"Itu, pakai passcode" ujar Jaehyun diam di tempat.

Jennie mengangguk "Bisa tolong, bukakan?" pintanya memohon.

Jaehyun mengangguk pelan dan mengetuk wristwatch nya lalu muncul layar transparan yang entah apa itu lalu pria tersebut mengetikkan sesuatu di sana .

Beep!

Pintu terbuka dan Jennie benar-benar berlari menjauh hingga punggungnya tidak lagi terlihat. Meninggalkan kamar luas yang lengang dan bersuhu dingin akibat air conditioner.

Jaehyun menghela nafas. Dia lupa bertanya nama gadis itu.q

"Jujur, kenapa kamu tidak pulang, hah!?Kenapa?! Kamu gak melakukan yang aneh-aneh, 'kan?!" Tanya Lisa panik yang mana Irene ikut-ikutan mendesak Jennie dengan menggoyang-goyangkan tubuh sahabatnya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jujur, kenapa kamu tidak pulang, hah!?Kenapa?! Kamu gak melakukan yang aneh-aneh, 'kan?!" Tanya Lisa panik yang mana Irene ikut-ikutan mendesak Jennie dengan menggoyang-goyangkan tubuh sahabatnya itu.

Jennie menggeleng pelan dengan ekspresi yang sangat pintar untuk menutupi kebohongannya.

"Tadi tuh aku sempat tepar di meja Bar sampai pagi, makanya aku buru-buru karena malu juga jadi tontonan staff disana." jelas Jennie tenang sekali, demi apapun ia sangat merasa bersalah melihat wajah Irene.

Lisa menajam "Lah, memang bartender gak bangunin kamu?"

Jennie menggeleng lagi "Udah, tapi lo tau kan orang mabuk tuh bagaimana? Apalagi aku baru pertama kali minum." alibinya tersebut kemudian dapat meruntuhkan kepanikan dua sahabatnya tersebut.

Irene menghela nafas lega kemudian menoyor pipi Jennie kencang "Tapi kamu ketemu cowok ganteng gak?" Tanya nya sedikit berbisik.

Jennie terbahak keras "Ada kok, satu orang tapi dia lumayan tua buatku"

Ia mengatakan itu dengan jujur. Ya memang hanya Mr. Jung saja yang tampan diantara semua laki-laki di Toretto White club. Dan juga pria itu memang lumayan tua untuknya.

Lisa bertepuk tangan fantastis yang mana mengundang tatapan kesal dari para senior. Lisa berdecak kemudian melotot ke arah mereka dengan santai tak peduli dicap sebagai apapun.

Irene manggut-manggut paham, "Paman Jae suka ke ke Club Toretto itu, Jen" ujar Irene.

Jennie menegakkan badannya yang membeku "Ya?"

"Kamu gak ketemu dia gitu?"

Jennie menggeleng cepat "Tidak sempat, aku sudah oleng pria sana-sini" pintar sekali, padahal tidak ada satupun pria yang paling menarik perhatian selain Mr. Jung.

Irene menghela nafas kemudian mengangguk "Nanti malam mau ada perilisan teknologi komputer baru, Geotech dari Jeff Enterprise, kalian berdua ikut ya please? Aku penasaran tapi tidak ada teman." Irene memohon dengan kedua tangan diatupkan.

Jennie meringis, tadi pagi Owner nya sendiri yang langsung bicara seperti itu padanya . Mau banget sih, Jennie bilang kalau ia sudah Make Out dengan kakak sepupu temannya itu dan memberi segudang penjelasan sedari awal bahwa mereka hanya karakter dalam novel digital.

Tapi, kan tidak mungkin.

"Ah tidak deh, aku mau belanja saja" tolak Jennie terkekeh.

Lisa yang baru aja mau mengangguk antusias itu pun menghela nafas panjang.

Jennie membuka ponsel yang masih menampilkan history search nya di geegly.

Ah, akhir-akhir ini Pria itu sedang naik daun dan perusahaan nya makin meroket karena salah satu bidang Industri Jeff Enterprise mengeluarkan korporasi baru yang bertema teknologi modern.

Awalnya Jennie tercengang karena teknologi di kehidupan sebelumnya mungkin hanya dua dari tiga ratus persen dibandingkan teknologi di kehidupan ini. Ayolah bahkan Mr. Jung ponsel nya sudah ponsel hologram yang muncul ketika jam tangannya di ketuk.

"Eh, apa kita ketinggalan zama pakai ponsel begini?" Tanya Jennie kepada dua temannya yang sedang menjahili junior mereka.

Irene dan Lisa tampak mengerenyit "Ketinggalan zama bagaumana maksud kamu?"

Jennie mendesah panjang lalu berdecak "Itu loh, harusnya kita kan pakai semacam hologram gitu" jelas nya kurang dipahami.

Irene terbahak sembari menepuk-nepuk lengan junior tadi dengan keras dan mengisyaratkan mereka upaya segera pergi agar tidak mengganggu perbincangan.

Lisa menunjuk dahinya "the name is bodoh
"

Jennie mendengus, Irene hanya manggut-manggut sembari berusaha menghentikan tawanya.

"Kamu mau beli dimana pake ponsel begitu?, mau pakai apa juga beli nya?Daun pisang?" cibir Irene lalu terbahak-bahak bersama Lisa.

"Lagi juga justru ponsel kita paling baik diantara yang lain tuh." tambah Lisa yang mana diangguki Irene.

Jennie merengut, ia tampak berpikir sebentar "Tapi Mr. Jung pakai hologram kok"

"Hah? Kamu lihat Pamanku dimana ?, Memang dia pakai ponsel begitu?" Tanya Irene malah antusias.

Jennie tersenyum manis. Ia menengadah sembari mencari-cari alasan yang tepat. Gadis itu menujuk ponsel nya yang terdapat beberapa artikel tentang Mr. Jung.

"Nih aku iseng-iseng  lihat artikel tentangnya disini" unjuk Jennie.

Irene menautkan alisnya "Mana? Ini foto telekonferensi dia sama ilmuan semua, tidak ada tuh "

Jennie terkekeh sembari menggaruk kepalanya tidak gatal. Ia melambaikan tangan pertanda bahwa lupakan saja omongannya tadi yang kelewat ngawur.

"Ya, kalau iya juga, kenapa? Geotech sendiri pasti sudah menciptakan ponsel model baru dan yang pertama mencoba pasti Paman Jae" pungkir Lisa.

Irene mengangguk setuju lalu merangkul Jennie dan Lisa menuju kantin. Jennie menghela nafas dan menerawang berpikir keras bagaimana caranya mempertemukan Rose Park dan Mr. Jung sebelum pria itu juga akan mencari-cari dirinya tanpa ampun sampai ke pelosok.

Jennie menggeram, seingatnya sebelum Rose Park bertemu Jaehyun, wanita itu pergi bersama rekan kerjanya di sebuah Mall untuk berbelanja, dan rencananya kali ini semoga tidak salah.

O 4

[Unknown Character]

Unknown Character [revision on progress]Where stories live. Discover now