3. Lembaran baru

444 43 11
                                    

Jumat, 2 Oktober 2020

Hai Readers....
Maaf lama update yang ini, but....

Happy reading!


Chapter lalu

Para penodong itu merampas koper yang dipegang erat oleh pria yang ditodong, lalu berniat menembak kepala pria itu. Zhanyi yang sudah mengendap-endap di belakang penodong segera membloking arah pistol lalu menghajar kedua penjahat itu, memukulnya hingga pingsan. Tak sia-sia ilmu bela diri yang dipelajarinya sejak kecil. Setelah membuat dua penjahat itu tak berkutik, Zhanyi menyerahkan koper tersebut kepada si pemiliknya.

______


"Terima kasih nak, kau sudah menolongku, boleh tahu siapa namamu?"

"Zhanyi, paman" Kata Zhanyi seraya memeriksa si pengemudi yang terluka

"Paman, dia harus segera di bawa ke Rumah sakit, lukanya banyak mengeluarkan darah" Zhanyi merobek baju kemeja dari salah satu penjahat itu, dan menggunakan robekan baju itu untuk membebat luka tembak di bahu sang pengemudi

"Oh baik, aku telepon ambulan dulu" Jawab pria yang dipanggil paman tersebut.

"Paman ini tidak akan sanggup jika menunggu ambulan, sebaiknya bawa dia sekarang juga ke rumah sakit, di jalan nanti telepon ICU agar mereka segera siap menerima pasien gawat darurat" Pria itu tertegun sebentar, benar juga jika menunggu akan membuang waktu.

"Ayo paman bantu aku, aku tidak kuat memindahkan paman ini sendirian" kata Zhanyi. Pria itu segera membantu Zhanyi memindahkan supirnya yang terluka dari kursi kemudi. Setelah selesai Zhanyi segera mohon diri.

"Eh tidak bisa, kamu harus membantu saya sampai selesai, bagaimana dengan dua penjahat ini? Aku khawatir mereka ini bukan penjahat biasa, siapa tahu..."

"Siapa tahu mereka cuma pura-pura merampok?" Pria itu memandang Zhanyi takjub, bagaimana bocah remaja ini bisa membaca jalan pikirannya

"Kamu... sesuatu sekali. Apa kamu bisa membawa mobil?" Zhanyi menggeleng. Pria itu kebingungan

"Begini saja, paman antar supir paman ke rumah sakit, bagaimanapun nyawa lebih penting. Dua penjahat ini akan aku urus ke kantor polisi." Kata Zhan seraya mengikat kedua tangan penjahat itu jadi satu dengan dasi sekolahnya.

"Apa kau punya nomor telepon polisi?" Zhan mengangguk.

"Baiklah, tapi tolong kamu tunggu aku di kantor polisi ya!" Seru pria itu seraya menjalankan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

Zhan mengerti kenapa ia harus menunggu pria itu di kantor polisi, karena ia harus memberi keterangan kepada polisi. Tak lupa Zhan menelepon kakaknya, bahwa ia ada urusan mendadak di kantor polisi. Ziyi tentu saja terkejut kenapa adiknya berurusan dengan polisi. Tidak ada hal yang disembunyikan oleh Zhanyi, maka diceritakannya melalui telepon agar Ziyi tidak panik.

Zhanyi duduk menunggu di ruang kantor kepolisian, ia tidak mau memberi keterangan apapun sebelum pria yang menjadi korban itu datang. Setelah agak lama menunggu, Zhanyi ketiduran di kursi. Sesuai perkataannya, Pria yang menjadi korban perampokan tadi tiba dengan napas memburu. Pria itu khawatir bocah remaja itu tidak mau menunggunya, tetapi ketika dilihatnya Zhanyi tengah tertidur, ia menjadi lega. Dibangunkannya bocah itu, tidak lupa ia memperkenalkan dirinya. Pria itu bernama Zhu Shenwei, ia pemilik sebuah hotel berbintang lima. Jadi tidak aneh jika mungkin saja ia punya musuh dalam berbisnis.

Usai memberi keterangan. Zhanyi segera ingin pulang, ia ingat kakaknya pasti khawatir jika ia lambat pulang.

"Tunggu dulu, Zhan. Katakan apa yang bisa aku berikan padamu sebagai rasa terima kasihku atas bantuanmu" Tanya Shenwei. Zhanyi tersenyum

Find the Middle Way [Slow Update]Where stories live. Discover now