Sakit

3.6K 105 11
                                    


Ell's POV

Siang ini aku kembali pada rutinitasku sebelumnya. Ya, mau tidak mau aku harus kembali sekolah dan menjalani hari hariku sama seperti sebelumnya. Setelah makan siang dan berpamitan pada ibu akupun bergegas menuju sekolahku.

Hari ini hari jumat, bertepatan dengan jadwal kelasku yang memang masuk siang, dan jam pertama dimulai pukul 13.00 WIB.  Dan masih ada waktu 30 menit lagi sebelum pelajaran dimulai.

Aku dan temanku memutuskan untuk jajan dulu di kantin karena jam segini kantin pasti sepi.
Setelah memesan aku kembali duduk di kursi bersama geng ku.

Oh iya.. Kuperkenalkan disini aku mempunyai sahabat sahabat yang begitu care, di mulai dari cowok yang paling ganteng disini, well karena dia satu satunya cowok di grup ini hehe.

Namanya Fatir, tapi biasa kita panggil Icul karena biar lebih gampang. 

Yang kedua namanya Gerry,  eittss.. Dia cewek kok. Manis cantik. Sayang suaranya kaya bapak bapak ngebass haha.

Yang ketiga Emily, diantara kita dia yang paling pendiam. Dan juga paling susah diajak ngomong alias telmi.

Dan yang terakhir Ika, cewek manis dengan pembawaan yang tenang. Dia yang selalu jadi penasihat kalau di antara kita ada yang bertengkar.

Setelah puas bercanda ria , tak berapa lama aku mendengar suara gaduh dari pintu masuk. Saat menengok tak sengaja mataku menangkap sosok yang begitu ku rindukan namun sangat ingin ku lupakan. Seketika senyumku menghilang dan muka ku berubah datar.

Ia diam menatapku yang tak membalas senyum manisnya. 

Aku terus memasang wajah datarku tak menghiraukan candaan sahabat sahabatku, bahkan saat aku tahu ia memilih tempat duduk persis di seberang mejaku tak ada niatan untuk menengok kearahnya sedikitpun.

"Lu kenapa sih mendadak diem? Sawan?" Tanya icul heran.

"Tauk. Tadi aja cengengesan. Aneh tau lu jadi diem begini tiba-tiba." Timpal gerry melanjutkan.

"Gue gapapa kok. Cuma mendadak  sariawan aja." Jawabku memaksakan senyum karna tak ingin mereka khawatir. 

Well, aku belum bercerita jika aku menyukai salah satu siswi di sekolah kami. Aku hanya belum siap jika  mendapatkan respon yang kurang baik nantinya.

Setelah kurang lebih 30 menit aku mengajak yang lain untuk masuk kelas karna pelajaran akan segera dimulai.

Tepat saat aku melewati meja yang Wahyu tempati aku merasakan tangan hangat menggenggam tanganku. Seketika aku berhenti dan berbalik menatapnya.

"Kenapa..?" Tanyaku datar.

"Ada yang salah sama aku? Kamu nggak bales senyum aku tadi." Jawabnya begitu lembut.

"Nggak ada kok, aku cuma lagi PMS aja." Jawabku sekenanya dan melepaskan genggaman tangannya lalu berjalan menuju kelasku di ikuti tatapan heran teman temanku.

"Lu kenal sama cewek di kantin tadi..?" Icul mulai kepo sesaat setelah aku mendaratkan pantatku di kursi bengkel praktekku. Karena aku bersekolah di SMK otomatis pelajaranku sedikit banyak berlangsung di bengkel praktek dan hanya hari tertentu berlangsung di dalam kelas.

"Iya, tapi nggak terlalu kenal baik kok.." Jawabku sekenanya.

Saat aku tak sengaja menatap Gerry aku menangkap sesuatu yang lain dari tatapannya. Tapi entahlah. Aku tau mau memikirkannya dan fokus kembali ke guru yang baru masuk dan langsung memberi kami tugas untuk praktek hari ini.

Kriiing.. Kriiingg..

Bel tanda pelajaran hari ini selesai berdering dengan kencangnya. Semua siswa siswi berhamburan keluar dari kelas. Terkecuali aku yang memilih pulang ketika sekolah mulai sepi. Bukan apa-apa, aku hanya benci berdesakkan di pintu keluar.

Setelah kurang lebih 25 menit aku menunggu sekolah sudah mulai sepi, kemudian aku melangkahkan kakiku menuju gerbang utama sekolah ini, aku melewati koridor yang begitu sepi. Hanya ada beberapa siswa yang masih berada di sekolah sampai magrib begini. 

Aku berjalan seorang diri karena Icul DKK Memilih untuk pulang lebih awal. Dan aku sudah terbiasa akan hal itu.

Ketika sampai di ujung sekolah tiba tiba seseorang menarik lenganku kuat membawaku masuk ke salah satu kelas kosong disini dan menguncinya. Hanya ada kita berdua disini.

Aku hanya menatapnya datar, tanpa tahu harus berbuat apa, dan orang itu hanya balas menatapku dengan tatapan teduhnya.  Sejujurnya aku benci ada di situasi seperti ini.

"Kamu kenapa?" Tanya nya setelah hampir beberapa menit terdiam.
Aku masih memandanginya tanpa berniat menjawab pertanyaannya.

"Sampai kapan kamu mau diemin aku? Aku bahkan gatau salahku dimana. Kita emang baru kenal tapi aku nyaman berteman sama kamu. Aku gatau alasan kamu apa tiba tiba bersikap dingin kaya gini Ell.." Ucapnya terdengar putus asa.

Aku mengepalkan tanganku kuat, mencoba terlihat baik baik saja mendengar ia menyebut kata teman. Entahlah apa yang salah, kurasa dia benar kita hanya teman. Tapi kenapa hatiku menolak mengakui fakta itu.

Dan kenapa dia begitu peduli padahal aku hanya seorang yang tak sengaja ia kenal bukan? Kurasa memang aku yang berlebihan..

Sreeettt ..

Kulihat dia mengeluarkan beberapa lembar tisu dari saku bajunya.  Dan dengan telaten mengelap kening dan pelipisku dengan lembutnya.

"Kamu keringetan banget.." Ucapnya masih fokus membersihkan keringatku.  

"Maaf kalo aku ada salah sama kamu, tapi tolong jangan diam kaya gini. Kamu nyiksa aku Ell.." Lanjutnya setelah aku hanya diam tak menanggapinya sama sekali dan ia bergerak untuk meraih tanganku dan  menggenggamnya.

Entahlah lidahku rasanya kelu untuk  menjawab. Aku hanya bingung terhadap sikapnya.

Apa benar aku menyukai gadis ini? Ah, semoga saja tidak. Semoga ini hanya sekedar rasa kagum.

. Tbc.

Senior High School (gxg) Where stories live. Discover now