Chapter 10 (Beginning of The Friendship)

4.2K 234 1
                                    

{Author P.O.V}

*autumn

Selang beberapa minggu dari acara perpisahan kakak kelasku. Kegiatan belajar mengajar pun di mulai lagi. Tentunya dengan kelas yang berbeda. Sekarang Abel di kelas 3 begitupun dengan Niall.

Hingga suatu hari....

Pulang sekolah, Niall menghampiri Abel yang terlihat sedang berjalan sendiri di koridor sekolah.

"Hi Bel, pulang bareng yuk" ajak Nial dengan wajah yang sedang berseri-seri entah kenapa. Sekarang Niall sudah berjalan di sebelah Abel.

"Boleh" Abel menjawabnya tapi masih terfokus dengan buku yang di abaca bertuliskan 'Science book'

Niall hanya menatap Abel yang masih terfokus dengan bukunya itu. Keheningan terjadi cukup lama hingga mereka sampai di depan gerbang sekolah. Mereka berjalan terus menelusuri pinggir jalan. Niall pun mencoba untuk memecah keheningan yang terjadi. "Tumben sendirian, emangnya ga bareng Trisha ya?" ucap Niall dengan sedikit ragu.

Abel menengok ke arah Niall dan menjawab "Trisha sedang rapat osis", lalu ia kembli terfokus dengan bukunya.

"Ohh..." jawab Niall yang mungkin kebingungan untuk mencari kata-kata lain yang sekiranya bisa meneruskan percakapan antara mereka berdua. "Emangnya kamu mau ulangan yah?" Niall bertanya dan Abel hanya mengangguk. Lalu ia menutup bukunya.

"Oh iya, kita mampir dulu yuk ke café itu" ajak Niall sambil menunjuk café yang ada di sebrang jalan.

"Mau ngapain?" tanya Abel sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Makan" jawab Niall singkat. "Mau ga? Kalau ngga juga ya gpp sih, aku ga maksa"

"Hm... Ayo aja, kebetulan aku juga lapar" Abel pun tidak menolaknya, karena memang nyatanya dia lapar. Niall dan Abel pun segera menyebrangi jalan.

*at Café

"Pancake and hot chocolate please" ucap Abel kepada pelayan yang berada tepat di sebelahnya sambil mencatat pesanan.

"Aku samakan saja dengan pesanannya" ucap Niall kepada pelayan.

Abel terdiam, Niall pun terdiam. *tbtb menjadi kacang* #plak *salah topiK maap.-.*

Niall dan Abel pun masih terasa canggung. Padahal di awal mereka bisa ngobrol bareng waktu di uks terasa biasa saja. Mungkin karena efek kejadian yang lalu, yang membuat Abel menangis dan kejadian lalu yang membuat Niall merasa bersalah.

"Hari ini dingin ya?" tanya Niall untuk mencairkan suasana.

"Iya, banget" jawab Abel, entah bagaimana cara dia menemukan kata-kata lain untuk diucapkan dan menjadi bahan obrolan yang tepat.

Mereka sekarang benar-benar kehilangan kata-kata. Keheningan terjadi lagi, 5 menit kemudian semua itu terpecahkan dengan datangnya pelayan yang membawakan pesanan mereka berdua. Dengan cepat, Niall memakan pancake yang baru saja sampai di meja itu dan belum sampai 5 menit Niall sudah menghabiskannya.

"Makannya cepet amet Ni. Laper atau doyan?" Abel bertanya sedangkan mulutnya masih mengunyah makanan sedikit demi sedikit.

"Kalo dua-dua nya gimana?" jawab Niall.

"Labil. Jadi orang jangan labil deh" perkataan itu terlontar secara tidak sengaja dari mulut Abel. Abel memang tidak menyukai seseorang yang labil.

"Kalo soal makanan, aku labil. Kalo yang lain sih aku ga labil" kata Niall.

Hampir satu jam Abel dan Niall diam di café itu. Rasa canggung sudah mulai hilang sedikit demi sedikit. Mereka mulai saling berbincang satu sama lain. Saling bercanda dan bertukar cerita atau pengalaman pribadi. Niall pun mengeluarkan beberapa humor yang dia punya. 'ternyata Niall asik banget orangnyaa' Abel hanya mengutarakan kata-kata itu dalam hatinya.

Sesekali disaat Abel bercerita tentang pengalamannya, Niall tertawa dan tawa khasnya itu membuat perasaan Abel yang sebelumnya kosong, terasa lebih terisi kembali. Terkadang disaat mereka kehabisan topic pembicaraan, mereka hanya bisa menunduk. Tidak berani untuk menatap satu sama lain.

"Bel, aku mau kalau kita sahabatan" Niall berterus terang, Niall tidak mau kalau dia terlalu gegabah untuk mengungkapkan perasaan dia yang sebenarnya.

Sebenarnya hati Abel enggan untuk membuka mulut, mengeluarkan suara sedikit pun ia tidak mau dan dia lebih memilih untuk diam. Tak sanggup menjawab kata-kata yang diucapkan Niall tadi. 'Kenapa harus sebagai seorang sahabat? Kenapa ga bisa lebih dari ini?' gumam Abel dalam hatinya.

Tapi yang keluar dari mulutnya hanya "ok sepakat" ucap Abel sambil mengulurkan jari kelingkingnya dan saling mengaitkan satu sama lain.

Di tempat itu dan di saat itu pula mereka resmi bersahabat. Beginning of the friendship.

Maaf banget ya part yang ini kependekan T_T, maaf kalau gaje atau sebagainya. Vote and comment juga ya:)

Loved You First (Niall Horan love story)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang