Chapter 22 (A Long Day After That)

3.1K 201 13
                                    

{Author P.O.V}

   Kejadian yang menimpa Abel, begitu membuatnya sedih, moodnya berantakan. Entah apa yang akan ia lakukan lagi. Ia hanya ingin perasaannya terhadap Niall hilang begitu saja, dan melupakan semua memori tentangnya. Tapi itu mustahil terjadi. Nyatanya, Abel masih teringat akan moment dimana Niall dan Holly saat itu.

   "That sh*t ! God, help me to forget that, Niall, Holly, all memories about him, all memories that we've been through together" Abel kembali membenamkan kepalanya di bawah bantalnya yang sudah basah.

   Pastilah sangat berat rasanya harus melihat, orang yang kalian suka, bersama orang lain. Orang yang pernah hadir di masa lalunya, walau hanya sebagai teman, tapi itu menyakitkan bukan? Itulah yang terjadi pada Abel saat ini.

   Meskipun begitu, Abel tetap harus menjalani semuanya. Mungkin semuanya akan berakhir, saat graduation telah selesai. Sebulan lagi.. Hanya sebulan lagi..

{Abel P.O.V}

   Aku memutuskan untuk diam di kamar hari ini. Tidak berniat untuk kemana-mana, makan pun tidak mau. Lelah menangis semalaman, hingga tidak terpikirkan satu hal pun untuk aku lakukan. Meskipun begitu, mengapa hatiku tetap mengatakan jika aku merindukan "Niall" orang yang jelas-jelas menyakiti hatiku berulang kali? Feels like I can hear my heart beat make sounds like "Niall I miss you. Why did you do that to me? Why you always broke my heart?" Maybe like that.

   Dan aku mendengar kak Josh yang berulang kali mengetuk pintu kamar ku yang terkunci rapat. Berkali-kali pula ia bertanya "My sistaaa are you wake up?"  "Please open the door"  "Why you lock this door?"  "Omg I can't found the duplicate of this key" "Open the dooorrr Bel!"  "Are you not hungry?" Aku bosan mendengar kak Josh berteriak seperti itu.

   Aku merasakan cairan hangat kembali mengalir dari hidungku. "Ah this blood came back" aku segera mencari sesuatu yang dapat menahan darah ini keluar dari hidungku. Aku melihat sapu tangan biru milik Niall, aku belum mengembalikannya. Aku segera mengambil sapu tangan itu, dan menutup hidungku. Sambil berlari ke arah kamar mandi.

   Setelah darah itu berhenti mengalir, aku membersihkan sapu tangan Niall. Dan mengeringkan sebentar sapu tangan itu lalu mengambilnya kembali untuk berjaga-jaga. Takut kalau hidungku kembali mengeluarkan darah segar.

   Aku melirik jam dinding di sisi kamar ku, jam baru menunjukkan pukul 8 pagi. Tapi yang terlihat masih seperti kumpulan awan hitam. Clouds came before the rains. Aku menyimpulkan seperti itu.

   Mungkin suasana seperti ini mendukung untuk tidur. Kenapa aku memilih tidur? It because I can't sleep all those night, just let my tears fell down again and again, feeling my broken heart. And now, I need to sleep.

   Just forget about Niall, about his mistakes, about our memories. About all we've been through, together. I'll find someone better than him. I knew that.

{Niall P.O.V}

   Why am I so stupid? Membiarkan dia pergi, sebelum aku menyatakan semua hal yang ingin aku katakan. What can I do?

   I'm just act like an idiot guy. Let those girl cry again, broke her heart again, let her go again. Memang itu bukan keinginanku. Aku sama sekali tidak menginginkan hal itu terjadi, lagi.

   Hanya karena tidak sengaja bertemu dengan Holly kembali. Dan Holly menyebabkan kekacauan. Itu diluar perkiraanku. Semua hal itu benar-benar bukan rencana yang aku persiapkan.

   Mengapa hal ini terjadi disaat aku sudah menetapkan hati ini, untuk menyatakan suatu hal yang selama ini terpendam. I just wanna tell her about the truth, but ended like this. What can I do? Oh God, I'm so confused about this.

Loved You First (Niall Horan love story)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang