12. Aku Ingin Menjemputnya

5.7K 511 99
                                    

Happy reading
.
.
.

Johnny terduduk di atas bebatuan. Tunggu, Sejak kapan ia berada di atas jurang? Johnny memperhatikan sekelilingnya tidak ada siapapun disana.

Hei! kapan seorang Seo Johnny berpergian sejauh ini? Tempat yang ia pijak pun tidak seperti nyata. Dimana Seo Johnny sekarang?

Johnny tampak linglung, tempat yang ia pijak sekarang tak seperti perdesaan. Disini sangat sepi, sungguh hanya suara angin dan burung merpati yang bersenandung ria.

"John?" panggil seseorang. Johnny menoleh mencari sumber suara itu.

Dimana suara itu? Johnny kebingungan. Ia berjalan lurus dan menemukan sebuah gubuk, kecil namun sangat nyaman dipandang.

Johnny menangkap siluet sosok yang ia kenal, apakah sosok itu yang memanggil Johnny?

"Ten?" Johnny hanya menerka saja, siapa tau sosok itu sungguh Tennie yang ia rindukan selama ini.

Sosok itu tersenyum cerah kearah Johnny. Mengintrupsi Johnny untuk menghampirinya di teras gubuk itu.

Johnny berlari kecil, ia sungguh merindukan Tennienya ini. Istri yang ia inginkan, istri yang ia rindukan.

"Tennie, aku merindukan mu" ujar Johnny. Pria berlengan kekar itu menangkap sosok yang mirip dengan mendiang istrinya, Ia memperat pelukan. Sosok Ten mengelus lembut punggung lebar pria tersebut.

"Sungguh?" sahut sosok Ten.

Johnny mengangguk sesaat air matanya keluar deras.

"Jangan menangis, dasar cengeng" cibir Ten.

Johnny melepaskan pelukan hangat itu. "Ti-tidak, aku tidak cengeng!" elak Johnny.

Sosok Ten hanya bisa tertawa kecil dengan pria yang berstatus suaminya.

"Tidurlah" titah Ten, Johnny menadahkan badannya pada kursi yang panjang, ia bersandar pada paha sang istri.

"Bagaimana?" tanya Ten

"Apanya?"

"Kabarmu John" sosok itu masih setia mengusap surai Johnny.

"Aku baik sayang" jawab Johnny, ia sangat nyaman dengan posisi itu. Ia merindukan moment ini bersama Tennie.

"Lalu, bagaimana dengan putri kita?" tanya Tennie.

Johnny mati kutu, ia tak bisa memberi jawaban pada sosok Ten. Apakah ia harus jujur, karena selama ini ia belum bisa menerima anak perempuan itu ?.

"Kenapa diam?" tanya sosok itu sangat halus.

Johnny memejam matanya dan mengelu berucap maaf berkali-kali.

"Untuk apa minta maaf ?" Ten senantiasa bertanya pada Johnny.

"Aku dibutakan oleh cinta mu, sehingga aku menyalahkan dia" jujur Johnny. Benar selama ini Johnny dibutakan oleh cinta Ten.

"Lalu?"

"Aku tak pernah menganggapnya ada, lalu a-aku menyalahkannya atas kematian mu" ujar Johnny.

Sosok Ten masih setia mengusap surai hitam milik Johnny, sosok itu tersenyum teduh menatap wajah suami yang ia tinggal pergi ini.

"Kenapa?"

"Ka-karena aku terlalu mencintaimu Ten, aku tidak sanggup kehilanganmu" tekan Johnny.

"Jika Haechan yang berada di posisiku, kau... akan menyalahkan ku juga?" ucap Tennie membuat Johnny tak bisa menjawab.

Daddy || Johnny [✔]Where stories live. Discover now