BAGIAN 4.

49 10 20
                                    

"Patah hati terberat itu ketika menyukai sahabat cowok kita sendiri, dan parahnya lagi, hanya kita yang menyukai."

-Sena Paramita Lumiere

***

"Oi Na! Enak ya lo ninggalin gue sendiri di kantin," sungut Carra membuat Sena menyengir lebar.

"Maaf ya Carra, Sena lupa kalo ada Carra disana tadi, abisnya kak Vega nyebelin," ucap Sena.

"Ibisnya kik vigi nyibilin," balas Carra menye menye.

"Carra, tau gak, tadi Fathir bilang mau ngajakin Sena ke toserba," ujar Sena girang.

"Mau ngapain?" tanya Carra bingung.

"Ya gatau lah, kali aja Fathir mau beliin Sena sesuatu, apa jangan-jangan Fathir suka ya sama Sena?" tanya sena berbisik ke arah Carra.

Carra menoyor pelan kening cewek itu. "Ngarep lo," cibir Carra.

"Sirik aja," sungut Sena.

"Oh iya Carra, kalau Kak Vega minta id line Sena, nggak usah dikasih ya," ucap Sena memperingati.

"Mana sempat, keburu melayang id line lo, Na,"

"Hmmm." Carra menggumam sekenanya. Toh ini juga buat kebaikan Sena kan? Gimana kalau Carra tidak memberikan id line Sena dan Sena batal jadi anggota pelam? Ujung ujungnya Carra juga yang pusing.

🍬🍬🍬

"Na, mau pergi sekarang?" tanya Fathir pada Sena yang sedang menutup rasleting tasnya.

Sena yang sudah menyampirkan tasnya dipunggung mengangguk senang.

"Carra, Sena duluan ya," ucap Sena dan dibalas anggukan oleh Carra.

"Ayo thir," ajak Sena dan mereka berdua segera melanglahkan kakinya keluar kelas.

Sena berdiri di dekat motor Fathir. Cowok itu kini tengah memakai helmnya. Sena berusaha mengalihkan pandangannya ke segala arah untuk meredakan detak jantungnya yang sangat cepat. Tapi, tanpa sadar iris mata coklatnya bertemu dengan manik mata abu-abu diujung dekat lorong kelas 12.

"Kak Vega?" batin Sena. Ia melihat cowok itu tengah menyandar ditembok depan kelasnya mungkin? Seperti tengah menunggu seseorang tapi tatapan mata cowok itu mengarah padanya.

Vega tersenyum pada Sena yang membuat Sena menatapnya datar. Di mata sena, senyum Vega
nampak menyebalkan sekali. Sena segera mengalihkan pandangannya ketika suara Fathir membuyarkan lamunannya.

"Ngapain bengong aja, Na?" tanya Fathir.

Sena menggeleng. "Enggak kok thir, yaudah ayo berangkat," ucap Sena lalu ia naik ke atas motor Fathir.

Dan tanpa sadar manik mata abu-abu itu terus menatap mereka berdua dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

🍬🍬🍬

"Lo biasanya suka hadiah apa, Na?" tanya fathir membuat Sena menatap cowok itu bingung.

"Ini maksud Fathir apa sih? Mau ngasih hadiah buat Sena ya?" batin Sena.

"Oh iya, lo kan suka yang warnanya cerah-cerah gitu ya," lanjut Fathir yang dibalas anggukan oleh Sena.

"Emang kalau cewek gitu ya? Sukanya warna yang cerah-cerah?" tanya Fathir.

Hello Crush!Where stories live. Discover now