Positif covid

1.3K 18 9
                                    

Kamis, 1 Oktober 2020
jam 19.23
R. Graha 306 RS Kilisuci
Kenapa saya bisa masuk ke sini?
Tentu saja karena swab saya positif.
Kaget, agak ndredeg..koq bisa? Padahal saya merasa sehat, bahkan tadi pagi saya nggowes bersama suami keliling kampung.
Berawal ada undangan bimtek di BNNP Jatim selama tiga hari, Rabu ( 30 Sept) - Jumat (2 Okt) menginap di Hotel Dafam, seluruh peserta diminta melampirkan hasil rapid tes covid-19.
Rabu pagi jam 08.00 saya ke kantor untuk minta di rapid sebelum berangkat, koper, laptop, tas sudah saya siapkan, saya ke kantor untuk rapid tes dan mengambil sprint, karena sehari sebelumnya saya wfh. Ketika dirapid, muncul hasil reaktif. Karena saya belum yakin, saya minta dirapid lagi , dan ternyata hasilnya tetap reaktif. Kemudian saya pulang untuk menyampaikan informasi ini kepada suami.
Rabu 30 sept sekitar jam 10 pagi saya diantar suami untuk melakukan rapid tes di Puskesmas Sukorame, alhamdulillah karena dulu saya bekerja disini, teman-teman kooperatif dan mudah saja saya meminta untuk dirapid. Saya dan suami dirapid,oleh Diana (analis handal Puskesmas ini) ternyata hasil saya tetap reaktif sedangkan suami non reaktif.
Kami pulang, sembari telepon sana sini berupaya bisa tes PCR/swab, mandiri pun kami mau, agar tidak was-was karena di rumah ada anak-anak. Suami juga telepon dr Fauzan (Kepala Dinas Kesehatan).
Rabu 30 Sept sekitar jam duabelas siang dr Purnanti, Kepala Puskesmas Sukorame menelepon saya untuk kembali ke Puskesmas, akan dilakukan swab untuk saya. Saya pun kembali ke Puskesmas diantar suami. Saya di swab hidung, tenggorokan, rasanya panas, krn hidung kan dimasuki semacam selang yang kecil dan panjang, tenggorokan dimasuki semacam contton bud yang agak besar, rasanya mau mutah.Kami pulang setelah swab. Petugas swab Diana lengkap dengan pakaian astronotnya.

Rabu, 30 Sept sekitar jam 3 sore saya ditelepon rekan dari RS Gambiran,mbak Ririn solmet saya, menyampaikan jika hasilnya invalid, tidak terbaca, diminta menunggu telepon dari pihak puskesmas yang akan meminta swab ulang.
Sekitar jam 6 sore, pihak Puskesmas Sukorame (p Basuki) menelepon saya, dan saya diminta Kamis jam 08.15 ke Puskesmas untuk diswab ulang.
Kamis, 1 Okt sekitar jam 8 pagi saya sudah berada di Puskesmas diantar suami. Saya di swab ulang, hanya bagian hidung saja, namun lebih dalam. Rasanya panas sampai keluar air mata. Setelah itu kami pulang.

Sekitar jam 11 siang suami ditelepon dari Dinas Kesehatan (Pak Alfan ), diinfokan bahwa hasil tes swab saya positif. Suami memanggil saya ke kamar untuk diberitahu, saya kaget, dan ndredeg. Karena saya merasa sehat , bahkan asam lambung yang biasa kambuh, tidak kambuh seminggu lebih. Jadi saya merasa sehat, normal. Ternyata saya positif covid-19. Betapa ini merupakan hal yang sangat mengejutkan. Saya diskusikan dengan suami, akhirnya diputuskan saya harus melakukan isolasi di RS khusus isolasi, suami menyarankan begitu agar tidak beresiko dengan anak- anak. Menurut suami, saya lebih baik di RS sehingga tidak kontak dengan anak-anak. Suami juga menyampaikan, bahwa dia selalu paling tegas jika rapat dengan walikota, bahwa orang yang OTG harus isolasi di Kilisuci agar tidak terjadi transmisi lokal di dalam rumah. Ya sudah, saya manut suami.

Sekitar jam 2 siang, saya ke RS Kilisuci diantar suami. Saya bersikeras tidak mau dijemput dengan mobil khusus dan petugas khusus dengan pakaian hazmat seperti astronot, bukan apa-apa, karena saya takut membuat tetangga saya stres dan kuatir. Jadi saya memilih diantar suami dg mobil pribadi kami, dan langsung menuju UGD RS Kilisuci yang sudah dikontak kami akan datang.

Pelayanan di UGD sangat ramah, dokter jaga, perawat, semuanya ramah. Saya diperiksa nadi, tensi, kadar oksigen otak,diambil sampel darah, juga EKG. Kemudian saya dirongten, sebelum masuk ke kamar rawat inap. Saya masuk kamar rawat inap nomor 306, dahulunya adalah Graha Wijaya Kusuma, ruang rawat inap VIP ketika RSUD Gambiran masih di sini. Saat ini difungsikan khusus untuk isolasi covid-19 yang OTG.

Sepanjang hari ini, banyak teman , keluarga yang telepon, video call, sehingga saya tidak merasa kesepian. Bahkan ada teman ( P maghfur pemilik Zaidan toko oleh-oleh haji) yang langsung kirim vitacov 3 botol untuk asupan vitamin, Juga pak Siwi (Ketua BSMI Kediri) kirim madu sebotol, masker medis, serta sedus aqua 500 ml ke RS, bahkan kirim vitamin, masker, madu juga ke rumah . MasyaALloh....alhamdulillah. Banyak yang perhatian, saya merenung...ternyata ada sesuatu makhluk Alloh yang tidak terlihat mata, namun dia masuk ke tubuh kita tanpa permisi dan tanpa kita tahu, kemudian dia merubah segala ritme hidup kita. 14 hari sy harus isolasi, tidak beraktifitas domestik, juga publik, seakan akan dunia saya berhenti di kamar 4x 6 meter di rumah sakit ini. Tidak boleh bertemu keluarga dan siapapun. Hp dan laptop adalah sarana canggih untuk bertemu siapa saja dengan video call. Saya juga diperiksa rutin dan makan rutin. Biasanya saya makan tidak selalu nasi. Saya juga harus berada di ranjang, karena tidak ada kursi di dalam kamar. masyaAlloh, kuasaNYa benar- benar Luar biasa. Dalam satu kali sebutan positif covid, semua berubah.
Sepertinya obat yang diberikan tadi, selain vitamin adalah obat tidur, mata saya mengantuk. Kita sambung besuk yaa...

Poto view kamar :

Poto view kamar :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
KAMAR 306-jika corona sebesar kambing-Where stories live. Discover now