BAGIAN 2.

55 12 18
                                    

"Sena? Sekelas lagi?" Suara bariton itu membuat Carra dan Sena langsung menoleh ke arah orang itu. Dan sedetik kemudian jantung Sena berdebar tak karuan.

"Iya thir," balas Sena seraya tersenyum manis.

Sena merangkul lengan Carra dan mereka langsung melangkahkan kakinya menuju kelas 11 IPA 2 diikuti oleh Fathir.

"Sen, lo mau ikut eskul apa nanti?" tanya Carra seraya menopang dagu nya. Carra dan Sena sedang duduk manis di bangku mereka.

"Masa eskul english club lagi sih?" ucap Sena memasang wajah bingungnya seraya mengetuk ngetukkan jari telunjuk ke dagunya.

"Kalo gue sih penginnya ganti jadi eskul jurnalistik," ujar Carra.

"Serius? Carra gamau eskul cheers lagi?" tanya Sena sedikit kaget.

Carra menggeleng. "No, no, gue pengin mencoba suasana baru," ucap Carra tersenyum miring dengan gayanya.

"Ah iya, apa Sena ikut eskul pencinta alam aja ya?" tanya Sena pada Carra.

Carra menyipitkan matanya, "Di sana kan banyak cogan, hayo mau nyari doi ya lo? Si petir mau dikemanain?!" lontar Carra pada Sena.

"Sembarangan, Sena masuk eskul itu bukan buat nyari cogannya kok, lagi pula Carra kan tau Sena sukanya sama siapa," balas Sena seraya tersenyum malu.

"Elah, si petir mulu yang lo sebut, udahlah move on aja kalau tau dia gak suka sama lo," cetus Carra.

"Lagian nih ya, masih banyak cowok diluar sana Sen, siapa sih yang enggak tertarik sama lo, semua cowok yang baru lihat lo sedetik aja udah langsung suka Sen," lanjut Carra membuat Sena mendengus malas.

Sena memang sangat cantik. Wajah blasterannya sangat kentara sekali. Juga kulit yang putih bersih bak kapas, jangan lupakan senyuman gadis itu yang membahayakan jantung para kaum Adam.

"Carra, please ya jangan mulai, pokoknya cuma suka sama Fathir," tekan Sena tidak mau di ganggu gugat.

"Iya iya, terserah kanjeng aja," balas Carra malas.

°°°°°

"Sen, gue ke kak Ana dulu ya mau daftar eskul, lo mau daftar eskul pelam kan? Yaudah sono," ucap Carra yang ingin beranjak pergi. Pelam (Pecinta alam)

"Eh, car, tunggu dulu, daftar nya kemana ya?" tanya Sena seraya menunjukkan cengirannya.

Carra menggelengkan kepala heran. "Baru keluar dari goa ya Sen? Masa sama kak Rafa aja lo gatau? Dia kan ketua eskul pelam plus most wanted sekolah ini, apa jangan-jangan lo gatau ketos kita siapa lagi ya?" ucap Carra dengan selidik.

"Ga gitu juga ya car, ketos mah tau lah, tapi kalo kak Ra ... siapa tadi? Ah iya, kak Rafa kan Sena gak tau, lagian berarti dia belum bisa disebut most wanted sekolah ini dong, secara kan Sena aja ngga tau siapa dia," balas Sena santai.

"Makanya jangan sibuk merhatiin si petir mulu," ledek Carra.

"Namanya Fathir Carra, bukan petir." Sena mendengus kesal.

Carra tertawa kecil lalu mencubit pipi Sena gemas. "Yaya serah lo aja, yaudah mending lo ke kak Rafa gih, itu tuh orangnya," tunjuk Carra dari jauh. Sena pun mengangguk mantap.

"Duluan ya Sen, byee," ucap Carra seraya melangkahkan kakinya meninggalkan Sena.

Sena pun memutuskan untuk menghampiri Rafa yang dimaksud Carra tadi. Sena melihat banyak sekali siswi kelas 10 yang sedang mendaftar ke kakak kelasnya itu. Sena memerhatikannya dari jarak yang tidak cukup jauh.

Hello Crush!Where stories live. Discover now