Day 4 & 7 : Play And Win

2.2K 110 4
                                    

Chuuya menakan tombol merah, melakukan kickdown pada karakter yang dimainkan Dazai dalam sebuah gim. "Tung—hh.."

Ia bergetar ketika menggerakkan bola itu, menahan sebuah lenguh melihat Dazai tersenyum dari balik layar. "Dazai— aku tidak bisa hng!" Chuuya menggigit bibir sebelum desahannya lepas.

Getaran di belakang membuatnya begitu mabuk. Matanya berkabut bahkan tidak bisa melihat layar dengan baik. Ia hanya menekan tombol secara acak dan meminta agar si brunette itu berhenti menekan tombol yang bukan untuk permainan.

"Hhn.." Chuuya menunduk. Tangannya menyerah dari tombol dan menyentuh tonjolan di antara selangkangan. Perih sekali rasanya. Ia ingin mendesah kencang. Ia ingin mencapai klimaks tapi Dazai menahan semua dengan kesenangannya. "Biarkan aku— ah!"

Chuuya meremas kepemilikan yang masih berbalut celana. Desahan yang lepas memancing beberapa pasang mata melihatnya meliukkan punggung dan bersemu.

"Dazai, hentikan.."

"Kau harus menang." Chuuya terlonjak lagi ketika getaran itu semakin cepat, menggelitik dengan rasa sakit yang nyatanya memang begitu nikmat. Ia mengigit bibir, merapatkan kakinya dan mulai kembali fokus pada layar.

"Hh... Nh— ah.."

Dazai memberinya banyak kelonggaran. Dari pandangan yang berembun Chuuya bisa melihat merah di bar nyawa karakternya hampir habis. Ia tidak tahu harus bagaimana. Kepala begitu panas sementara tubuhnya haus akan sentuhan pemuda itu.

Chuuya kembali mengintip balik layar, ada mata Dazai yang melihatnya seperti binatang lapar. Chuuya melenguh menyerah. Ia tidak bisa.

"Kau harus menang," kata Dazai. "Aku akan lepas harness dan vibrator itu kalau kau menang, itu perjanjiannya."

Chuuya ingin sekali melompat dari tempatnya lalu menerkam Dazai. Namun alih alih membunuh, Chuuya akan melepas celana pemuda itu dan merasakan kepemilikan Dazai yang tegang masuk ke tubuhnya. Persetan dengan mereka yang melihat, Chuuya ingin Dazai.

"Dazai—"

Dazai tersenyum melihat mata memohon yang sangat ia sukai. Ia hanya menerima tantangan konyol Chuuya dan menambah sedikit syarat, berniat mengalah di akhir agar Chuuya merasa senang berhasil mendapatkan keinginannya. Tapi ketika sepasang mata biru itu menatap penuh nafsu, Dazai jadi tidak ingin membuang-buang waktu lagi.

Ia bangkit dari bangkunya lalu melangkah ke sisi Chuuya. Melihat pahanya tertutup rapat menutup area selangkangan berbalut celana hitam yang sudah basah oleh tetes-tetes cairan.

Dazai menunduk, bersimpuh pada lututnya di hadapan Chuuya. "Sakit?"

"Hh!" Chuuya melenguh ketika tangan Dazai mengelus kepemilikannya yang tegang, meraba besi-besi harness dari balik baju yang begitu menyiksa. "Dazai.. Tung—nnh.."

Chuuya mengunci suaranya, membekap mulut sendiri sembari berdoa dalam hati agar tidak ada yang lewat dan melihat Dazai mengeluarkan kepemilikan Chuuya dari celana. Merah dan basah, seperti pipi penuh keringat dan bibir penuh saliva.

"Ini hukuman karena kau meninggalkan tantanganmu," Dazai tersenyum.

Chuuya ingin sekali berteriak dan mendesahkan nama Dazai ke penjuru dunia. Ereksi yang begitu genting ditambah kekangan harness membuat miliknya lebih dari sensitif. Namun Dazai dengan senyum mengelus lalu memijatnya tanpa ampun.

"Biarkan aku, ah—hh." Mungkin bibir Chuuya berdarah ketika Dazai kembali memainkan getaran di celah belakangnya. Chuuya menunduk jauh agar liangnya tidak menekan kursi dan membuat getaran semakin kencang. "Ahh.. Tidak—"

Astaga, sejauh apa Dazai akan menyiksanya. "Kumohon," Chuuya meminta, "Kumohon." Namun getaran itu malah bertambah kencang, "Ahh ah.. Dazai— ah!"

Chuuya tidak bisa lagi menahan desahannya. Ia lepaskan suara yang selalu Dazai sukai itu untuk bercampur dengan musik gim-gim yang tengah dimainkan lalu mencengkram pundak Dazai sebagai pengangan.

"Tidak bisa ah.." Ia memohon sampai menangis, "Aku kalah," Dazai terkekeh mendengarnya. "Dazai.. Dazai ahh..."

"Baiklah," Dazai bangkit berdiri, menarik tangan Chuuya perlahan untuk jatuh ke pelukannya. "Kalau begitu, sesuai tantangan, ini waktunya melakukan hal yang aku inginkan, bukan?"

Sial.

Chuuya merasa permainan ini malah akan berlanjut lebih lama.

END

Play And Win

SeaglassNst

VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang