10. Hug me dad

5.2K 516 94
                                    

Happy reading
.
.
.

"Daddy?" Haechan yang melihat sosok ayahnya itu mulai menghampiri ayahnya dengan berjalan tertatih-tatih.

"Johnnya!" panggil Nyonnya Seo, ia berlari menuju Johnny putranya.

"Kakak!" seru Koeun dan Herin bersamaan.

Johnny memeluk ibunya beserta dengan ayahnya, semua tamu turut berbahagia melihat pemandangan ini.

"Jangan menangis Eomma, nanti cantik mu luntur" goda Johnny pada sang ibu.

"Kau pulang lama sekali! tidak rindu pada ibumu ini?!"

"Aku sangat rindu" ujar Johnny.

"Appa merindukan mu juga John!" ucap sang ayah pada anaknya.

"Aku juga" Johnny memeluk kedua orang tuanya, ia sangat rindu pada ayah dan ibunya ini.

Nyonnya Seo melepaskan pelukan hangat sang putra, ia ingin Johnny menghampiri Haechan lalu memberikan ucapan ulang tahun.

"Kau ingin bertemu dia kan?" tanyanya pada sang anak.

"Dad?" panggil anak kecil itu pada ayahnya. Johnny tak tahan menatap wajah sang anak, Ia sungguh mirip dengan mendiang istrinya.

"John, ini Haechan putrimu" ucap Nyonnya Seo. "peluk dia John" titah Tuan Seo pada putranya.

"A-aku.." ucap Johnny terbata-bata.

"Aku sangat merindukanmu dad" ujar Haechan lalu memeluk kaki jenjang milik ayahnya. "Jangan pergi Channie mohon" pintanya sembari mengeluarkan airmata yang sedari tadi sudah keluar deras membasahi pipinya itu.

Johnny terdiam kaku, sosok anaknya ini sungguh merindukannya. Namun, ego Johnny lebih baik dari apapun itu.

"Dad?" panggilnya lirih sembari mendongak kepalanya keatas. Ayahnya ini sangat tinggi.

"Lepaskan aku" titah Johnny dingin, Haechan mulai melepaskan pelukannya ini. "Selamat ulang tahun" lanjut Johnny kembali.

Haechan tersenyum gembira, ayahnya memberi ucapan ulang tahun untuknya. Ia menghapus jejak air mata di dagunya.

"Terima kasih dad" jawab Haechan.

Johnny tak bergeming, Ia masih tetap dalam pendiriannya. "Ayah, aku hanya sebentar disini" ujar Johnny.

"Hei! kau baru saja pulang, aku tidak akan melepaskan mu lagi! kau harus mengurus semua pekerjaan ku di korea!" perintah Tuan Seo.

"Lalu perusahaanku di Chicago bagaimana?"

"Kau bisakan mengurus dua perusahaan sekaligus, aku ini sudah tua tidak bisa melakukannya sendiri sekarang" ujar pria yang lebih tua kepada anaknya.

"ta-tapi?" ragu Johnny. "Kau berbaktilah pada ayahmu sekali saja, adik-adikmu itu tidak bisa mengurus perusahaan karena itu bukan bidang mereka" pungkas Tuan Seo.

"Akan aku usahakan" jawab Johnny ringan.

Semua tamu menikmati hidangan yang disajikan, mereka sangat menyayangkan kejadian tadi. Sungguh mengharukan bagi mereka, anak perempuan yang malang.

('~')

Johnny melangkah masuk ke dalam kamarnya yang dulu, dimana ia tinggal bersama keluarganya.

Ia menghela napas sejenak saat menatap foto Ten, mendiang istrinya. bingkai foto itu tidak pernah berdebu sekalipun. Ia tersenyum getir merindukan sosok istrinya ini.

Daddy || Johnny [✔]Where stories live. Discover now