22 : let it all go

Comincia dall'inizio
                                        

"Gyu—" mereka memanggil bersamaan.

Beomgyu agak salah tingkah jadinya. "E-eh, kenapa kak?"

"Enggak, lo bilang dulu aja, Gyu, baru gue." Hyunjin mengalah sambil menatap penuh pengertian yang membuat Beomgyu menyerah untuk menurut.

"Well, sebenernya bukan apa-apa juga sih. Tapi kalau kakak mau tahu sesuatu... soal gue—" Beomgyu menjilat bibir bawahnya, berpikir mencari kata-kata yang tepat. "—apa pun itu, kakak boleh tanya. Karena gue gak tahu gimana ngejelasinnya dari awal, jadi mending ditanya dulu aja biar gue gak bingung jawabnya."

Dalam artian, sebagai tambahan, karena Beomgyu tidak bisa menyebutkan secara gamblang; 'segala yang telah terjadi setelah Hyunjin pergi'.

Tapi, Hyunjin malah menatapnya khawatir. "K-kenapa...?"

"Apanya?"

"A-apa—terjadi sesuatu sama lo... setelah gue pergi?"

Banyak hal, Jawaban itu hanya dalam hatinya. Melihat ekspresi Hyunjin merubah pikiran Beomgyu dengan cepat.

"Yah, apa pun, semacam itu." kata Beomgyu akhirnya, lantas dia menepuk punggung Hyunjin tanda tidak perlu khawatir. "Maksud gue, kalau kakak kepo dan mau tanya ya tanya aja. Gak usah ragu-ragu kayak tadi sebelumnya, gitu loh. Kayak ngobrol sama siapa aja takut-takut gitu? Kepala sekolah juga bukan."

Hahaha, kepala gue bundar. Tolol.

Entah untung atau tidak, tapi Hyunjin terlihat tidak memikirkannya terlampau jauh.

Kalau membandingkan Hyunjin dan Jeongin, adiknya memang lebih peka daripada kakaknya. Tapi, kalau soal kepintaran bidang akademik, anehnya Hyunjin lebih mumpuni.

"Terus, lo tadi mau bilang apa kak?" tanya Beomgyu.

"Oh, itu... gue cuman mau minta tukeran nomor sama lo aja sih. Boleh?"

"Ya kenapa gak boleh? Emangnya gue presiden yang nomor ponselnya sakral amat."

"Wkwkwk, tadi kepala sekolah sekarang presiden?"

"Biarin aja sih. Dahlah, nomor kakak berapa?"

"Nomor lo aja sini, nanti gue hubungi."

"Yaudah," Beomgyu mengetikkan nomornya di ponsel Hyunjin tanpa—mencoba—memikirkan hal yang lain.

"Makasih, Gyu."

"Sama-sama."

Hyunjin tersenyum lebar. "Makasih banyak juga es krimnya, Gyu."

Sialan.

Belum Beomgyu menyahut, terdengar suara mesin kendaraan mendekat diiringi tolehan kepala calon penumpang, termasuk Beomgyu.

"Itu bus lo?" tanya Hyunjin.

Unfortunately, "Iya,"

Lantas bus itu berhenti di hadapan mereka.

Beomgyu terlalu tidak rela untuk beranjak. Kenapa waktu mereka bertemu sangat sesingkat ini?

Untuk terakhir kali di hari itu, Beomgyu menghadap Hyunjin. "Kak,"

"Ya?"

Boleh gak sih gue berharap lo dateng lagi? Boleh gak sih gue bilang, 'mau ketemu lo di sana?'

Boleh gak sih gue tanya... 'apa dulu kakak juga suka gue, bukan sebagai adik?'

Namun Beomgyu malah menggenggam tangan Hyunjin dan menjabatnya.

"Makasih banyak udah ditraktir—eh, maksudnya nemenin main seharian ya kak Hyunjin! Hehehe..."

Hyunjin ikut tertawa. "Iya, sama-sama. Hati-hati pulangnya."

"Kakak juga," dia mengangguk lantas dalam sepersekian detik memeluk Hyunjin erat.

Memang mengambil kesempatan dalam kesempitan, tapi dia gak mau menyesal.

Beomgyu mau melepaskannya. Semuanya. Untuk kemungkinan yang jadi terakhir.

Hyunjin dibuat tertegun tanpa sempat membalas karena Beomgyu cepat menarik diri dan berbalik memasuki bus. Langsung mendudukkan diri di sisi jendela dan langsung dibukanya, melambai pada Hyunjin.

"See you later kak Hyunjin! Jangan rindu Beomgyu, itu berat! Biar Jaemin NCT aja! Dadaaaahhh!"

Busnya segera berjalan, tidak mau menunggu Hyunjin yang telat balas melambai.

Beomgyu masih tersenyum lebar sampai segala di belakangnya jauh tertinggal dan mengecil. Dan sebelum Hyunjin beranjak pergi dari berdirinya di sana, Beomgyu telah menarik diri dan menutup rapat jendela bus.

Satu helaan napas panjang menyusul kemudian.


###

[19-10-2020]

ini adalah salah satu chapter yg rada emosional (menurutku), taegyu mah kaga ada apa-apanya, apalagi kiming x beomgyu AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH, dih

omong-omong, aku minta maaf ya dengan alur cerita yg lama dan tidak jelas, tapi... semuanya sudah terencana di dalam otak haluku bahwa beberapa momen yg terjadi di sini itu berpengaruh buat chap ke depan ke depan dan ke depannya lagi (idiee)

dengan mempertimbangkan itu (salah satunya) makanya aku merubah desc, kalau ada yg sadar, kalau enggak juga gpp, temen-temen mau baca saja aku suda terhura :'D /sedot ingus/ewh

tadinya aku mau pub kemarin atau lusa kemarin, sekalian curhat, tapi keadaan yg terjadi rada hasemeleh(?) dan kemarin aku tepar jadinya diundur sampai sekarang

oke, pendek saja perbacotan ini karena mungkin udah rada mabok sama panjangnya chap ini, terimakasih buat yg udah nyempetin baca ini di sela-sela kefrustasian (dan ketololan/g) yg terjadi di irl, thank you so  much have a nice day 


Click On ╏ C. Beomgyu (ON HOLD)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora