Chapter 1 Part 6: Burung hantu

7 1 0
                                    

20 Zuerst Dawn, Capital

"Seorang laki-laki bertopengkan seekor rubah hitam, merampok kawanan karavan milik pemerintahan Osten. Laki-laki itu bercirikan berambut hitam, memiliki tinggi sekitar 175 cm dan memiliki keterampilan menggunakan senjata api. Walikota Osten Laurent, menyatakan sudah mengambil tindakan dan menyelidiki kasusnya. Perlu penyelidikan lebihlanjut apakah pria rubah malam itu bagian dari kelonpok perampok Gilde." Surat kabar Blanc, Rubah Malam, ditulis oleh Elizabeth Krauts.

21 Zuerst Dawn, Hutan Dunkler

"Jangan coba-coba bertindak bodoh tuan!" Julius mengarahkan senjata apinya kearah, "Jatuhkan senjatamu dan angkat tanganmu!"

Perlahan rubah itu meletakan flintlocknya ke lantai kayu kereta kuda, mengangkat tangannya seraya mengutuk apa yang terjadidalam hatinya. Sementara itu Paul memeriksa seorang petugas yang tak sadarkan diri, memeriksa denyut nadinya dan berkata, "Pria ini masih hidup tuan Gauls!"

Tanpa mereka sadari seseorang mengintai dari kegelapan hutan, sebuah pisau belati melayang mengenai senjata api yang Julius arahkan. Keheningan malam terpecah oleh suara benturan besi dari pisau belati dan senjata flintlock. Seorang wanita melompat dari dahan pohon dan berdiri dihadapan paul dan Julius. Angin malam mengikuti kehadiran wanita bergaun merah dengan topeng dan jaket hitam yang terbuat dari bulu burung.

Topeng dari wanita itu mengingatkan Julius akan wujud seekor burung hantu. Dengann sigap Paul mengeluarkan senjata api dari sarungnya,namun wanitaburunghantu itu dengan cepat mengambil sebuah pisaubelati yangberada di paha kirinya dan melemparkannya kearah lengan baju Paul hingga menancap kesebuah batang pohon, menjatuhkan senjata api Paul dan melumpuhkannya.

Julius mulai mengarahkan senjata apinya kearah wanita itu, namun dengan cepat wanita itu menarik pedang rapier, hanya memakan waktu beberapa detik wanita itu menggunakan pendangnya untuk mengarahkan sanjata api Julius keudara sehingga tembakannya dilepaskan diudara. 

Dengan cepat wanita itu mengayunkan pedangnya kearah Julius hingga tidak memberikan Julius kesempatan untuk mengisi senjata apinya, salah satu ayunannya mengenai pipi Julius, lalu dengan cepat wanita itu melingkarkanpedangnya pada senjata api Julius hingga senjata api itu terlepas dari tangan Julius dan terlempar, Juliuspun terjatuh sesaat wanita itu mengacungkan pedangnya didepan wajahnya. Takjub oleh tarian pedang yang wanita itu lakukan, Julius tidak dapat berkata apapun hanya dapat menatap topeng dan mata hazel wanita itu.

Sebuah siulan terdengar dari dalam kereta kuda, mendengar siulan itu wanita bertopengkan burung hantu tersebut mengedipkan mata kirinya kearah Julius dan berjalan anggun memperlihatkan rambut hitam berkilau dan bergelombangnya dihadapan Julius menuju belakang kereta kuda itu. Disana Rubah malam keluar dari kereta kuda dengan senjata apinya sudah berada dalam sarungnya. 

Melihat rubah itu memegang sebuah bom asap, Juliuspun berseru, "Tunggu!!" Tak mendengarkan rubah itupun menjatuhkan bom itu ketanah dan menghilanng didalam gelapnya kabut asap.

"Menarik-" Julius bangkit dari tanah membersihkan bajunya dari debu, "Tidak ada laporan yang mengatakan bahwa sang rubah memiliki sekutu."

Mendekati dan mencabut pisau belati dari pohon dan lengan baju Paul, memegang pergelangan tangannya dengan erat, Paulpun berkata, "Lalu apa yang harus kita lakukan tuan Gauls?"

"Kita akan memeriksa tempat ini untuk sebuah petunjuk", Julius berjongkok melihat sekitar lalu mendekati tubuh Ben. 

"Apa tidak sebaiknya kita mengejar buronan kita tuan Gauls?" Tanya paul.

"Tidak perlu tuan paul", Julius memeriksa denyut nadi dan tubuh Ben dari rambut hingga kaki, "Lagipula kita tidak siap untuk menangkap wanita itu."

Elected KingsWhere stories live. Discover now