensupport saya. Dan itulaah, kemarin tidak sempat menulis, karena terlalu banyak meeting virtual dari siang sampai malam yang saya hadiri, haha...

Selain video call, kabar yang membahagiakan sekaligus melegakan adalah, ketika kemarin teman-teman kantor saya ditracing oleh Dinas Kesehatan ( bu Yuni Ulifah dkk), hasil rapid test rekan -rekan saya non reaktif semua. Alhamdulillah.

Barusan diperiksa perawat, mbak Rahma namanya, saya tanya lulusan UB Keperawatan. Sukses ya mbak Rahma, pekerjaan ini beresiko namun kalian tetap bekerja dengan hati. Ramah, sopan, meski fashion style nya menyulitkan gerak. Tensi 110/70, hasil oksimetri 98. Normal kaan. Dan yang lebih melegakan adalah informasi dari dokter, eh yaaa.kemarin sore visite dokter Fajar menyampaikan kalau hasil rongten saya normal. Alhamdulillah...Semuanya normal, sehat, jadi mbak corona silakan keluar dari tubuh saya yaa.

Ini cuplikan saya diperiksa mbak rahma dengan pakaian APD lengkap bak astronot

Ups. Sudah jam 06.17, waktunya jingkrak jingkrak dulu melemaskan otot yaa..jika kemarin senam maumere,hari ini ingin senam di youtube nya seger buger, low impact basic aerobic, yang ga ribet dan bisa diikuti..==yuk senam==

KAMAR 306-jika corona sebesar kambing-Where stories live. Discover now