"John" panggil sang ibu di ambang pintu. "Boleh Eomma masuk?" tanya wanita yang sudah tua itu.

"kemarilah eomma"

"Aku ingin memberimu satu hal" ujar Nyonnya Seo.

"Apa?"

"Haechan baru mengetahui siapa ibunya, dia tahu ibunya sudah pergi. Tapi dia benar-benar membutuhkanmu John" cicit Nyonnya Seo.

"Aku tidak percaya" ucap Johnny.

"Eomma tak pernah menceritakan sosok ibu padanya, yang sering Eomma katakan hanya kau saja. Eomma tak ingin ia sedih karena kehilangan seorang ibu" ujar Nyonnya Seo.

"Berarti Eomma tidak pernah kemakam Ten istriku?" tanyanya tak menyangka. Sang ibu hanya menggeleng keras.

"Hanya Haechan, dia tidak pernah kemakam ibunya" ujar wanita lebih matang itu.

"Lalu, Eomma pikir dengan kau menceritakan ini aku akan lebih perhatian padanya?"

"Eomma hanya ingin mengingatkan mu John, Haechan butuh kasih sayangmu. Dia menunggu mu sejak lama, dan kau masih menutup hatimu untuknya?" tanya Nyonnya Seo.

"Aku tidak akan bisa membuka hati untuk anak pembunuh sepertinya, Eomma boleh keluar" usir Johnny.

"Eomma ingin kau sadar sebelum terlambat John" ujarnya, kemudian Nyonnya Seo keluar dari kamar Johnny.

"Kau lihat Ten, bahkan Eomma membela anak pembunuh itu dari pada aku" ucapnya pada foto Ten yang terpajang di dinding kamarnya.

^__^

Semua teman-teman Haechan masih mengerumuninya, mereka ingin tahu bagaimana perasaan Haechan saat pertama kali melihat sang ayah.

"Chan, ayahmu tampan aku juga ingin jadi anaknya dong" goda Renjun.

"Tidak boleh! kau kan sudah punya ayah sendiri" larang Haechan pada Renjun. "Tapi aku bisa melihat wajahnya itu tak suka pada mu" ujar Renjun blak-blakan.

"Maksud mu apa?" tanya anak berpipi chubby itu.

"Ayahmu seperti tidak menginginkanmu Chan, saat kau memeluknya dia tidak membalas pelukanmu bukan?" ucap Jaemin pada Haechan.

"Benarkah? aku tidak merasa begitu"

"Terserah padamu, coba carilah perhatiannya ya. Aku harap ayahmu bisa menerima mu segera" ucap Renjun.

Haechan hanya mengangguk paham. Semoga apa yang dikatakan oleh temannya ini tidak benar, semoga ayah yang ia tunggu-tunggu juga merindukannya.

"Aku ingin memelukmu dad" gumam Haechan.

^__^

Malam itu Johnny berniat untuk pulang kerumahnya. Ia tak ada minat untuk tinggal di rumah ayahnya. Apalagi mengingat ada seorang anak yang ia ingin jauhi selama ini.

"Dad, mau kemana?" tanya Haechan. Ia selesai dari dapur.

"Sial!" umpat Johnny pelan. "Dad, are you okay?" tanya anak perempuan itu kembali.

Johnny memutar tubuhnya menghadap Haechan. "Aku baik" jawabnya singkat.

"Ini sudah malam dad, nanti dad masuk angin kalau keluar malam-malam" cicit Haechan pada Johnny.

"Aku ingin pulang, jadi kau cepat tidur!" titah Johnny. Haechan menggeleng "Rumah dad disini, tinggalah bersama Haechan disini" pinta Haechan.

"Tidak bisa, maaf" ujar duda anak satu itu. "Kenapa dad?" tanya haechan kembali.

"Aku tidak bisa tinggal dengan orang yang telah membunuh istriku" pungkas Johnny.

DEG!

Hati Haechan terasa diremat-remat. Apakah benar bahwa ayahnya ini tidak menyukainya? apakah ia sendiri yang menyebabkan ibunya pergi?.

"Kau terkejut? memang begitu pernyataannya. Kau pembunuh istriku!" Seru Johnny.

"Johnny! apa yang kau katakan?!" tanya Nyonnya Seo yang baru saja keluar dari kamarnya. "Kau mencoba menyakiti Haechan?!" tanyanya kembali.

"Iya! agar dia tau batasan siapa dia sebenarnya!" gerutu Johnny. Ia nampak marah, kulitnya memerah menahan isak tangis dan amarah.

Jujur Haechan ini pertama kalinya ia dibentak. Apalagi yang membentak orang yang ia rindukan. "A-aapa.. salah Channie?" tanyanya gemetar.

"Salah mu adalah, kau lahir di dunia ini!" jawab Johnny tanpa rasa bersalah.

Tanpa basa basi, Nyonnya Seo menampar keras pipi kanan putranya hingga terdengar seperti keributan.

"Ada apa ini?" tanya Tuan Seo saat mendengar suara tamparan yang lumayan keras.

"Dia telah berani menghina anaknya sendiri, kau lihat itu!" sang ibu berbicara lantang.

"Aku tidak menghina, tapi ini adalah fakta!" tegas Johnny.

"Dasar, kau bertambah gila!" Nyonnya Seo hampir menampar Johnny. Namun dihentikan oleh Haechan.

Haechan memeluk tubuh Johnny. "Jangan, oma jangan menyakiti Daddy" ucapnya sembari menangis terisak.

Johnny mendorong keras tubuh Haechan. "Jangan pernah menyentuhku! apalagi memperlihatkan dirimu dihadapanku!" Seru Johnny lalu pergi meninggalkan rumah Seo.

"Dad!! jangan pergi!! aku sangat membutuhkan mu! aku menyayangimu dad, dad aku mohon jangan pergi dad!!" Seru Haechan lantang. Ia menangis, ia ingin ayahnya hanya ayahnya sekarang.

"Dad! aku mohon sekali saja tinggal bersamaku" ujar anak itu tak kuasa menahan tangis. Nyonnya Seo menahan langkah Haechan untuk mengikuti Johnny.

"Chan, jangan menangis sayang" Tuan Seo berbicara. Ia juga tak kuasa menahan tangisnya.

"tapi.. tapi.. Channie mau daddy, Oma biarkan daddy tinggal disini. Channie ingin daddy memeluk Channie" ujar Haechan.

Tuan dan Nyonnya Seo hanya bisa memberi pelukan hangat agar Haechan berhenti menangis. Mereka tidak tega dengan anak umur 7 tahun ini. Semoga Johnny bisa cepat menerima Haechan, hanya itu doa yang selalu mereka panjatkan.

'pada dasarnya seseorang dilahirkan untuk dicintai'

Tbc
.
.
.

hai maaf aneh banget partnya, semoga kalian terhibur. jangan lupa apresiasi kalian💚

voment juseyo✔

Daddy || Johnny [✔]Where stories live. Discover now