Prolog

11 2 0
                                    

"Magis berada pada setiap benda di alam semesta. Buku di kamar, lemari yang menelan pakaian, atau sepatu yang membungkus kaki. Tak ada anak-anak yang percaya jika semua benda itu mati atau tidak bernyawa. Saat orang tua mengatakan demikian, mereka dengan lantang menjawab, 'Aku lihat sendiri! Ia bergerak, berbisik di telingaku.' Para orang tua memilih bungkam, membiarkan anak-anak tahu kebenaran seiring pertumbuhan usia. Kebenaran bahwa setiap zat memiliki magis murni mereka sendiri."

Pemuda yang dari tadi bercerita mengangkat telapak tangan yang terbuka. "Jangan bertanya dulu, Zac. Nanti saja jika ceritanya selesai."

Zac menurunkan tangannya. Kembali serius mendengarkan cerita kuno yang sangat menyenangkan. Mungkin jika yang bercerita adalah nenek tua, dia tidak akan tertarik. Dia bergidik menatap beberapa teman perempuan sebayanya. Zac berani bertaruh demi hantu apel yang bergentayangan dalam perut jika mereka sama sekali tidak mendengar cerita, hanya fokus pada wajah tampan sang pendongeng. Pubertas sebelum waktunya!

"Dulu orang-orang tidak membutuhkan tongkat sihir untuk menciptakan magis. Hanya dengan ayunan tangan ...." Cerita itu menggantung, turut mencekik leher anak-anak yang mendengarkan. Saking penasarannya. "Bus! Apa pun bisa dilakukan. Tanpa uang untuk membeli wand, tidak perlu kaya untuk menjadi hebat. Kamu hanya perlu keberanian dalam diri dan tekad yang kuat untuk berlatih. Maka kamu akan sehebat Oxo."

Ia memosisikan tangannya untuk bergerak seirama dengan dongengnya. "Ya, Oxo. Kalian tahu siapa dia. Witchan terhebat sepanjang masa. Menurut kepercayaan orang tua, yang lebih suka kusebut mitos, dia masih hidup berkeliaran di luar sana setelah mengutuk dunia."

Anak-anak itu bergidik takut. Sebagian memajukan posisi duduk. Pemuda itu tersenyum kecil, cepat-cepat mengganti raut wajahnya. Di tempat paling sudut dan terbelakang, Zac menaruh perhatian penuh. "Saat itu, matahari pun takut pada Oxo. Hari yang gelap, semua orang sadar akan ada hal dahsyat terjadi. Setelah bertahun-tahun mengasingkan diri, Oxo unjuk eksistensi. Orang-orang tidak mengenalnya, bahkan meremehkannya.

"Ketika dia mengangkat tangan ke udara di depan banyak orang ...." Anak-anak menelan ludah. "Jedar! Petir seperti cambuk raksasa, menggeliat di udara dan menghantam siapa pun yang dikehendaki Oxo. Ketika dia menurunkan tangannya, bangunan runtuh. Kemudian, hanya dengan tiupan kecil, badai datang menerjang kota. Dunia luluh lantak. Kutukan pun tercetus, Oxo menghapus magis murni di dunia ini."

Zac tidak tahan. Tanpa mengangkat tangan dia berseru, "Apakah dongeng itu benar?"

Sang pendongeng tertegun sejenak. Tidak menyangka dengan serangan yang dilakukan anak itu. Anak ini memang berbeda, batinnya. "Ini murni kisah yang kudengar dari orang tua dulu. Percaya atau tidak, biarlah menjadi pilihan masing-masing dari kita."

"Kalau begitu, dongeng itu tidak sepenuhnya benar." Bocah itu berdiri, menunjuk seorang anak perempuan berambut merah di baris tengah. "Sihir besar mungkin musnah, tapi beberapa sihir kecil seperti ini luput dari kutukan Oxo." Boneka kucing di depannya yang semula duduk tegak tiba-tiba terjatuh lemas. "Boneka itu sedari tadi mengikuti gerakanmu."

Pemuda itu meneratap. Semua orang dapat melihat tidak ada wand di sekitar anak perempuan berambut merah itu.


.oOo.

Welcome to WM!!

WM adalah dunia penyihir di mana semua magis telah tersegel. Yap, kecuali beberapa di antaranya. Seperti anak kecil berambut merah ... siapakah dia?

Hoho, dia akan menjadi tokoh utama dalam cerita ini ^o^

.
.

TBC

Wand 31Where stories live. Discover now