3. Kota Herag

8 1 0
                                    

Aku berada di transportasi yang paling kuhindari, bus arbitrer. Beberapa kali kurapatkan topi kerucut hingga menutupi sebagian wajahku. Aku mengambil kursi paling belakang agar lebih mudah mengawasi siapa saja yang naik dan turun dari bus. Setelah kutimang-timang, tujuanku adalah pabrik tekstil tempat Ayah bekerja. Untuk memastikan apakah Ayah masih di sana. Jika tidak, maka kemungkinan buruk itu bisa saja bukan asumsi belakang.

Pintu bus menutup. Sabuk pengaman muncul dan mengikat para penumpang. Bus arbitrer akan berhenti di tiap halte untuk turun dan mengangkut penumpang. Begitu seterusnya selama dua puluh empat jam tanpa awak. Bus mulai terbang melaju, berkelok ke kiri dengan tikungan tajam, satu sentimeter sebelum berbenturan dengan puncak menara berbentuk topi kerucut. Beberapa detik kemudian bus menukik tajam membentuk garis vertikal menuju halte pemberhentian pertama. Seharusnya bus berjalan di darat saja! Aku menutup mata enggan melihat jalur tidak terkendali bus.

Pada pemberhentian kesepuluh, aku turun. Di depanku, berdiri pabrik seluas sepuluh kilometer. Pusat tekstil terbesar di WM. Di dekat gerbang, ada halte bus arbitrer yang memudahkan pekerja pabrik pulang pergi, tempatku turun. Gerbang terbuka lebar. Banyak truk-truk besar keluar mengangkut kain untuk dikirimkan ke penjuru WM. Setelah melewati gerbang, truk-truk besar itu menggerum dan tancap gas melaju di udara. Beberapa mobil tenaga kesehatan juga tampak keluar dari sana, mungkin habis terjadi kecelakaan kerja.

Saat akan masuk, penjaga gerbang menghadangku. "Apa tujuanmu, Nak?"

"Aku mau menemui ayahku. Ada hal mendesak."

"Siapa nama ayahmu?"

"Ren."

Penjaga tersebut tampak berbicara dengan rekannya, berbisik-bisik. Beberapa saat kemudian kembali menghampiriku. "Ayo ikut ke ruang tunggu."

Tujuanku ke pabrik ini tidak serta-merta ingin bertemu dengan Ayah, tetapi hanya untuk memastikan. Saat penjaga itu mengajakku ikut, wajahku pias. Tanpa menunggu waktu, aku segera berlari menuju halte. Sebuah bus sedang berhenti di sana. Demi melihat itu, penjaga yang tadi berbicara denganku terkejut dan menyusulku. "Cepat tangkap dia!"

Dua penjaga gerbang itu mengejarku disusul beberapa pasukan WM dari dalam pabrik. Mereka sudah menungguku.

Hanya beberapa ratus meter, aku dengan mudah mencapai bus dan naik. Segera kulempar topi kerucutku, ke salah satu kursi, lalu tubuhku masuk ke dalamnya. Ya, aku melakukan magis yang sama seperti memasuki tubuh Ao. Saat kedua penjaga itu mencapai pintu bus dan memeriksa satu per satu penumpang, aku hanya melirik dari kursi paling belakang. Penjaga itu menuju ke arahku dan mengangkatku yang terjebak dalam topi kerucut.

"Sial, di mana dia?"

Para pasukan WM masuk menggeledah bus. Beberapa anak kecil menjerit ketakutan. Mereka bertanya pada setiap penumpang yang semuanya menggeleng. "Setelah dia melempar topi, tubuhnya tiba-tiba menghilang," jawab seorang witchy dengan rambut yang diikat tinggi.

Setelah sekali lagi memeriksa dan bus harus tertahan sepuluh menit di halte, dua penjaga itu menyerah dan turun dari bus setelah mengucapkan maaf karena menganggu perjalanan.

Rupanya, Ayah benar-benar ditangkap oleh mereka.

Saat aku mendapat nilai terbaik teori di kelas, aku tak sabar menunggu Ayah pulang di sore hari dan segera menuju pabrik tepat pulang sekolah. Penjaga menghadangku, tidak mengizinkan masuk. Padahal aku hanya meminta waktu lima menit, mereka tetap keukeuh tidak membolehkanku menemui Ayah.

Setelah Ayah pulang kerja, aku segera melaporkan kejadian itu sambil bersungut-sungut kesal. Ayah hanya tertawa. "Para penjaga tidak akan membiarkan pekerja diganggu, walau anggota keluarga mereka meninggal sekalipun. Mereka harus pulang tepat waktu. Tidak ada alasan meninggalkan pekerjaan di pabrik." Ayah mengusap rambutku. Tersenyum dan menunjuk nilaiku. "Tapi kalo Ayah tahu Dey datang untuk menunjukkan nilai yang menakjubkan ini, Ayah pasti akan menerobos penjaga gerbang itu!"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 30 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Wand 31Where stories live. Discover now